Larangan perkawinan anak pertama dengan anak ketiga (jilu) perspektif konstruksi sosial hukum : Studi kasus Desa Cengkok, Kecamatan Ngronggot, Kabupaten Nganjuk

INDONESIA:

Pekawinan jilu adalah perkawinan antara anak pertama dengan anak ketiga, pekawinan ini menjadi larangan di masyarakat Jawa. Apabila larangan perkawinan jilu ini dilanggar maka akan menjadi sebuah kontroversi yang berakibat pada datangnya berbagai musibah dalam berumah tangga, seperti dijauhkan rezekinya, kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sandang, pangan, papan, dan akibat yang lebih buruk adalah meninggalnya orang tua ataupun pasangannya.

Adapun tujuan penelitian ini, yaitu menganalisis larangan menikah anak pertama dan anak ketiga (Jilu) di Desa Cengkok, Kec. Ngronggot, Kab. Nganjuk perspektif Konstruksi Sosial Hukum. Selanjutnya, metode penelitian yang peneliti gunakan adalah jenis penelitian hukum empiris, pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan
sosio-legal.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Larangan perkawinan menikah anak pertama dan anak ketiga (jilu) merupakan sebuah larangan perkawinan di masyarakat yang dulunya dijadikan sebagai tradisi yang kuat untuk dijalankan di masyarakat sebagai prosesi pra-perkawinan, namun seiring berjalannya zaman tradisi ini hanya sebagai aturan tidak mengikat di masyarakat setempat karena adanya pergeseran kepercayaan terhadap larangan perkawinan jilu ini. 2) Lahirnya tradisi larangan perkawinan jilu yang terjadi pada masyarakat Desa Cengkok Kec. Ngronggot Kab. Nganjuk adalah melalui tiga tahapan, tahapan yang pertama disebut dengan momen eksternalisasi, yaitu bahwasanya tradisi jilu tersebut diserap masyarakat melalui cerita yang menjadi doktrin dari para orang tua pasangan jilu. Tahap yang kedua disebut dengan momen objektivasi, yaitu momen yang melahirkan anggapan bahwa tradisi larangan perkawinan jilu merupakan warisan nenek moyang terdahulu yang dianggap baik dan dianggap hanya mitos. Tahap yang ketiga adalah momen internalisasi, proses identifikasi diri dengan dunia sosiokultural kemudian menghasilkan momen tentang adanya penggolongan sosial berbasis historis, kemudian melahirkan empat masyarakat dari informan dan enam masyarakat dalam kelompok dari informan.

ENGLISH:

Jilu marriage is a marriage between the first child and the third child, this marriage is prohibited in Javanese society. If the prohibition of jilu marriage is violated, it will become a controversy that results in various disasters in the household, such as being deprived of sustenance, difficulty in meeting the needs of clothing, food, shelter, and worse consequences are the death of parents or partners.

The objectives of this study are: to analyze the prohibiting the marriage of the first and third child (Jilu) in Cengkok Village, Ngronggot District, Nganjuk Regency from the perspective of Social Legal Construction. Furthermore, the research method used by the researcher is the type of empirical legal research, the research approach used is the sociolegal approach.

The results of the study show that: 1) The prohibition of marriage between the first child and the third child (jilu) is a prohibition on marriage in society that used to be a strong tradition to be carried out in society as a pre-wedding procession, but over time this tradition is only a non-binding rule in the local community because of the shift in belief in the prohibition of this jilu marriage. 2) The birth of the tradition of prohibiting jilu marriages that occurred in the community of Cengkok Village, Ngronggot District, Nganjuk Regency went through three stages, the first stage is called the externalization moment, namely that the jilu tradition was absorbed by the community through stories that became the doctrine of the parents of the jilu couple. The second stage is called the objectivation moment, namely the moment that gave birth to the assumption that the tradition of prohibiting jilu marriages is a legacy of previous ancestors. The third stage is the internalization moment, the process of self-identification with the socio-cultural world then produces a moment about the existence of historical-based social classification, then
gives birth to four communities from the informant and six communities from the informant.

ARABIC:

اَلنِّكَاحُ جِيْلُوْ هُوَ اَلنِّكَاحُ بَيْنَ وَلَدِ الْاُوْلَى عَلَى وَلَدِ الثَّالِثِ, هَذَالنِّكَاحُ يَصِيْرُ مَمْنُوْعًا فِى الْمُجْتَمِعِ الْجَاوِيْ. فَاِنْ اُنْتُهِكَ مَنْعُ هَذَاا لنِّكَاحِ جِيْلُوْ فَيَصِيْرُ مُنَازَعَةً اَلَّتِى تُخْجِمُ مَجِيْأَ اَنْوَاعِ الْمُصِيْبَةِ فِى الْاُسْرَةِ, كَبُعْدِ رِزْقِهِ, وَمَشَقَّةِ حَاجَةِ مَلَابِسَ وَطَعَامٍ وَمَسْكَانٍ, وَنَجْمُ الشَّرِّ هُوَ مَوْتُ الْوَالِدِ اَوْ مَوْتُ اَحَدِ زَوْجَيْنِ

اَمَّا قَصْدُ هَذَا لْاِسْتِقْرَاءِ: تَحْلِيْلُ تَقْلِيْدِ الْمَنْعِ فِى نِكَاحِ وَلِدِ الْاُوْلَى عَلَى وَلِدِ الثَّالِثِ (جِيْلُوْ) فِى قَرْيَةِ سِيْنْجَكَوْكْ, مِنْطَقَهِ فَرْعَيَةِ غرانججوت, رِيْجِنْسِى نجانجوك بِاِنْطِبَاعِ بِنَاءِالْقَانُوْنِ الْاِجْتِمَاعِيِ. ثُمَّ كَيْفِيَّةُ الْاِسْتِقْرَاءِ اَلَّتِى تَعْمَلُهَا اَلْمُسْتَقْرِأَةُ اِسْتِقْرَاءُ الْقَانُوْنِ التَّجْرِيْبِيْ, وَمُقَارَبَةُ الْاِسْتِقْرَاءِ اَلَّتِى تُعْمَلُ مُقَارَبَةُ الْقَانُوْنِ الْاِجْتِمَاعِي

وَحَاصِلُ الْاِسْتِقْرَاءِ يَدُلُّ:١) إن حظر الزواج بين الطفل الأول والطفل الثالث (جيلو) هو حظر على الزواج في المجتمع والذي كان يستخدم في السابق كتقليد قوي يتم تنفيذه في المجتمع كموكب ما قبل الزفاف، ولكن مع مرور الوقت يصبح التقليد قاعدة غير ملزمة في المجتمع المحلي فقط بسبب التحول في الاعتقاد نحو الحظر المفروض على زواج الجيلو. ٢) ظُهُوْرُ تَقْلِيْدِ مَنْعِ النِّكَاحِ جِيْلُوْ اَلَّذِيْ يَحْدُثُ فِى مُجْتَمِعِ قَرْيَةِ سِيْنْجَكَوْكْ, غرانججوت, رِيْجِنْسِى نجانجوك مِنْ ثَلَاثَةِ مَرَاحِلَ, اَوَّلُهَا تُسَمَّى بِلَحْظَةِ الْخَارِجِيَّةِ وَهِيَ اَنَّ تَقْلِيْدَ ذَالِكَ الْجِيْلُوْ اِسْتَعَبَ الْمُجْتَمِعُ مِنَ الْقِصَّةِ اَلَّتِى تَصِيْرُ عَقِيْدَةً مِنْ وَالِدِيْهِمْ اَلَّذِيْنَ يُزَوِّجُوْنَ جِيْلُوْ. وَمَرْحَلَةُ الثَّانِيَّةِ تُسَمَّى بِلَحْظَةِ الْمَوْضُوْعِيَّةِ وَهِيَ لَحْظَةٌ اَلَّتِى اَظْهَرَتْ اَنَّ تَقْلِيْدَ مَنْعِ النِّكَاحِ جِيْلُوْ مِنْ وَرَثَةِ الْاَجْدَادِ السَّابِقَةِ. وَمَرُحَلَةُ الثَّالِثَةِ لَحْظَةُ الدَّاخِلِيَّةِ, وَعَمَلِيَةُ تَعْرِيْفِ النَّفْسِ بِعَالَمِ اجْتِمَاعِيَّةِ الثَّقَّافِيَّةِ. ثُمَّ تُحْصِلُ لَحْظَةً عَنْ جَمَاعَةِ اِجْتِمَاعِى التَّارِيْخِ ثُمَّ يُظْهِرُ اَرَبَعَةَ الْجَمَاعَةِ فِى الْمُجْتَمِعِ اَلَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ وَيَبْقَوْانَ تَقْلِيْدَ مَنْعِ النِّكَاحِ جِيْلُوْ وَسِتَّةَ الْجَمَاعَةِ فِى الْمُجْتَمِعِ اَلَّذِيْنَ لَمْ يَعْمَلُوْا وَلَمْ يَبْقَوْا تَقْلِيْدَ مَنْعِ النِّكَاحِ جِيْلُوْ.