Junaidi, Mohammad Bagus (2024) Telaah Peraturan Pemerintah No 45 Tahun 1990 Tentang Pembagian Gaji Pasca Perceraian Bagi PNS: Perspektif KH. Husein Muhammad. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Text (Fulltext)
17210162.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (1MB) |
Abstract
ABSTRAK
Perkawinan menyebabkan adanya hak dan kewajiban suami istri. Salah satu kewajiban suami ialah memberikan nafkah kepada istri dan anaknya. Pemberian nafkah tidak hanya pada saat masa perkawinan. Nafkah juga diberikan ketika ada perceraian. Mantan suami berkewajiban memberikan nafkah iddah, madliyah, dan mut’ah setelah terjadi perceraian. Selain tiga macam nafkah tersebut, suami PNS berkewajiban memberikan sebagian gaji bulana untuk menafkahi mantan istri dan anak. Dengan hitungan potongan gaji bulanan sebesar ½ dari gaji jika tidak memiliki anak atau 1/3 dari jika memiliki anak. Peraturan tersebut hanya belaku bagi suami PNS, tidak berlaku pada istri PNS. Demikian karena penafsiran nafkah dibebankan pada suami. KH Husein Muhammad berpendapat tentang nafkah tidak lagi diwajibkan pada suami, tetapi diwajibkan pada siapa yang mampu. Pendapat ini relevan dengan zaman sekarang. Pada saat mencari nafkah tidak bisa lagi didasarkan pada gender. Karena saat ini baik laki-laki maupun perempuan memiliki kesempatan yanng sama dalam mencari nafkah.
Rumusan masalah. Pertama, Bagaimana peraturan pemmberian nafkah pemotongan gaji suami PNS?. Kedua, Bagaimana pendapat Kiai Husen Muhammad tentang nafkah pembagian gaji suami PNS?. Penelitian ini bertujuan mengetahui aturan pembagian gaji PNS pasca perceraian. Mengetahui Pembagian nafkah gaji PNS menurut KH husein muhammad. Peneltian ini merupakan jenis penelitian normatif dengan pendekatan perundang-undangan. Dimana dengan mengkaji Undang-undang kemudian dianalisis dengan pendapat KH Husein Muhammad.
Kesimpulan pada penelitian ini mengatur nafkah pembagian gaji suami PNS diberikan pada istri dengan ketentuan ½ bila tidak memiliki anak, 1/3 bila memiliki anak. Pemberian nafkah pembagian gaji diberikan bila perceraian hendak suami dan nafkahdiberikan sampai istri menikah lagi. Sementara KH husein muhammad berpendapat bahwa yang berkewajiban menafkahi ialah yang mampu dalam mencari nafkah. Dengan demikian nafkah tidak lagi diwajibkan pada suami. Begitu pula nafkah pembagian gaji dapat diberlakukan pula pada istri PNS.
ABSTRACT
Marriage results in the rights and obligations of husband and wife. One of the husband's obligations is to provide support for his wife and children. Providing maintenance is not only during the marriage period. Support is also provided when there is a divorce. The ex-husband is obliged to provide iddah, madliyah and mut'ah support after a divorce occurs. Apart from these three types of income, civil servant husbands are obliged to provide part of their monthly salary to support their ex-wife and children. With a calculated monthly salary deduction of ½ of the salary if you don't have children or 1/3 of if you have children. This regulation only applies to husbands of civil servants, it does not apply to wives of civil servants. This is because the interpretation of maintenance is borne by the husband. KH Husein Muhammad is of the opinion that maintenance is no longer obligatory on husbands, but is obligatory on those who can afford it. This opinion is relevant today. At a time when earning a living can no longer be based on gender. Because currently both men and women have the same opportunity to earn a living.
Formulation of the problem. First, what are the regulations for providing support for civil servant husbands? Second, what is Kiai Husen Muhammad's opinion regarding the salary distribution of civil servant husbands? This research aims to find out the rules for distributing civil servant salaries after divorce. Know the distribution of civil servant salaries according to KH Husein Muhammad. This research is a type of normative research with a statutory approach. Where by reviewing the law it is then analyzed with the opinion of KH Husein Muhammad.
The conclusion of this research is that civil servant husband's salary distribution is given to the wife with the provision of ½ if they don't have children, 1/3 if they have children. Salary distribution is given if the husband divorces and maintenance is given until the wife remarries. Meanwhile, KH Husein Muhammad is of the opinion that those who are obliged to provide are those who are capable of earning a living. In this way, maintenance is no longer mandatory for the husband. Likewise, salary distribution can also be applied to the wives of civil servants.
مستخلص البحث
ويترتب على الزواج حقوق والتزامات الزوج والزوجة. ومن واجبات الزوج إعالة زوجته وأولاده. النفقة لا تكون فقط خلال فترة الزواج. ويتم تقديم الدعم أيضًا في حالة الطلاق. ويجب على الزوج السابق نفقة العدة والمدلية والمتعة بعد وقوع الطلاق. وبصرف النظر عن هذه الأنواع الثلاثة من الدخل، فإن الأزواج العاملين في الخدمة المدنية ملزمون بتوفير جزء من راتبه الشهري لدعم زوجتهم السابقة وأطفالهم. مع احتساب خصم شهري من الراتب قدره نصف الراتب إذا لم يكن لديك أطفال أو ثلثه إذا كان لديك أطفال. تنطبق هذه اللائحة فقط على أزواج موظفي الخدمة المدنية، ولا تنطبق على زوجات موظفي الخدمة المدنية. وذلك لأن تفسير النفقة يتحمله الزوج. ويرى خ.ح حسين محمد أن النفقة لم تعد واجبة على الأزواج، بل واجبة على من يستطيع تحملها. هذا الرأي ذو صلة اليوم. في الوقت الذي لم يعد فيه كسب العيش يعتمد على الجنس. لأنه حاليًا يتمتع كل من الرجال والنساء بنفس الفرصة لكسب لقمة العيش.
صياغة المشكلة. أولاً، ما هي ضوابط تقديم الدعم لأزواج الموظفين الحكوميين؟ ثانيا ما هو رأي كياي حسين محمد في توزيع رواتب أزواج الموظفين الحكوميين؟ يهدف هذا البحث إلى معرفة قواعد توزيع رواتب الموظفين المدنيين بعد الطلاق. تعرف على توزيع رواتب الموظفين الحكوميين حسب خ حسين محمد. هذا البحث هو نوع من البحث المعياري ذو منهج قانوني. حيث أنه بمراجعة القانون يتم تحليله برأي خ حسين محمد.
وخلاصة هذا البحث هي أن رواتب أزواج الموظفين الحكوميين توزع على زوجاتهم على أن يكون النصف إذا لم يكن لديهم أطفال، والثلث إذا كان لديهم أطفال. يتم توزيع الراتب إذا طلق الزوج وتعطى النفقة حتى تتزوج الزوجة. وفي الوقت نفسه، يرى خ حسين محمد أن الملزمين بالإعالة هم القادرون على كسب لقمة العيش. وبهذا لم تعد النفقة واجبة على الزوج. وبالمثل، يمكن أيضاً تطبيق توزيع الرواتب على زوجات موظفي الخدمة المدنية.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Supervisor: | Adityo, Rayno Dwi |
Keywords: | Perkawinan; Nafkah; Pembagian Gaji; Marriage; Livelihood; Salary Distribution; الزواج والمعيشة وتوزيع الراتب |
Departement: | Fakultas Syariah > Jurusan al-Ahwal al-Syakhshiyyah |
Depositing User: | Mohammad Bagus Junaidi |
Date Deposited: | 19 Jul 2024 11:10 |
Last Modified: | 19 Jul 2024 11:10 |
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/67762 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |