Gambaran Infeksi Saluran Kemih (Isk) Dan Personal Hygiene Pada Jemaah Haji Wanita Usia Subur Di Embarkasi Surabaya

INDONESIA:

Latar Belakang: Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan masalah kesehatan yang sering dialami wanita, terutama pada kondisi yang meningkatkan kolonisasi bakteri seperti selama ibadah haji. Aktivitas padat, cuaca panas, dan keterbatasan akses air bersih dapat memengaruhi kebersihan diri (personal hygiene) dan meningkatkan risiko ISK. Pemeriksaan urinalisis metode carik celup (dipstick) merupakan metode skrining cepat dan efisien untuk mendeteksi ISK melalui parameter leukosit dan nitrit. Tujuan: Mengetahui gambaran ISK berdasarkan hasil urinalisis dipstick dan perilaku personal hygiene pada jemaah haji wanita usia subur di Embarkasi Surabaya. Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dengan rancangan cross-sectional. Sampel sebanyak 159 jemaah haji wanita usia subur dipilih menggunakan consecutive sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner personal hygiene (5 pertanyaan) dan pemeriksaan urinalisis dipstick, kemudian dianalisis secara deskriptif dalam bentuk distribusi frekuensi dan persentase. Hasil: Sebanyak 63,5% responden menunjukkan hasil positif leukosit dan 2,5% positif nitrit, dengan empat responden positif keduanya. Kelompok usia terbanyak dengan hasil positif ISK adalah 36–45 tahun (39,6%). Meskipun sebagian besar responden memiliki perilaku kebersihan baik, masih terdapat kebiasaan yang kurang optimal seperti jarang mengganti pakaian dalam setelah berkeringat dan tidak mengeringkan area genital setelah berkemih. Kesimpulan: ISK masih ditemukan pada jemaah haji wanita usia subur. Aspek personal hygiene tertentu perlu ditingkatkan untuk menurunkan risiko ISK. Pemeriksaan urinalisis carik celup dapat dijadikan metode skrining awal yang cepat, non-invasif, dan praktis sebelum keberangkatan jemaah.

ENGLILSH:

Background: Urinary tract infection (UTI) is a common health problem among women, particularly under conditions that promote bacterial colonization, such as during the Hajj pilgrimage. High activity levels, hot weather, and limited access to clean water may compromise personal hygiene and increase infection risk. Dipstick urinalysis is a rapid and efficient screening method to detect UTI through leukocyte and nitrite parameters. Objective: To describe the profile of UTI based on dipstick urinalysis results and assess personal hygiene practices among reproductive-aged female pilgrims at the Surabaya Hajj Embarkation. Methods: This descriptive quantitative study used a cross-sectional design involving 159 reproductive-aged female pilgrims selected by consecutive sampling. Data were obtained through a five-item personal hygiene questionnaire and dipstick urinalysis, then analyzed descriptively as frequency and percentage distributions. Results: Leukocyte positivity was found in 63.5% of respondents, and nitrite positivity in 2.5%, with four showing both positive. The 36–45-year age group had the highest proportion of UTI suspects (39.6%). While most respondents practiced good personal hygiene, suboptimal behaviors—such as infrequent changing of undergarments after perspiration and inadequate genital drying after urination—were still noted. Conclusion: UTI remains prevalent among reproductive-aged female pilgrims. Improving personal hygiene practices may reduce UTI risk. Dipstick urinalysis serves as a rapid, non-invasive, and practical preliminary screening tool before pilgrimage departure.