Affandi, Muchammad Lukman (2015) Perancangan griya seni dan budaya terakota di Trawas Mojokerto: Tema re-inventing tradition. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
|
Text (Introduction)
11660008_Pendahuluan.pdf Download (201kB) | Preview |
|
|
Text (Abstract: Indonesia)
11660008_Indonesia.pdf Download (88kB) | Preview |
|
|
Text (Abstract: English)
11660008_Inggris.pdf Download (86kB) | Preview |
|
|
Text (Abstract: Arabic)
11660008_Arab.pdf Download (194kB) | Preview |
|
|
Text (Chapter 1)
11660008_Bab_1.pdf Download (503kB) | Preview |
|
|
Text (Chapter 2)
11660008_Bab_2.pdf Download (2MB) | Preview |
|
|
Text (Chapter 3)
11660008_Bab_3.pdf Download (721kB) | Preview |
|
|
Text (Chapter 4)
11660008_Bab_4.pdf Download (6MB) | Preview |
|
|
Text (Chapter 5)
11660008_Bab_5.pdf Download (4MB) | Preview |
|
|
Text (Chapter 6)
11660008_Bab_6.pdf Download (9MB) | Preview |
|
|
Text (Chapter 7)
11660008_Bab_7.pdf Download (369kB) | Preview |
|
|
Text (References)
11660008_Daftar_Pustaka.pdf Download (169kB) | Preview |
|
Text (Appendices)
11660008_Lampiran.pdf Restricted to Registered users only Download (9MB) | Request a copy |
||
|
Text (Summary)
11660008_Ringkasan.pdf Download (1MB) | Preview |
Abstract
INDONESIA:
Terakota merupakan salah satu kebudayaan dan kesenian peninggalan kerajaan Majapahit yang saat ini sudah hampir punah. Seiring dengan perkembangan zaman kesenian Terakota mulai terlupakan, banyak generasi muda tidak mengenal tentang kesenian tersebut. Punahnya kesenian ini ditunjang pula dengan banyaknya penjualan ilegal situs-situs peninggalan kesenian Terakota baik keluar daerah bahkan keluar negeri yang dilakukan oleh beberapa pihak yang tidak bertanggungjawab. Diperlukan sebuah tempat yang dapat digunakan sebagai wadah mempelajari kesenian Terakota dan menjaga situs-situs peninggalannya, sehingga didesain sebuah Griya Seni dan Budaya Terakota yang dapat digunakan untuk tempat pembelajaran dan melestarikan kesenian Terakota. Lahan yang dipilih untuk tempat perancangan adalah di Kecamatan Trawas, Mojokerto. Pemilihan lokasi ini dikarenakan Terakota yang menjadi peninggalan Majapahit banyak ditemukan di daerah tersebut, selain itu Mojokerto sendiri merupakan pusat dari kerajaan Majapahit.
Tema yang digunakan dalam perancangan adalah Re-Inventing Tradition, yakni dengan membentuk / memperbarui tradisi dengan cara mengkombinasikan tradisi lokal yang ada dengan unsur-unsur dari tradisi lain sehingga terbentuk tradisi baru yang berbeda, pada perancangan ini tradisi lama yang dipertahankan adalah arsitektur Majapahit dan Jawa, sedangkan tradisi barunya adalah desain modern yang menyesuaikan dengan kebutuhan masa kini. Dengan pendekatan tema Re-Inventing Tradition, pada perancangan ini berusaha untuk mengajak masyarakat agar mengenal kembali adat-adat dan kebiasaan yang baik pada masyarakat terdahulu. Selain itu melalui prinsip-prinsip dalam tema yakni pertapakan, perangkaan, peratapan, persungkupan dan persolekan digunakan sebagai dasar perancangan, sehingga memunculkan desain perancangan yang bermanfaat, indah dan tidak merusak alam. Dilatar belakangi dengan hal tersebut dipilihlah konsep khalifah di dalam perancangan ini, konsep khalifah dipilih pada perancangan dilatarbelakangi oleh pemikiran bahwasanya pemeliharaan alam semesta dan memanfaatkan serta menjaga kebiasaan dan adat istiadat yang baik merupakan tugas dari khalifah di muka bumi.
Pada perancangan cakupan konsep ditekankan pada pengolahan tapak, bentuk bangunan, penggunaan material-material, konsep struktur bangunan, ruang-ruang, dan estetika dalam bangunan. Dengan rancangan griya seni dan budaya melalui pendekatan tema Re-Inventing Tradition tersebut dapat menghasilkan suatu karya arsitektur yang sesuai dengan koridor keilmuan Re- Inventing Tradition dan diintegrasikan dengan nilai-nilai keislaman, diupayakan perancangan nantinya dapat memunculkan kompleks bangunan yang unggul, bermanfaat dan nyaman bagi para pengunjung.
ENGLISH:
Terracotta is one of culture and the arts of Majapahit relics which are now almost extinct. Along with the development of the age the art of Terracotta are starting to be forgotten, a lot of the younger generation doesn't know about the arts. Punahnya arts is supported by the large number of illegal websites selling relics of Terracotta art good exit area even out of the country is done by some people who are not responsible. Needed a place that can be used as a container learn the art of Terracotta and keep his legacy sites, thus designed a Griya Terracotta art and culture that can be used for learning and preserving the art of Terracotta. The land chosen for the design of the place is in district of Trawas, Mojokerto. The selection of this location because the Majapahit Terracotta relic being found in the area, in addition is the Centre of Mojokerto's own Kingdom of Majapahit.
The theme used in the design is re-inventing the Tradition, namely by establishing/updating the tradition in a way combines local traditions with elements from other traditions so formed a new tradition, on the design of this old tradition preserved is the architecture of the Majapahit Javanese and, while the new tradition is a modern design that adapts to the needs of the present. With the approach of the theme re-inventing the Tradition, on the design of this trying to invite people to know back customs and habits in the community. In addition through the principles in the theme namely pertapakan, peratapan, persungkupan, perangkaan and persolekan used as the basis of design, so the design gave rise to the design of useful, beautiful and destructive nature. The event will be based with the addition of the concept of the Caliph in this design, the concept of the Caliphate was selected on the design of distributed by the thought that the maintenance of the universe and exploit as well as keep the habits and customs of the good is the task of the Caliph in the face of the Earth.
On the design of the scope of the concept is emphasized on processing footprint, building forms, the use of materials, the concept of building structures, spaces, and the aesthetics of the building. Griya design art and culture through theme re-inventing the Tradition can produce a work of architecture that suits academic corridor re-inventing Tradition and be integrated with Islamic values, have the design later could bring a superior building complex, useful and comfortable for the visitors.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Kusumadewi, Tarranita and Mappaturi, Andi Baso | |||||||||
Contributors: |
|
|||||||||
Keywords: | Terakota; Pusat; Keajegan; Kekinian; Re-Inventing Tradition; Terracotta; Center; Keajegan; Present; Re-Inventing The Tradition | |||||||||
Subjects: | 12 BUILT ENVIRONMENT AND DESIGN > 1201 Architecture > 120101 Architectural Design > 12010125 Regionalism – Reinventing Tradition 12 BUILT ENVIRONMENT AND DESIGN > 1201 Architecture > 120108 Architecture of Public Structures > 12010808 Recreation Buildings (incl. Cultural Centers, Music Hall) |
|||||||||
Departement: | Fakultas Sains dan Teknologi > Jurusan Teknik Arsitektur | |||||||||
Location: | 12010808 | |||||||||
Depositing User: | Ratih Novitasari | |||||||||
Date Deposited: | 09 Oct 2015 10:19 | |||||||||
Last Modified: | 09 Oct 2015 10:19 | |||||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/2424 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |