Penerapan asas keadilan dalam pembagian harta gono-gini: Studi putusan nomor: 1934/Pdt.G/2012/PA.Mlg

ABSTRAK

Perkara harta bersama atau gono-gini adalah perkara yang peka dan banyak menimbulkan sengketa diantara pihak suami dan istri yang sudah bercerai, yang secara hukum merupakan pihak yang berhak menerima bagian harta bersama. Keinginan masing-masing pihak biasanya bertolak dengan apa yang ada dalam hukum pembagian harta bersama yang telah ada, yaitu dalam Kompilasi Hukum Islam pasal 97 telah memberikan patokan yang pasti dalam pembagiannya yakni 50:50, namun terkadang dengan pembagian tersebut pihak berperkara tidak dapat merasakan keadilan, atau bahkan patokan tersebut menjadi salah satu kerugian bagi salah satu pihak. Di Pengadilan Agama Kota Malang misalnya, pada putusan nomor 1934/Pdt.G/2012/PA.Mlg tergugat tidak terima jika perkara ini disesuaikan dengan undang-undang yang telah ada, dengan pembagian separoh untuk penggugat dan separoh lagi untuk tergugat, karena tergugat merasa kontribusinya dalam mendapatkan harta tersebut lebih besar daripada penggugat. Berdasarkan perkara tersebut, penelitian dalam skripsi ini berisi tentang penerapan asas keadilan oleh hakim dalam putusan harta bersama.

Jenis penelitian ini masuk dalam kategori penelitian hukum normatif. Pendekatan yang digunakan adalah pendekata yuridis normatif. Dengan bentuk pendekatan undang-undang, historis, konseptual, dan analitis. Kemudian sumber data diperoleh dari data sekunder, berupa bahan hukum primer, bahan hukum skunder, dan bahan hukum tersier. Menelaah semua perundang-undangan yang berkaitan dengan isu hukum yang sedang diteliti.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa alasan hakim memutus perkara gugatan harta bersama tersebut adalah dengan menyampingkan hukum yang telah ada, yaitu dalam Kompilasi Hukum Islam pasal 97, demi terwujudnya asas keadilan. Putusan hakim mengacu pada 3 unsur yakni adanya rasa keadilan, kepastian dan kemanfaatan hukum. Kemudian dasar hukum yang digunakan dalam Al-Quran tentang keadilan adalah surat An-Nahl ayat 90, dan surat-surat yang lainnya yaitu: QS. An-Nisa’ ayat 32 dan 58. Pada dasarnya asas keadilan lebih condong kepada unsur obyektif, artinya tiap-tiap perkara harus ditimbang sendiri-sendiri. Bahwa hukum dan keadilan harus senantiasa berpihak kepada nilai-nilai kemanusiaan, hukumlah yang mengabdi kepada manusia, bukan manusia yang mengabdi untuk hukum.

ABSTRACT

Indeed, the problem of the distribution of property is a complex problem; moreover, the law in KHI has given a definite benchmark of 50:50; but whether such distribution can give a fair feeling to litigants. Even the benchmark becomes one of the disadvantages for one party, especially if one party contributes a little to the acquisition of assets during the marriage. It becomes a separate difficulty for the judge when this issue must override the law in its distribution, especially to identify the background for obtaining the property

This type of research belongs to the category of normative legal research. Formulated according to the type of research, problem formulation, and research objectives, it explains the urgency of using this type of approach in testing and analyzing research data. By adopting a statue approach and conceptual approach, as well as examining all legislation relating to the legal issues being studied.

The division that is not in accordance with the legislation is evidence that the judge in the religious court of Malang city has been brave in making decisions, in the sense that the judge has ruled out existing rules to uphold justice, even though in Article 97 KHI already has a definite benchmark of 50 : 50. Besides that, the purpose of the judiciary is not only to enforce legislation but rather, is intended to uphold the sense of justice and truth.

The results of the study showed that the application of the Principle of Justice in case Number: 1934 / Pdt.G / 2012 / PA.Mlg in the distribution of shared assets or inheritance, namely plaintiffs, in this case the husband received a total front building in accordance with the husband's contribution in building the building. Where in Article 97 KHI is explained the division of shared assets is divided equally namely 50:50, but in this case, the judge does not divide it according to the article because of the consideration of the principle of justice and the contribution of each husband and wife.

مستخلص البحث

في مسألة تقسيم المشتركة المال أي شركة ملك مسألة معقدة ، حتى القانون في KHI قد أعطى معيارًا محددًا وهو 50:50، ولكن ، هل يمكن لهذا التقسيم أن يوفر المعدللمتقاض. أو بل هذا المعيار أن يكون تخسيرا لمتقاض آخر ، خاصةً إذا كان أحد المشتركةتسهم قليلاً في اكتساب المال منذ الزواج. وهذه المسألة تكون القاض صعوبا إذا صرف عن القانون في تقسيمه وتعرف خلفيةاكتساب المال.

نوع هذا البحث هو بحث الحكم المقياسية. تألف مناسب بالنوع البحث، أسئلة البحث، وأهدفه، ليشرح أهمية استخدام المقاربة في اختبار وتحليل البيانات. بالمقاربة القانون (statue approach) و المقاربة (conceptual approach)، مع تحليل القانون المتعلق بالمسائل القانونية التي تبحثها.

التقسيم الذي لا يتوافق مع القانون هو دليل أن القاضي في محكمةالدينيةمالانجيشجع في التقرير ، أي أن القاضي يصرف الحكم ليعدل، ولو في القانون 97 KHIيملك المعيارا المحددا وهو 50:50. وبالاضافة المقصود العدل ليس لتطبيق القانون فقط ولكن لتقرير العدل و تحقيق أيضا.

نتائج البحثيدل على أن تطبيق أسس العدل في القضية رقم: 1934/Pdt.G/ 2012/ PA. ملانج في تقسيم الأموال المشتركة أي المدعين ، في هذه الحالة ، حصل الزوج على مبنى أمامي كامل وفقًا لمساهمة الزوج في بناء المبنى. ، في القانون 97 KHIيشرح عن تقسيم الأموال المشتركة بالتساوي 50:50 ، لكن في هذه الحالة لا يقسمها القاضي مناسب بالقانونباعتبارأسس العدل وإسهام كل زوج وزوجة.