Kholifah, Kholifah (2018) Perancangan Pusat Edukasi Seni Akulturasi Bali Utara dengan pendekatan extending tradition di Buleleng. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
|
Text (Fulltext)
14660082.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (25MB) | Preview |
Abstract
INDONESIA:
Pendidikan merupakan warisan budaya dari generasi terdahulu kegenerasi mendatang yang terus mengakar dari masa lampau, hari ini dan hari esok. Budaya menjadi salah satu faktor penting dalam pendidikan di Indonesia. Pendidikan di Indonesia mengalami perkembangan dan pembaruan demi menghasilkan kualitas yang bermutu dan baik.Bali salah satu provinsi di Indonesia yang kental akan keelokan budaya seni serta keberagaman ras, suku dan agama yang menghasilkana suatu persilangan budaya dalam wujud akulturasi. Sikap toleransi dan saling menghormati perbedaan dapat dicontohkan oleh Desa Pegayaman, Kec. Sukasada, Kab. Buleleng yang menjadikan seni burde yang notabenya adalah kesenian tabuh dan vokal budaya Islam berpadu dengan irama syair qosidah dengan nada kidung Hindu serta pemakaian busana khas budaya Hindu, menjadikan suatu ciri khas seni campuran antara budaya Islam dan Hindu. Percampuran antara budaya Islam dan Hindu menjadi sebuah ikatan untuk hidup saling berdampingan dan menghormati satu dengan yang lain. Pengaruh arus globalisasi yang begitu cepat menyebabkan adanya goncangan budaya atau (culture shock). Penyeretan budaya luar tanpa adanya proses internalisasi, menyebabkan ketimbangan pada unsur-unsur budaya lokal dan membuat kesadaran masyarakat serta generasi muda kian memudar. Dengan demikian maka dirancanglah Pusat Edukasi Seni Akulturasi Bali Utara, untuk meningkatkan mutu pendidikan Kabupaten Buleleng didalam bidang seni dengan melestarikan dan mengembangkan warisan budaya seni campuran (akulturasi). Tapak yang berada di Kabupaten Buleleng, Provisi Bali sangatlah kental akan unsur lokalitas maka untuk mendukung perancangan Pusat Edukasi Seni Akulturasi Bali Utara, menerapkan pendekatan Extending Tradition, untuk menggutip fitur-fitur lama (tradisional) yang gunakan pada persepktif, kebutuhan serta pengalaman masa kini. Penggunaan prinsip pertapakan, perangkaan, peratapan, persungkupan dan persolekan pada pendekatan, diharapakan dapat meningkatkan dalam spirit beraksitektur dengan penerapan Arsitektur Tradisional Bali, yang sesuai dengan aturan-aturan yang ada.
ENGLISH:
Education is the cultural heritage of previous generations to future generations that continue to take root from the past, today and tomorrow. Culture becomes one of the important factors in education of Indonesia. Education in Indonesia has developed and renewed in order to produce good quality. Bali one of the provinces in Indonesia are thick will the beauty of art culture as well as diversity race, ethnicity, and religion has resulted in a cultural cross in the form of acculturation. The tolerance and mutual respect for differences can be exemplified by the village of Pegayaman, Sukasada sub-districts of Buleleng regency which makes the Burde art that is majority art of percussion and vocals of Islamic culture in qosidah poem rhythm’s it combined with Kidung Hindu hymn and the wearing of typical Hindu culture. Meddling between Islamic and Hindu cultures becomes a bond to live side by side and respect one another. The rapid influx of globalization has caused cultural shocks. Drawing outside cultures without any internalization process, causing inequalities in the elements of local culture and create awareness of society and the youth generation increasingly faded. Thus, the Art Acculturation Education Center of North Bali was developed to improve the education quality of Buleleng regency in the field of art by preserving and developing the cultural heritage of acculturation art. The site in Buleleng regency of Bali is very strong for the localities, so to support the design of Art Acculturation Education Center of North Bali, it must apply the extending tradition approach to cite traditional features used in the perspective, needs and experience of today. The use of the principle perception, guessing, roof step, shelter step, and displacement of the approach, is expected to improve in the spirit of the architecture with the application of Traditional Balinese Architecture in accordance with rules.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Junara, Nunik and Setiono, Arief Rakhman | |||||||||
Contributors: |
|
|||||||||
Keywords: | Pusat Edukasi Seni; Akulturasi; Bali Utara; Extending Tradition; Art Education Center; Acculturation; North Bali; Extending Tradition | |||||||||
Departement: | Fakultas Sains dan Teknologi > Jurusan Teknik Arsitektur | |||||||||
Depositing User: | Heni Kurnia Ningsih | |||||||||
Date Deposited: | 25 Apr 2019 15:02 | |||||||||
Last Modified: | 25 Apr 2019 15:02 | |||||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/13868 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |