Hubungan kebiasaan dan waktu makan dengan kejadian sindrom koroner akut pada pasien rawat inap di RSUD Karsa Husada Batu

INDONESIA:

Penyakit kardiovaskular, khususnya Sindrom Koroner Akut (SKA), merupakan penyebab kematian utama di dunia. SKA mencakup angina tidak stabil dan infark miokard, yang selalu simptomatik. Kebiasaan dan waktu makan berperan penting sebagai faktor risiko kejadian SKA. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan antara kebiasaan dan waktu makan dengan kejadian SKA pada pasien rawat inap di RSUD Karsa Husada Batu. Penelitian ini menggunakan pendekatan case control retrospective dengan teknik purposive sampling, melibatkan 120 responden (60 kasus SKA dan 60 kontrol). Data dikumpulkan melalui Kuesioner Food Habits Questionnaire (FHQ) dan Night Eating Diagnostic Questionnaire (NEDQ). Analisis menunjukkan hubungan signifikan antara kebiasaan makan (p = 0,000) dan waktu makan (p = 0,000) dengan kejadian SKA. Nilai Cramér’s V untuk kebiasaan makan (0,509) dan waktu makan (0,587) menunjukkan hubungan yang sangat kuat antara kedua variabel tersebut dan kejadian SKA. Nilai Odds Ratio (OR) menunjukkan bahwa responden dengan kebiasaan makan buruk memiliki risiko 20,487 kali lebih tinggi untuk mengalami SKA, sementara waktu makan buruk meningkatkan risiko hingga 13,75 kali. Terdapat hubungan signifikan antara kebiasaan dan waktu makan dengan kejadian SKA pada pasien rawat inap di RSUD Karsa Husada Batu. Intervensi untuk memperbaiki kebiasaan dan waktu makan perlu diprioritaskan sebagai strategi pencegahan SKA.

ENGLISH:

Acute Coronary Syndrome (ACS) is the leading cause of death worldwide, encompassing unstable angina and myocardial infarction, both of which are always symptomatic. Eating habits and meal timing are considered significant risk factors for ACS. This study aims to examine the relationship between eating habits, meal timing, and the occurrence of ACS in inpatients at Karsa Husada Hospital Batu. A retrospective case-control design was used with a purposive sampling technique, involving 120 patients—60 diagnosed with ACS and 60 healthy controls. Data were collected using the Food Habits Questionnaire (FHQ) and Night Eating Diagnostic Questionnaire (NEDQ). The results showed a significant relationship between eating habits (p-value: 0.000) and meal timing (p-value: 0.000) with the occurrence of ACS. The Cramér’s V values for eating habits (0.509) and meal timing (0.587) indicate a very strong relationship with ACS incidence. The Odds Ratio (OR) analysis revealed that patients with poor eating habits have a 20.487 times higher risk of developing ACS, while poor meal timing increases the risk by 13.75 times. This study concludes that eating habits and meal timing are significantly associated with ACS occurrence in inpatients at Karsa Husada Hospital Batu. Preventive interventions should focus on promoting healthy eating habits and proper meal timing to reduce ACS risk.