Nurfaizah, Hartika (2024) Pengembalian uang Panaik pada putusan nomor 717/Pdt.G/2019/PA.Wtp perspektif Wahbah al-Zuhaili. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
This is the latest version of this item.
Text (Fulltext)
200201110020.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (4MB) |
Abstract
ABSTRAK
Sompa atau mahar dan uang panaik memiliki kedudukan dan prinsipnya masing-masing yakni sompa dapat dikembalikan apabila terjadi perceraian qabla al-dukhul sementara uang panaik dalam keadaan apapun tidak dapat diminta kembali karena berlaku prinsip “nanre api nalireng cemme” yakni dianggap habis setelah diserahkan. Hal kontradiktif justru ditemukan pada putusan nomor 717/Pdt.G/2019/PA.Wtp yang mengabulkan gugatan pengembalian separuh uang panaik karena qabla al-dukhul sehingga berdasarkan distingsi tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ratio decidendi hakim dalam pengembalian uang panaik pada putusan nomor 717/Pdt.G/2019/PA.Wtp dan pengembalian uang panaik perspektif Wahbah al-Zuhaili.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian yuridis normatif dengan menggunakan pendekatan kasus. Bahan hukumnya diperoleh melalui studi kepustakaan yang dibedakan menjadi tiga yakni bahan hukum primer, sekunder, dan tersier. Bahan hukum yang diperoleh diolah melalui langkah-langkah editing, sistematisasi, dan deskripsi.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa ada beberapa alasan putusan nomor 717/Pdt.G/2019/PA.Wtp yang mengabulkan gugatan uang panaik tidak berorientasi pada keadilan dan putusan yang berkualitas. 1). Argumentasi hukum yang dibangun tidak logis, teliti, dan sistematis karena tidak mengeksplisitkan metode qiyas. 2) Tidak mempertimbangkan uang panaik sebagai living law dengan mengabaikan Pasal 5 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman. 3). Tidak ditemukannya fakta hukum untuk memenuhi Pasal 283 RBg jo Pasal 1865 KUH Perdata. 4). Penggugat tidak memiliki legal standing mengajukan gugatan. 5). Gugatan penggugat error in persona sehingga gugatan harus dinyatakan tidak dapat diterima. Jika ditinjau dari pendekatan Wahbah al-Zuhaili, sompa atau mahar dengan mahar yang dikonsepsikan olehnya serupa baik dari segi maksud peruntukan yakni untuk memuliakan perempuan dan dapat dikembalikan separuhnya. Sementara uang panaik menurut Wahbah termasuk adat yang dapat dijadikan hukum dan kedudukannya sebagai hibah yang tidak dapat dikembalikan. Uang panaik juga tidak perlu dikembalikan sebagaimana pengembalian separuh mahar karena menurut Wahbah ‘urf tersebut lebih diutamakan dan hukum qiyas ditinggalkan dengan alasan‘urf menjadi petunjuk atas kebutuhan.
ABSTRACT
Sompa or dowry and uang panaik have their respective positions and principles, namely sompa can be returned in the event of divorce qabla al-dukhul while uang panaik under any circumstances cannot be requested back because the principle of "nanre api nalireng cemme" applies, which is considered exhausted after being handed over. The contradictory thing was found in decision number 717/Pdt.G/2019/PA.Wtp which granted the claim for the return of half of the uang panaik due to qabla al-dukhul so that based on this distinction, this study aims to analyze the ratio decidendi of the judge in returning uang panaik in decision number 717/Pdt.G/2019/PA.Wtp and returning uang panaik from Wahbah al-Zuhaili's perspective.
This research is a type of normative juridical research using a case approach, Sources of data were obtained through literature studies which were divided into three, namely secondary, primary, and tertiary legal materials. Data analysis techniques are editing, systematic, and description.
The results showed that there were several reasons for decision number 17/Pdt.G/2019/PA.Wtp which granted uang panaik claim was not oriented towards justice and quality decisions. 1). The legal argumentation that was built was not logical, thorough, and systematic because it did not explicitly use the qiyas method. 2) Not considering uang panaik as a living law by ignoring Article 5 Paragraph 1 of Law Number 48 of 2009 concerning Judicial Power. 3). There are no legal facts found to fulfill Article 283 RBg jo Article 1865 of the Civil Code. 4). The plaintiff does not have legal standing to file a lawsuit. 5). The plaintiff's lawsuit is error in persona so that the lawsuit must be declared unacceptable. When viewed from Wahbah al-Zuhaili's approach, the sompa or dowry with the dowry conceptualized by him is similar both in terms of the purpose of designation, namely to glorify women and can be returned half. Meanwhile, according to Wahhbah, uang panaik is a custom that can be made into law and its position is a grant that cannot be returned. Uang panaik also does not need to be returned as the return of half of the dowry because according to Wahbah ‘urf is preferred than qiyas because the ‘urf is a guide to needs.
ملخص البحث
سومبا أو المهر و أووانج بانايك لها المواقف والمبادئ الخاصة وهي أنه يمكن إرجاع سومبا في حالة طلاق قبل الدخول بينما لا يمكن المطالبة باسترداد أووانج بانايك تحت أي ظرف من الظروف لأن مبدأ "nanre api nalireng cemme" أي أنها تعتبر منتهية بعد تقديمها. لقد وجدت بالفعل أشياء متناقضة في القرار رقم 717/Pdt.G/2019/PA.Wtp الذي قضى بمنح دعوى استرداد نصف أووانج بانايك المستحق قبل الدخول وبناء على هذا التمييز يهدف هذا البحث إلى تحليل نسبة قرار القاضي في إعادة أووانج بانايك في القرار رقم 717/Pdt.G/2019/PA.Wtp على نظر وهبة الزحيلى.
يعد هذا البحث نوعًا قياسيًا من الأبحاث القانونية باستخدام منهج الحالة. الحصول على المادة القانونية من خلال دراسة الوثائق التي تنقسم إلى ثلاثة وهي المواد القانونية الثانوية والأولية والثالثية. كان تحليل المواد القانونية التي تحصل عليها من خلال خطوات التحرير والمنهجية والوصف.
أما النتائج هذا البحث أن هناك عدة الأسباب لقرار رقم 717/Pdt.G/2019/PA.Wtp الذي منح دعوى أووانج بانايك لعدم توجه نحو العدالة وقرارات الجودة. 1) إن الحجة القانونية التي تم بناؤها ليست منطقية وشاملة ومنهجية لأنها لا تجعل طريقة القياس واضحة. 2) عدم اعتبار أووانج بانايك قانونًا حيًا من خلال تجاهل الفصل 5 الآية 1 من القانون رقم 48 لسنة 2009 بشأن السلطة القضائية. 3) لم يتم العثور على أي حقائق قانونية تتوافق مع الفصل 283 RBg jo الفصل 1865 من القانون المدني. 4) لا يتمتع المدعي بالأهلية القانونية لرفع دعوى قضائية. 5) دعوى المدعي خطأ في شخصه ولذلك يجب الحكم بعدم قبول الدعوى. وإذا نظرنا من منهج وهبة الزحيلى فإن سومبا أو المهر والمهر الذي تصوره متشابهان من حيث الغرض المقصود، وهو تمجيد المرأة ويمكن رد نصفه. وفي الوقت نفسه، فإن أووانج بانايك حسب وهبة هو عادة يمكن تحويلها إلى قانون ومكانتها كهبة غير قابلة للاسترداد. كما أن أووانج بانايك لا يحتاج إلى رد مثل رد نصف المهر، لأن العرف عند وهبة أولى وترك قانون القياس بأن العرف دليل على الحاجة.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Supervisor: | Suhadak, Faridatus |
Keywords: | Sompa; Uang Panaik; ‘Urf; Wahbah al-Zuhaili; Sompa; Uang Panaik; ‘Urf; Wahbah al-Zuhaili; سومبا; أووانج بانايك; عرف; وهبة الزحيلى |
Subjects: | 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180113 Family Law 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180128 Islamic Family Law > 18012804 Mahr (Dowry) 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180128 Islamic Family Law > 18012827 Islamic Court & Civil Procedure 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180128 Islamic Family Law > 18012829 Islamic Family Issues & Local Tradition |
Departement: | Fakultas Syariah > Jurusan al-Ahwal al-Syakhshiyyah |
Depositing User: | Unnamed user with email 200201110020@student.uin-malang.ac.id |
Date Deposited: | 13 Jun 2024 14:20 |
Last Modified: | 13 Jun 2024 14:20 |
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/64073 |
Downloads
Downloads per month over past year
Available Versions of this Item
- Pengembalian uang Panaik pada putusan nomor 717/Pdt.G/2019/PA.Wtp perspektif Wahbah al-Zuhaili. (deposited 13 Jun 2024 14:20) [Currently Displayed]
Actions (login required)
View Item |