Wati, Herna (2003) Hubungan sistem pengelompokkan siswa dengan konsep diri akhir masa kanak-kanak siswa MIN Malang I: Jl. Bandung no. 7 C. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Text (Full text)
99410168.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (1MB) | Request a copy |
Abstract
ABSTRAK
Konsep diri adalah pandangan seseorang mengenai keseluruhan dirinya, dan merupakan inti dari kepribadian. Konsep diri dalam perkembangannya dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Sekolah termasuk dalam faktor eksternal, dimana memiliki peranan yang sangat besar dalam pembentukan konsep diri anak. Beberapa sekolah di Indonesia menerapkan sistem pendidikan klasikal dengan pembagian kelompok-kelompok kelas berdasarkan kemampuan siswa, yang berarti kurikulum disesuaikan dengan masing-masing siswa, dengan kemampuannya, dengan kecerdasanya dan latar belakang sosialnya. Jadi setiap siswa dikelompokan berdasar kesamaannya dalam kelas-kelas tertentu, atau lebih dikenal dengan sistem pengelompokan siswa. Sistem pengelompokan siswa ini menarik perhatian para ahli pendidikan, dan melahirkan pro dan kontra di kalangan mereka. Pendapat yang pro mengemukakan, antara lain Pakasih mengatakan pengelompokan siswa tidak menimbulkan efek-efek negatif, seperti rasa malu, rendah, benci, iri atau sombong pada siswa, selama guru tidak membeda-bedakan murid-muridnya dalam hal cinta kasihnya, sayangnya kepada, dan pengertiannya terhadap, masing-masing kelompok, selama ia tidak memaki- maki kelompok yang lemah dengan kata-kata “bodoh" atau “goblok”. Mereka belajar menerima diri dan merasa bangga terhadap diri sendiri, bagaimanapun keadaan dan kesanggupannya. Hal ini sebagai landasan bagi terdidiknya “self esteem” atau harga diri. Pendapat yang kontra mengemukakan, diantaranya Esposito, menyatakan sistem pengelompokan siswa tidak demokratis dengan akibat yang negatif terhadap konsep dirinya, karena memberikan “aib" (stigma) pada kelompok yang rendah dan memanjakan kelompok yang di atas. MIN Malang I adalah sekolah yang menerapkan sistem pengelompokan siswa di Malang yang berlaku untuk siswa kelas 3 semester 2 s/d kelas 6 yang dilengkapi dengan program degradasi dan promosi.
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana sistem pengelompokan siswa dan konsep diri siswa MIN Malang I, serta adakah hubungan sistem pengelompokan siswa dengan konsep diri akhir masa kanak- kanak siswa MIN Malang I. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui sistem pengelompokan siswa dan Konsep diri siswa MIN Malang I, serta untuk mengetahui hubungan sistem pengelompokan siswa dengan konsep diri akhir masa kanak-kanak siswa MIN Malang I.
Penelitian ini dilakukan di MIN Malang I yang terletak di Jl. Bandung No. 7 c, dengan metode interview, observasi, dan penyebaran angket dengan populasi semua siswa MIN Malang I dan sampel semua siswa yang mengalami pengelompokan yaitu kelas 3 s/d 6 berjumlah ± 405 siswa. Kemudian dengan cara “purposive sampling’ sampel yang diambil sebanyak 45 siswa yang duduk di kelas V yang tidak mengalami kenaikan ataupun penurunan ke kelompok kelas lainnya, terdiri dari 15 siswa kelas lambat, 15 siswa kelas sedang dan 15 siswa kelas pandai. Diambil siswa kelas V, karena siswa kelas ٧ telah mengalami beberapa kali tidak naik dan turun dari kelompok kelas sebelumnya, sehingga di harapkan keadaan ini berpengaruh pada pembentukan konsep diri siswa. Teknik analisa yang digunakan dengan memaparkan data hasil interview dan observasi untuk mengetahui sistem pengelompokan siswa, untuk mengetahui konsep diri siswa dengan membagi kategori rendah, sedang, dan tinggi beracuan dari nilai SD dan Means. Kemudian untuk mengetahui adakah hubungan kedua variabel dianalisa dengan analisis anava satu jalur.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa sistem pengelompokan siswa MIN Malang I adalah sistem pengelompokan siswa berdasarkan kemampuan dengan acuan nilai prestasi akademik siswa tiap semester dari 10 mata pelajaran yang terdiri dari 5 mata pelajaran agama (Bahasa Arab, Aqidah Akhlak, Fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam dan Qiro’ah) dan 5 mata pelajaran umum ( Bahasa Indonesia, PPKN, Matematika, IPA dan ITS). Konsep diri siswa MIN Malang I yang dibagi dalam tiga kategori, didapat kategori sedang 62.2 %, kategori tinggi 20 %و kategori rendah 17.8 %. Hasil analisis anava menunjukan Ftnb = 3,22 dengan df = 43, dan Fhit = 5.918. Jadi Fhit > Fub atau 5,918 > 322 dengan peluang kesalahan 5 %و maka Ha diterima, berarti ada hubungan signifikan antara sistem pengelompokan siswa dengan konsep diri akhir masa kanak-kanak siswa MIN Malang I. Hal ini berarti ada perbedaan antara konsep diri siswa MIN Malang I di kelas cepat, sedang, dan lambat, dimana konsep diri siswa kelas cepat lebih baik dari konsep diri siswa kelas sedang dan konsep diri siswa kelas sedang lebih baik dari konsep diri siswa kelas lambat. Dapat dikatakan bahwa semakin baik kelas yang di tempati siswa, maka semakin baik pula konsep dirinya.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Supervisor: | Mulyadi, Mulyadi |
Keywords: | sistem pengelompokan siswa; konsep diri |
Departement: | Fakultas Psikologi > Jurusan Psikologi |
Depositing User: | Nada Auliya Sarasawitri |
Date Deposited: | 06 Nov 2023 14:33 |
Last Modified: | 06 Nov 2023 14:33 |
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/57333 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |