Rizaldi, Muhammad Fahmi (2024) Upaya pencegahan perkawinan dini perspektif Teori Efektivitas Hukum Soerjono Soekanto: Studi di Desa Purwosari Kabupaten Pasuruan. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Text (Fulltext)
200201110176.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (3MB) |
Abstract
ABSTRAK
Kedewasaan sering kali berhubungan dengan umur seseorang untuk dijadikan tolak ukur dalam kesiapan individu dalam kematangan umur mempertanggung jawabkan perbuatannya. pemerintah di Indonesia memiliki peraturan sendiri terkait Perkawinan, sehingga telah di tetapkan batas usia minimal dalam melakukan Perkawinan pada Pembaharuan Undang-Undang No.16 Tahun 2019 usia minimal menikah bagi calon pasangan pengantin laki-laki dan perempuan adalah 19 tahun. Maka dari itu penelitian ini dimaksudkan untuk melihat pandangan Kecamatan Purwosari terhadap Perkawinan Dini dan bagaimana praktik tersebut jika dilihat dari teori penegakan hukum.
Adapun metode penelitian yang digunakan peneliti menggunakan jenis penelitian Hukum Empiris dengan mengambil pendekatan Sosiologi Hukum. Dimana pendekatan ini akan menggambarkan bagaimana praktik hukum masyarakat Desa Purwosari terkait Perkawinan Dini. Peneliti menggunakan data penelitian, diantaranya metode dokumentasi, wawancara, dan riset sebagai alat pengumpul informasi penelitian ini.
Dilihat dari teori Soerjono Soekanto tentang hukum yang menghubungkan 5 faktor penegakan hukum, data menunjukkan adanya masalah pada faktor budaya hukum masyarakat Desa Purwosari. Pada implementasinya sebagian masyarakat di wilayah Kecamatan Purwosari berpegang teguh kepada ajaran agama, dan Sebagian lagi masih melestarikan tradisi yang di miliki kelompok masyarakat tertentu. Anak yang belum cukup umur dapat di Kawinkan apabila syarat administrasi telah terpenuhi. Tradisi atau adat masih sangat di lestarikan oleh beberapa kelompok Masyarakat begitu juga di dalam kasus pernikahan dini.
ABSTRACT
Maturity is often related to a person's age to be used as a benchmark for an individual's readiness to take responsibility for their actions. The government in Indonesia has its own regulations regarding marriage, so the minimum age limit for marriage has been set in Law No. 16 of 2019. The minimum age for marriage for prospective male and female brides and grooms is 19 years. Therefore, this research is intended to look at the Purwosari District's view of early marriage and how this practice is seen from law enforcement theory.
The research method used by researchers uses the type of Empirical Legal research by taking a Legal Sociology approach. This approach will describe the legal practices of the Purwosari Village community regarding early marriage. Researchers use research data, including documentation, interviews and research methods as tools for collecting information for this research.
Judging from Soerjono Soekanto's theory about law which connects 5 law enforcement factors, the data shows that there are problems with the legal culture factors of the Purwosari Village community. In its implementation, some people in the Purwosari District area adhere to religious teachings, and some still preserve the traditions of certain community groups. Children who are not old enough can be married off if the administrative requirements have been met. Traditions or customs are still highly preserved by several community groups, including in the case of early marriage.
مستخلص البحث
غالبًا ما يرتبط النضج بعمر الشخص لاستخدامه كمعيار لاستعداد الفرد لتحمل المسؤولية عن أفعاله. لدى الحكومة في إندونيسيا لوائحها الخاصة فيما يتعلق بالزواج، لذلك تم تحديد الحد الأدنى لسن الزواج في القانون رقم 16 لعام 2019. الحد الأدنى لسن الزواج للعرائس والعرسان المحتملين من الذكور والإناث هو 19 عامًا. ولذلك، يهدف هذا البحث إلى إلقاء نظرة على وجهة نظر منطقة بوروساري للزواج المبكر وكيف يُنظر إلى هذه الممارسة من نظرية إنفاذ القانون.
طريقة البحث التي يستخدمها الباحثون هي البحث القانوني التجريبي باستخدام منهج علم الاجتماع القانوني. سيصف هذا النهج الممارسات القانونية لمجتمع قرية بوروساري فيما يتعلق بالزواج المبكر. يستخدم الباحثون بيانات البحث، بما في ذلك الوثائق والمقابلات وطرق البحث كأدوات لجمع المعلومات لهذا البحث.
انطلاقًا من نظرية سويرجونو سوكانتو حول القانون الذي يربط بين 5 عوامل لإنفاذ القانون، تظهر البيانات أن هناك مشاكل في عوامل الثقافة القانونية لمجتمع قرية بوروساري. وفي تنفيذه، يلتزم بعض الناس في منطقة بوروساري بالتعاليم الدينية، ولا يزال البعض يحافظ على تقاليد مجموعات مجتمعية معينة. ويمكن تزويج الأطفال الذين لم يبلغوا السن الكافي إذا تم استيفاء المتطلبات الإدارية. لا تزال العديد من فئات المجتمع تحافظ على التقاليد أو العادات إلى حد كبير، بما في ذلك في حالة الزواج المبكر
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Supervisor: | Huda, Miftahul |
Keywords: | Efektivitas; Perkawinan; Perkawinan Dini; Stunting ;Effectiveness; Marriage; Early Marriage; Stunting; الفعالية؛ زواج؛ الزواج المبكر; التقزم |
Subjects: | 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180128 Islamic Family Law > 18012821 Nikah Dini 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180128 Islamic Family Law > 18012829 Islamic Family Issues & Local Tradition |
Departement: | Fakultas Syariah > Jurusan al-Ahwal al-Syakhshiyyah |
Depositing User: | Muhammad Fahmi Rizaldi |
Date Deposited: | 03 Jul 2024 13:45 |
Last Modified: | 03 Jul 2024 13:45 |
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/65036 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |