Peranan manajemen perkreditan dalam menjaga efektifitas penyaluran Kredit: Studi kasus di Perum Pegadaian Malang cabang Tlogomas

ABSTRAK

Dunia perekonomian tidak lepas dari lembaga keuangan. Negara mendirikan suatu lembaga keuangan untuk membantu masyarakat dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Salah satu LKBB yang didirikan oleh pemerintah adalah Perum Pegadaian yang bertujuan untuk membantu masyarakat khususnya masyarakat menengah ke bawah, serta untuk mencegah masyarakat dari praktek-praktek lembaga keuangan tidak sah. Sampai saat ini Perum Pegadaian merupakan satu-satunya lembaga formal di Indonesia yang melakukan pembiayaan dalam bentuk penyaluran kredit atas dasar hukum gadai. Untuk mengetahui sejauh mana peranan manajemen perkreditan dalam menjaga efektifitas penyaluran kredit, maka peneliti melakukan penelitian melalui studi kasus di Perum Pegadaian Malang cabang Tlogomas.

Adapun fokus pembahasan ini adalah bagaimana prosedur penyaluran dan pengembalian kredit, peranan manajemen perkreditan dalam menjaga efektifitas penyaluran kredit, serta apa dan bagaimana faktor penunjang dan penghambat dalam merealisasikan kreditnya.

Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan bagaimana peranan manajemen perkreditan dalam menjaga efektifitas penyaluran kredit. Hal ini tersebut dapat diketahui melalui pengukuran jumlah nasabah, jumlah barang jaminan, jumlah uang pinjaman, dan realisasi laba/rugi yang diperoleh selama 4 tahun. Schingga dari situlah terlihat efektifitas manajemen perkreditan tersebut.

Data dikumpulkan dari dokumen perusahaan melalui instrumen penelitian yang berupa pedoman interview untuk kepala cabang, dan pedoman questionary untuk nasabah. Sedangkan data yang diperoleh adalah selam 4 tahun terakhir, mulai tahun 1997 sampai dengan tahun 2000. Kemudian dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus.

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh kesimpulan: pertama, Perum Pegadaian Malang cabang Tlogomas menyalurkan kredit pada masyarakat menengah ke bawah khususnya yang sifatnya kebutuhan seketika (biaya hidup dan modal kerja) dengan prosedur yang mudah, cepat, dan aman. Kedua, peranan manajemen perkreditan dalam menjaga efektifitas penyaluran kredit sangat urgen, karena setiap perusahaan membutuhkan suatu manajemen yang baik. Ini terbukti dengan data yang telah diperoleh dan hasil pelaksanaan tugas dari masing-masing departemen. Jumlah nasabah di tahun 1997-1998 selisihnya sebesar 377.3%. sedangkan tahun 1999-2000 selisihnya sebesar -0.8%. jumlah barang jaminan yang diterima mencapai selisih 63.6% untuk tahun 1997-1998, dan tahun 1999-2000 mencapai --0.6%. Jumlah uang pinjaman di tahun 1997-1998 selisihnya sebesar 76.4%, dan ditahun 1999-2000 mencapai selisih sebesar 14.96%. Sedangkan realisai laba bersih di tahun 1997-1998 sebesar 128.4%, dan untuk tahun 1999-2000 selisihnya sebesar -37.9%. Ketiga, faktor pendukung yang ada adalah banyaknya nasabah dari mahasiswa, karena mahasiswa memiliki pola pikir yang kritis sehingga mereka dapat mengerti dan dapat memilih mana yang baik dan tidak perusahaan jasa untuk mereka khususnya LKBB. Sedangkan faktor penghambatnya adalah terbatasnya fasilitas gudang sebagai tempat menyimpan barang jaminan gudang. dan upaya yang dilakukan adalah meyakinkan kepada nasabah agar mengganti barang jaminan gudang menjadi barang jaminan kantong (perhiasan cmas). Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan sumber pustaka bagi pihak lain yang terkait dengan peranan manajemen perkreditan dalam menjaga efektifitas penyaluran kredit.