Hubungan antara penggunaan gadget dengan kejadian miopia pada anak sekolah yang berkunjung ke RSUD Kota Madiun

INDONESIA:

Latar Belakang: Miopia merupakan gangguan refraksi yang prevalensinya terus meningkat, terutama pada anak usia sekolah. Peningkatan penggunaan gadget dengan durasi panjang, jarak pandang dekat, serta intensitas paparan layar digital diduga menjadi faktor yang berkontribusi terhadap berkembangnya miopia. Kejadian miopia pada anak di RSUD Kota Madiun juga menunjukkan tren peningkatan selama dua tahun terakhir. Tujuan: Menganalisis hubungan antara durasi penggunaan gadget, jarak pandang, faktor genetik, pencahayaan, serta posisi tubuh saat menggunakan gadget dengan kejadian miopia pada anak sekolah yang berkunjung ke RSUD Kota Madiun. Metode: Menggunakan desain analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional. Sampel terdiri dari anak usia 7–19 tahun yang memenuhi kriteria inklusi melalui teknik purposive sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner terstruktur terkait pola penggunaan gadget dan faktor pendukung lainnya, serta pemeriksaan visual untuk menentukan status miopia. Analisis dilakukan menggunakan uji Chi-Square untuk menilai hubungan antar variabel kategorik dan uji Rank Spearman untuk melihat kekuatan serta arah korelasi pada variabel berskala ordinal. Hasil: Adanya hubungan bermakna antara durasi penggunaan gadget, jarak pandang saat menggunakan gadget, faktor genetik, posisi saat menggunakan gadget serta pencahayaan dengan kejadian miopia. Kesimpulan: Penggunaan gadget yang tidak tepat, terutama durasi lama dan jarak pandang dekat, riwayat genetik serta pencahayaan buruk dan posisi tidak ergonomis, berperan dalam meningkatkan risiko miopia pada anak. Edukasi kepada orang tua dan pengaturan kebiasaan penggunaan gadget diperlukan untuk mencegah progresi miopia pada usia sekolah.

ENGLISH:

Background: Myopia is a refractive error whose prevalence continues to rise, particularly among school-aged children. Increased gadget use with prolonged duration, close viewing distance, and high screen exposure intensity is suspected to contribute to myopia development. The incidence of myopia among children at RSUD Kota Madiun has also shown an upward trend over the past two years. Objective: To analyze the relationship between gadget-use duration, viewing distance, genetic factors, lighting conditions, and body posture during gadget use with the incidence of myopia in school-aged children visiting RSUD Kota Madiun. Methods: This study employed an observational analytic design with a cross-sectional approach. The sample consisted of children aged 7–19 years who met the inclusion criteria, selected through purposive sampling. Data were collected using a structured questionnaire assessing gadget-use patterns and other related factors, along with visual examinations to determine myopia status. Statistical analysis was conducted using the Chi-Square test to evaluate associations among categorical variables and the Spearman Rank test to assess the strength and direction of correlations for ordinal variables. Results: Significant associations were found between gadget-use duration, viewing distance, genetic factors, body posture during gadget use, and lighting conditions with the incidence of myopia. Conclusion: Inappropriate gadget-use habits, particularly prolonged use, close viewing distance, poor lighting, non-ergonomic posture, and the presence of genetic predisposition, contribute to an increased risk of myopia in children. Parental education and regulation of gadget-use behavior are essential to prevent the progression of myopia in school-aged populations.