Firmananda, Rizki (2014) Ngebruk tradititon in traditional engagement of bajumati society based on 'urf perspective. Undergraduate thesis, Universitas Islan Negeri Maulana Malik Ibrahim.
|
Text (Introduction)
10210059 Pndahuluan.pdf Download (898kB) | Preview |
|
|
Text (Abstract: Indonesia)
10210059 Indonesia.pdf Download (235kB) | Preview |
|
|
Text (Abstract: English)
10210059 Inggris.pdf Download (300kB) | Preview |
|
|
Text (Abstract: Arabic)
10210059 Arab.pdf Download (156kB) | Preview |
|
|
Text (Chapter 1)
10210059 Bab 1.pdf Download (531kB) | Preview |
|
|
Text (Chapter 2)
10210059 Bab 2.pdf Download (792kB) | Preview |
|
|
Text (Chapter 3)
10210059 Bab 3.pdf Download (372kB) | Preview |
|
|
Text (Chapter 4)
10210059 Bab 4.pdf Download (822kB) | Preview |
|
|
Text (Chapter 5)
10210059 Bab 5.pdf Download (382kB) | Preview |
|
|
Text (References)
10210059 Daftar Pustaka.pdf Download (278kB) | Preview |
|
Other (Appendices)
10210059 Lampiran.rar Download (870kB) |
Abstract
INDONESIA:
Setiap masyarakat memiliki tradisi yang berbeda-beda antara wilayah yang satu dengan yang lain, sebagaimana tradisi adat peminangan yang terdapat di Dusun Bajulmati Kabupaten Malang. Tradisi tersebut dikenal dengan Ngebruk. Ngebruk artinya menyerahkan pasangan dengan cara mengharuskan pasangan yang telah melakukan proses lamaran untuk tinggal di rumah salah satu pasangan sampai menjelang akad nikah berlangsung. Dalam tradisi Ngebruk, pasangan yang belum memiliki ikatan pernikahan diperbolehkan untuk tinggal dalam satu atap yang dalam prakteknya kebanyakan pihak laki-laki yang menempati rumah pihak perempuan (calon istri). Melihat fenomena demikian, maka fokus penelitian yang menjadi pembahasan dalam penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan tradisi Ngebruk dilakukan, dan pemahaman masyarakat dalam memaknai tradisi tersebut, serta konsep ‘urf dalam memandang tradisi Ngebruk itu sendiri.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan pendekatan sejarah dengan metode pengumpulan data observasi pasif, interview dan dokumentasi. Kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan deskriptif analisis.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan tradisi Ngebruk dilakukan setelah pasangan yang hendak menikah telah dipinang oleh calon pasangan yang kemudian pihak laki-laki tinggal dalam waktu tertentu sampai menjelang akad nikah berlangsung. Dalam Ngebruk pihak laki-laki ditempatkan dalam ruangan (kamar) yang berbeda, namun ada juga yang menempatkannya dalam satu ruangan (kamar) yang sama dengan pihak perempuan. Sebagian masyarakat Bajulmati memahami bahwa tradisi tersebut merupakan rangkaian acara dalam peminangan masyarakat Bajulmati sebagai syarat dilakukannya pernikahan dengan tujuan sebagai sarana untuk saling mengenal pasangan lebih dekat, serta terdapat pemahaman bahwa ngebruk juga dilakukan karena disebabkan rumah pasangan yang memiliki arah ngalor-ngulon (utara-barat) yang jika dialami pasangan maka mereka diharuskan untuk ngebruk agar menjauhkan bahaya yang dapat terjadi dalam rumah tangga yang akan dijalani.
ENGLISH:
Every society has different tradition, for example: called ngebruk the engagement tradition in Bajulmati village, Malang regency. It is known by Ngebruk. Ngebruk means giving the couple (especially the man) to staying in one of couple’s house (woman’s house) after they got the engagement until the couple get married. In this tradition, the couple who do not have legal status allow to stay together with the couple. Therefore, discussing this phenomena (ngebruk), the researcher focus on the implementation of ngebruk tradition and the society’s understandingaboutngebruk and ‘urfperspective about ngebruk tradition.
Research method which is used on this thesis is field research, and use the historical approach. Moreover, the data collection methods are: pasive observation, interview and documentation. Finally, the data is analyzed by analysis descripitve.
The data of this research shows that ngebruk tradition can be done by the couple who have been engagement only. The man is allowed to stay in woman’s house for a period of time until they get married. In addition, the man stayed in the same room, or in different room, based on the agreement of couple’s family. Most of people in Bajulmati assume that the tradition is a series of engagement process as the requirement of the marriage. The aim of ngebruk for the couple is for knowing each other. The society believe that ngebruk should be done when the couple’s house is ngalor-ngulon (Javaness direction term, means “south-west”) to avoid the disaster in the future.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Keywords: | Tradition; Engagement; Ngebruk; ‘Urf; Tradisi; Peminangan; Ngebruk; ‘Urf |
Subjects: | 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180128 Islamic Family Law > 18012829 Islamic Family Issues & Local Tradition |
Departement: | Fakultas Syariah > Jurusan al-Ahwal al-Syakhshiyyah |
Depositing User: | Annas Al-haq |
Date Deposited: | 28 Jul 2015 08:00 |
Last Modified: | 28 Jul 2015 08:00 |
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/532 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |