Pengungkapan kebenaran jawaban partisipan pada Self-Report

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji keakuratan data self-report yang sering diragukan karena partisipan cenderung memberikan jawaban tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya. Penelitian ini menggunakan desain quasi experimental untuk menguji saran dari narasumber pada riset awal dan pendekatan kualitatif untuk mengidentifikasi hal hal terkait pertanyaan penelitian. Metode quasiexperimental digunakan untuk mendapatkan data awal, di mana peneliti tidak menggunakan penugasan acak untuk membagi peserta. Penelitian ini menerapkan model antar-subjek (within subject), di mana peserta dibagi ke dalam kelompok yang diberikan kondisi berbeda, dan hasilnya dibandingkan untuk melihat perbedaan. Setelah mendapatkan data kuantitatif, pendekatan fenomenologi dengan Focus Group Discussion (FGD) digunakan untuk memperkuat temuan dari eksperimen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesadaran partisipan dalam menjawab self-report dengan jujur bervariasi, dipengaruhi oleh kejelasan instruksi, rasa tanggung jawab, dan pemahaman akan pentingnya data. Hambatan seperti kurangnya insentif dan ketidaktahuan tentang pentingnya akurasi turut memengaruhi keseriusan pengisian. Dari sisi peneliti, terdapat kesadaran akan risiko bias jawaban, seperti social desirability dan ketidaksungguhan, yang dapat memengaruhi validitas hasil. Peneliti menyadari dampak serius jawaban yang tidak akurat terhadap kualitas data, kesimpulan penelitian, dan kredibilitas ilmiah, terutama dalam bidang sensitif seperti psikologi. Untuk mencegah dan mengatasi
masalah ini, berbagai strategi diterapkan, termasuk penyusunan instruksi yang jelas, edukasi partisipan, pemberian apresiasi, teknik validasi seperti attention checks, serta analisis pola respons untuk mendeteksi data mencurigakan. Penelitian juga mengintegrasikan metode offline, seperti wawancara, guna melengkapi data dan memastikan kerahasiaan untuk meminimalkan bias sosial. Langkah-langkah ini penting untuk menjaga validitas dan kualitas data dalam penelitian berbasis selfreport.

ABSTRACT

This study aims to examine the accuracy of self-report data, which is often questioned due to participants providing responses that may not align with their actual conditions. The research employed a mixed-method approach with an explanatory sequential design, involving initial quantitative data collection followed by qualitative analysis to enhance understanding. Findings revealed that participants' awareness of providing honest self-reports varied, influenced by clarity of instructions, a sense of responsibility, and an understanding of the importance of data accuracy. Barriers such as a lack of incentives and limited awareness of accuracy's significance also impacted the seriousness of responses. From the researchers' perspective, there was recognition of response bias risks, such as social desirability and insincerity, which could undermine validity. Researchers acknowledged the significant consequences of inaccurate responses on data quality, research conclusions, and scientific credibility, particularly in sensitive fields like psychology. To mitigate and prevent these issues, strategies included developing clear instructions, educating participants, providing expressions of gratitude, employing validation techniques (e.g., attention checks), and analyzing response patterns to detect irregularities. Furthermore, offline methods, such as interviews, were integrated to complement the data and ensure confidentiality, minimizing social biases. These measures are critical for maintaining the validity and reliability of self-report-based research.