Afiah, Jihan Bahri (2025) Status anak dari perkawinan poligami yang dilarang persepektif Maqashid Syariah: Studi di Desa Jatiarjo Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
![]() |
Text (Fulltext)
210201110097.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (2MB) |
Abstract
ABSTRAK
Perkawinan merupakan institusi sakral yang memiliki dimensi hukum, agama, dan sosial. Namun dalam praktiknya, tidak semua bentuk perkawinan sesuai dengan prinsip-prinsip yang diatur dalam hukum positif dan syariat Islam. Salah satunya adalah praktik poligami dengan dua perempuan bersaudara secara bersamaan, yang dilarang baik oleh hukum negara yaitu dalam Pasal 8 huruf e Undang-undang Perkawinan, maupun oleh ajaran Islam sebagaimana tercantum dalam Surah An-Nisa ayat 23. Perkawinan semacam ini menimbulkan problem hukum, terutama terhadap status anak yang dilahirkan dari hubungan tersebut.
Penelitian ini berfokus untuk analisis kedudukan anak dari perkawinan poligami yang dilarang menurut sistem hukum Indonesia serta menelaahnya melalui perspektif maqashid syari’ah Imam Asy-Syatibi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji sejauh mana perlindungan terhadap anak dari perkawinan semacam ini. Penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis empiris dengan pendekatan yuridis sosiologis. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan purposive sampling yaitu pemilihan informan melalui wawancara langsung dengan pihak keluarga, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan perangkat desa di Desa Jatiarjo, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan, serta didukung dengan studi pustaka.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara hukum positif, anak tersebut tidak memiliki hubungan perdata dengan ayahnya karena perkawinan orang tuanya tidak sah. Anak hanya memiliki hubungan hukum dengan ibu dan keluarga ibunya sebagaimana diatur dalam Pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan dan Pasal 100 Kompilasi Hukum Islam. Dalam perspektif maqashid syari’ah, khususnya dari sisi ḥifẓ an-nasl, ḥifẓ ad-dīn, dan ḥifẓ al-‘aql, kondisi ini tidak sejalan dengan tujuan syariat karena menimbulkan mafsadah terhadap nasab, kejelasan agama, dan kesejahteraan psikologis anak. Namun dalam aspek ḥifẓ al-māl dan ḥifẓ an-nafs, nilai kemaslahatan tetap dapat dijaga melalui pemberian wasiat dan hibah serta dukungan sosial.
مستخلص البحث
????????????????????????????????????????????????????
ABSTRACT
????????????????????????????????????????????????????
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Supervisor: | Zuhriah, Erfaniah |
Keywords: | hukum positif, maqashid syari’ah, status anak, poligami dilarang. |
Departement: | Fakultas Syariah > Jurusan al-Ahwal al-Syakhshiyyah |
Depositing User: | Jihan Bahri Afiah |
Date Deposited: | 25 Jun 2025 14:27 |
Last Modified: | 25 Jun 2025 14:27 |
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/76564 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
![]() |
View Item |