Fadlan, Mochamad Lailul (2024) Pandemi Covid-19 sebagai kondisi Force Majeure dalam perjanjian: Studi kasus terhadap putusan pengadilan Indonesia. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Text (Fulltext)
200202110069.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (1MB) |
Abstract
ABSTRAK
Adanya ketidakjelasan hukum mengenai pengkategorian pandemi COVID-19 sebagai Force Majeure mengakibatkan ketidakseragaman penafsiran bagi pihak seperti penggugat-tergugat, debitur-kreditur, hakim, hingga pihak lain yang berhadapan langsung dengan kondisi tersebut. Sehingga, putusan dan pertimbangan terkait diterima atau ditolaknya penggunaan alasan COVID-19 sebagai Force Majeure dalam perjanjian perlu dianalisis lebih lanjut baik dari segi hukum tertulis maupun pada prakteknya di pengadilan. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui keabsahan pandemi COVID-19 sebagai alasan Force Majeure dan mendeskripsikan dasar pertimbangan hakim dalam memutus pandemi COVID-19 dapat diterima sebagai alasan Force Majeure dalam perjanjian.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu jenis penelitian yuridis normatif dengan menggunakan pendekatan perundang-undangan (statute approach), pendekatan kasus (case approach), dan pendekatan konseptual (conceptual approach). Adapun bahan hukum primer yang digunakan: KUHPerdata, KHES, KEPPRES Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Non-alam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Sebagai Bencana Nasional, dan International Chamber of Commerce Force Majeure and Hardship Clauses.
Hasil dari penelitian ini adalah pandemi COVID-19 dapat diterima sebagai Force Majeure pada saat debitur (dalam perjanjian) mampu membuktikan dan telah memenuhi syarat atau unsur diterimanya Force Majeure sebagaimana yang terdapat pada pasal 1244-1245 KUHPerdata juga pada traktat International Chamber of Commerce-Force Majeure and Hardship Clauses. Dalam prakteknya, untuk dapat memutus diterima atau tidaknya pandemi COVID-19 sebagai Force Majeure, Majelis Hakim akan melakukan penilaian terhadap pembuktian dan pemenuhan unsur-unsur diterimanya Force Majeure. Pandemi COVID-19 sebagai Force Majeure dapat diterima apabila memenuhi unsur: terdampak oleh peristiwa tak terduga (pandemi COVID-19), peristiwa tersebut bukan merupakan hal yang dapat dimintakan pertanggungjawaban kepada debitur, tidak terdapat unsur kelalaian atau kesengajaan, dan terdapat itikad baik debitur.
ABSTRACT
The lack of legal clarity regarding the categorization of the COVID-19 pandemic as Force Majeure has resulted in a lack of uniform interpretation for parties such as plaintiffs-defendants, debtors-creditors, judges, and other parties who are directly dealing with this condition. Thus, decisions and considerations regarding whether to accept or reject the use of COVID-19 as a Force Majeure reason in an agreement need to be explained further both in terms of written law and in practice in court. Therefore, the aim of this research is to determine the validity of the COVID-19 pandemic as a reason for Force Majeure and to describe the basis for the judge's consideration in deciding whether the COVID-19 pandemic can be accepted as a reason for Force Majeure.
The method used in this research is a type of normative juridical research using a statutory approach, a case approach and a conceptual approach. The primary legal materials used are: Civil Code, KHES, KEPPRES Number 12 of 2020 concerning the Determination of the Non-Natural Disaster of the Spread of Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) as a National Disaster, and the International Chamber of Commerce Force Majeure and Hardship Clauses..
The results of this research are that the COVID-19 pandemic can be accepted as Force Majeure when the debtor (in the agreement) is able to prove and has fulfilled the requirements or elements of accepting Force Majeure as contained in articles 1244-1245 of the Civil Code as well as in the International Chamber Of Commerce-Treaty. Force Majeure and Hardship Clauses. In practice, to be able to decide whether or not the COVID-19 pandemic is accepted as Force Majeure, the panel of judges will carry out an assessment of the evidence and fulfillment of the elements of admissibility of Force Majeure. The COVID-19 pandemic as Force Majeure can be accepted if it fulfills the following elements: it is affected by an unexpected event (COVID-19 pandemic), the event is not something for which the debtor can be held responsible, there is no element of negligence or intention, and there is good faith in the debtor.
مستخلص البحث
أدى الافتقار إلى الوضوح القانوني فيما يتعلق بتصنيف جائحة كوفيد-19 كقوة قاهرة إلى عدم وجود تفسير موحد للأطراف مثل المدعين والمدعى عليهم والدائنين المدينين والقضاة والأطراف الأخرى التي تتعامل بشكل مباشر مع هذه الحالة. وبالتالي، فإن القرارات والاعتبارات المتعلقة بقبول أو رفض استخدام كوفيد-19 كسبب قوة قاهرة في الاتفاقيات تحتاج إلى مزيد من التحليل من منظور قانوني مكتوب ومن الناحية العملية في المحكمة. ولذلك فإن الهدف من هذا البحث هو تحديد مدى صحة اعتبار جائحة كوفيد-19 سببا للقوة القاهرة ووصف الأساس الذي يقوم عليه نظر القاضي في تقرير ما إذا كان يمكن قبول جائحة كوفيد-19 كسبب للقوة القاهرة في الاتفاق
الطريقة المستخدمة في هذا البحث هي نوع من البحث القانوني المعياري باستخدام المنهج القانوني، والمنهج القضيةي، والمنهج المفاهيمي. المواد القانونية الأساسية المستخدمة هي: القانون المدني، KHES، KEPPRES رقم 12 لسنة 2020 بشأن تحديد الكارثة غير الطبيعية لانتشار مرض فيروس كورونا 2019 (COVID-19) ككارثة وطنية، وغرفة التجارة الدولية شروط القوة القاهرة والمشقة.
نتائج هذا البحث هي أنه يمكن قبول جائحة كوفيد-19 كقوة قاهرة عندما يكون المدين (في الاتفاقية) قادرا على إثبات واستيفاء متطلبات أو عناصر قبول القوة القاهرة على النحو الوارد في المواد 1244-1245 من قانون العقوبات. القانون المدني وكذلك في معاهدة غرفة التجارة الدولية.شروط القوة القاهرة والمشقة. من الناحية العملية، لكي تكون قادرة على تحديد ما إذا كان جائحة كوفيد-19 مقبولًا كقوة قاهرة أم لا، ستقوم لجنة القضاة بإجراء تقييم للأدلة واستيفاء عناصر مقبولية القوة القاهرة. يمكن قبول جائحة كوفيد-19 كقوة قاهرة إذا استوفت العناصر التالية: تأثرها بحدث غير متوقع (جائحة كوفيد-19)، ولا يكون الحدث شيئًا يمكن مساءلة المدين عنه، ولا يوجد أي عنصر بالإهمال أو القصد، وحسن النية في المدين
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Supervisor: | Fidhayanti, Dwi |
Keywords: | Force Majeure; Perjanjian; Pandemi COVID-19; Agreement; COVID-19 Pandemic; القوة القاهرة; الاتفاق; جائحة كوفيد-19 |
Subjects: | 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1899 Other Law and Legal Studies > 189999 Law and Legal Studies not elsewhere classified |
Departement: | Fakultas Syariah > Jurusan Hukum Bisnis Syariah |
Depositing User: | Mochamad Lailul Fadlan |
Date Deposited: | 21 Mar 2024 09:05 |
Last Modified: | 21 Mar 2024 09:05 |
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/62493 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |