Responsive Banner

Tradisi Cecce’an pada Hajatan perkawinan di Desa Perante Kecamatan Asembagus Kabupaten Situbondo perspektif ‘Urf

Ichlashiyah, Shochibah Ichlashiyah (2025) Tradisi Cecce’an pada Hajatan perkawinan di Desa Perante Kecamatan Asembagus Kabupaten Situbondo perspektif ‘Urf. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.

[img] Text (Fulltext)
220201110102.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

(2MB)

Abstract

INDONESIA:

Tradisi cecce’an merupakan tradisi menyumbang pada hajatan perkawinan. Proses berlangsungnya tradisi ini ketika para tamu undangan hadir membawa sumbangan berupa sembako/ uang/ kebutuhan pesta perkawinan, guna diberikan kepada pemilik hajat. Selanjutnya pemilik hajat akan mencatat setiap pemberian sumbangan dari para tamu undangan, karena dikemudian hari pemilik hajat wajib untuk mengembalikan setiap hadiah yang dibawa oleh para tamu undangan, ketika tamu undangan tersebut menyelenggarakan hajatan perkawinan yang serupa. Sehingga tradisi ini berbanding terbalik dengan konsep shadaqah yang diajarkan dalam Islam, yang menekankan kepada kesukarelaan dan keikhlasan. Berdasarkan fenomena tersebut peneliti tertarik untuk menganalisis tradisi cecce’an menggunakan konsep ushul fiqhiyah, yakni ‘urf. Peneltian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tradisi cecce’an serta pandangan ‘urf terhadap tradisi cecce’an di Desa Perante Kecamatan Asembagus Kabupaten Situbondo.

Penelitian ini termasuk jenis penilitian empiris, dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini difokuskan di Desa Perante Kecamatan Asembagus Kabupaten Situbondo. Peneliti menggunakan dua sumber data, yakni sumber data primer yang didapatkan dari hasil wawancara kepada tokoh masyarakat, tokoh adat, dan pelaku adat dari golongan muda dan pelaku adat golongan tua. Data sekunder peneliti gunakan sebagai pendukung dan pelengkap dari data primer yang didapatkan. Data sekunder berasal dari buku, jurnal, kitab, dan literatur yang selaras dengan penelitian.

Hasil penelitian menyatakan bahwa tradisi ini tidak didasarkan kepada shadaqoh yang disyariatkan mengandung keikhlasan dari pemberi sumbangan. Akan tetapi tradisi ini didasarkan kepada tolong menolong yang mengikat antara pemberi sumbangan dan penerima sumbangan, guna adanya timbal balik di kemudian hari, dengan kuantitas dan bentuk yang sama. Ditinjau dari konsep ‘urf tradisi cecce’an merupakan ‘urf al-khassah. Berdasarkan objeknya tradisi cecce’an digolongkan sebagai ‘urf amali. Secara keabsahannya tradisi ini memiliki dua kemungkinan hukum, Tradisi ini dapat dikategorikan sebagai ‘urf shahih apabila dipraktikkan sebagai bentuk tolong-menolong yang bersifat sukarela, tidak menimbulkan paksaan sosial, tidak memberatkan masyarakat, serta tidak bertentangan dengan nash. Namun, tradisi ini dapat berubah menjadi ‘urf fasid apabila dalam praktiknya mengandung unsur keterpaksaan, dianggap sebagai kewajiban timbal balik yang mengikat, menimbulkan beban ekonomi, serta menghadirkan kemudharatan bagi sebagian pelakunya.

ENGLISH:

The cecce'an tradition is a tradition of contributing to the wedding celebration. The process of this tradition takes place when the invited guests come with donations in the form of basic necessities/money/wedding party needs, to be given to the owner of the wish. Furthermore, the owner of the wish will record every donation from the invited guests, because in the future the owner of the wish is obliged to return every gift brought by the invited guests, when the invited guest holds a similar wedding celebration. So this tradition is inversely proportional to the concept of shadaqah taught in Islam, which emphasizes voluntariness and sincerity. Based on this phenomenon, researchers are interested in analyzing the cecce'an tradition using the concept of ushul fiqhiyah, namely 'urf. This research aims to describe the cecce'an tradition and the 'urf view of the cecce'an tradition in Perante Village, Asembagus District, Situbondo Regency.

This research is a type of empirical research, using a qualitative approach. This research is focused on Perante Village, Asembagus District, Situbondo Regency. The researcher used two data sources, namely primary data sources obtained from interviews with community leaders, traditional leaders, and traditional actors from the young and older groups. The secondary data used by the researcher as a support and complement to the primary data obtained. Secondary data came from books, journals, books, and literature that were aligned with the research.

The results of the study stated that this tradition is not based on shadaqoh which is sharia containing the sincerity of the donor. However, this tradition is based on helping that binds the giver and the recipient of the donation, so that there will be reciprocity in the future, with the same quantity and form. Judging from the concept of 'urf, the cecce'an tradition is 'urf al-khassah. Based on its object, the cecce'an tradition is classified as 'urf amali. In terms of validity, this tradition has two legal possibilities, this tradition can be categorized as 'urf sahih if practiced as a form of help-help that is voluntary, does not cause social coercion, does not burden the community, and does not contradict the nash. However, this tradition can turn into 'urf fasid if in practice it contains an element of coercion, is considered a binding reciprocal obligation, causes an economic burden, and presents harm to some of the perpetrators.

ARABIC:

تقليد التسيتشيان هو تقليد المساهمة في احتفال الزفاف. تتم عملية هذا التقليد عندما يأتي الضيوف المدعوون بتبرعات على شكل ضروريات أساسية/مال/احتياجات حفلة الزفاف، لتعطى لصاحب الأمنية. علاوة على ذلك، يقوم صاحب الأمنية بتسجيل كل تبرع من الضيوف المدعوين، لأنه في المستقبل يلزم صاحب الأمنية بإعادة كل هدية يجلبها الضيوف المدعوون، عندما يقيم الضيف حفل زفاف مماثل. لذا فإن هذا التقليد يتناسب عكسيا مع مفهوم الصدقة الذي يدرس في الإسلام، والذي يؤكد على الإرادة والإخلاص. استنادا إلى هذه الظاهرة، يهتم الباحثون بتحليل تقليد التشيعان باستخدام مفهوم الوقف العمولي، أي العرف. يهدف هذا البحث إلى وصف تقليد السيتشيان والنظرة الروحية لتقليد السيتشيان في قرية بيرانتي، منطقة أسمباغوس، مقاطعة سيتوبوندو.

هذا البحث هو نوع من البحث التجريبي، يستخدم نهجا نوعيا. يركز هذا البحث على قرية بيرانتي، منطقة أسيمباغوس، مقاطعة سيتوبوندو. استخدم الباحث مصدرين للبيانات، وهما مصادر بيانات أولية تم الحصول عليها من مقابلات مع قادة المجتمع، والقادة التقليديين، والفاعلين التقليديين من المجموعات الشابة والكبار. البيانات الثانوية التي يستخدمها الباحث كدعم ومكمل للبيانات الأولية التي تم الحصول عليها. جاءت البيانات الثانوية من كتب ومجلات وكتب وأدبيات متوافقة مع البحث.

وأشارت نتائج الدراسة إلى أن هذا التقليد لا يستند إلى شصدقة الشريعة التي تحتوي على صدق المتبرع. ومع ذلك، فإن هذا التقليد قائم على المساعدة التي تربط المعطي والمتلقي للتبرع، بحيث يكون هناك تبادل متبادل في المستقبل، بنفس الكمية والشكل. استنادا إلى مفهوم العرف، فإن تقليد التشيعان هو 'عرف الخساة'. استنادا إلى هدفها، يصنف تقليد سيتشيان على أنه 'عورف أمالي'. من حيث الصلاحية، لهذا التقليد احتمالان قانونيين، يمكن تصنيف هذا التقليد ك'عروف صحيح

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Supervisor: Huda, Miftahul
Keywords: Tradisi;Cecce’an;Hajatan Perkawinan;‘Urf;Tradition;Cecce'an;Wedding Celebration;'Urf;التقاليد;Cecce'an;حفل الزفاف;عرف
Subjects: 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180128 Islamic Family Law > 18012806 Walimatul 'Ursy (Wedding Celebration)
18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180128 Islamic Family Law > 18012829 Islamic Family Issues & Local Tradition
Departement: Fakultas Syariah > Jurusan al-Ahwal al-Syakhshiyyah
Depositing User: Shochibah Ichlashiyah
Date Deposited: 19 Dec 2025 13:31
Last Modified: 19 Dec 2025 13:31
URI: http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/81793

Downloads

Downloads per month over past year

Actions (login required)

View Item View Item