Pranoto, Setyo Edi (2001) Perceraian sebagai akibat dari ketidakharmonisan dalam sebuah rumah tangga: Studi kasus di Pengadilan Agama Kota Malang. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Text (Fulltext)
97250226.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (1MB) | Request a copy |
Abstract
ABSTRAK
Perkawinan merupakan suatu jalan yang dijadikan sarana oleh manusia untuk berkembang biak dan melestarikan hidupnya, yang pada dasarnya perkawinan itu ditempuh dengan tujuan untuk membina keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Namun dalam perjalannya, sudah menjadi hal yang wajar apabila permasalahan-pemasalahan yang timbul, seperti pertengkaran atau perselisihan yang menyangkut hal-hal yang kecil sampai yang besar. Apabila hal itu terjadi dan dibiarkan berlarut, maka bukan tidak mungkin kehidupan berumah tangga menjadi retak yang pada akhimya menimbulkan perceraian.
Tidak satu pasanganpun dari suami istri yang menginginkan perceraian. Akan tetapi, siapa bisa menjamin bahwa perjalanan rumah tangga tidak akan putus di tengah-tengah jalan. Hidup bersama dengan tekad saling menyayangi, saling mengasihi, saling menopang dan saling melindungi adalah sebuah ideal. Karena kondisi dan alasan tertentu, ada saja bahkan dibilang lumrah, pasangan yang telah menyatu selama beberapa tahun memilih untuk bercerai daripada terus bertahan hidup sebagai suami istri. Allah membenci perceraian, tetapi tidak menutup perceraian. Perceraian dipandang sebagai jalan terbaik dan yang paling akhir untuk memecahkan masalah yang membawa keretakan rumah tangga, apabila rumah tangga sudah tidak harmonis lagi dan sulit untuk dinormalkan kembali.
Perceraian yang terjadi antara Nur Chasanah binti Nur Ahdin dengan Chomsin bin Saliman (cerai gugat yang dijadikan bahan penelitian penulis dalam penulisan skripsi ini), pada kasus No. 804/Pdt.G/2000/PA MIg, adalah salah satu contoh perceraian dengan alasan keadaan keluarga yang tidak harmonis lagi. Pada awalnya kehidupan rumah tangga mereka berjalan baik dan harmonis, namun setelah mereka menjalani perkawninan beberapa tahun dan telah dikaruniai 5 orang anak, barulah rumah tangga mereka mulai goyah dan dan sering terjadi perselisihan dan pertengkaran yang terus menerus. Hal ini dikarenakan bahwa pihak suami sering pulang terlambat dan tidak bisa mencukupi kebutuhan ekonomi rumah tangga. Bahkan akhirnya pihak istri mengetahui bahwa kelakuan yang ditunjukkan selama ini oleh suami temyata ia telah menikah lagi dengan wanita lain tanpa sepengetahuan istri terlebih dahulu, sampai-sampai hal ini dilakukan sebanyak lima kali. Sehingga terjadilah perselisihan dan pertengkaran yang tidak bisa dihindari lagi dalam rumah tangga mereka, sehingga akhirnya sang istripun mengajukan gugatan cerai pada Pengadilan Agana karena sudah merasa tidak kuat lagi dengan kelakuan suaminya setelah sekian lama berusaha untuk bersabar.
Perceraian yang terjadi antaramereka berdua dikarenakan alasan ketidakharmonisan dalam rumah tangga yang mnana hal itu terjadi karena faktor ekonomi dan sang suami selingkuh dua kali. Sehingga karena antara mereka berdua sudah tidak dapat disatukan kembali, maka perceraian tidak dapat dihindari lagi. Hakimpun mengabulkan gugatan perceraian itu dengan dasar pasal 39 UU No. 1/1974 jo. Pasal 19 (f) dan Pasal 22 (2) PP No. 9/1975 serta Pasal 116 (f) KHI.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Supervisor: | Hamidah, Tutik |
Keywords: | perceraian; ketidakharmonisan rumah tangga |
Departement: | Fakultas Syariah > Jurusan al-Ahwal al-Syakhshiyyah |
Depositing User: | Nada Auliya Sarasawitri |
Date Deposited: | 30 Nov 2023 14:00 |
Last Modified: | 30 Nov 2023 14:00 |
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/58271 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |