Hubungan harga diri dengan perilaku Afiliasi remaja di SMA Islam Al Ma’arif Singosari Malang

ABSTRAK

Di dunia pendidikan fenomena pergaulan remaja sangat variatif sekali terutama di era globalisasi ini. Harga diri merupakan salah satu kunci utama yang harus ada pada diri remaja dalam membangun pergaulan dilingkungannya baik dengan teman, guru, maupun masyrakat sekitarnya. Remaja yang ada di SMA Islam Al-Ma’arif Singosari Malang memiliki harga diri yang cukup baik, hal ini ditunjukan dari pola perilaku afiliasi yang cukup baik pula, salah satunya yang dapat dilihat antara lain interaksi antara siswa dengan guru, siswa dengan siswa yang cukup baik, sehingga dari fenomena ini peneliti ingin mengetahui lebih lanjut apakah ada hubungan antara harga diri dengan perilaku afiliasi remaja yang ada di SMA Islam Al-Ma’arif Singosari Malang.

Penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkat harga diri kaitannya dengan perilaku afiliasi remaja. Hipotesis yang diajukan adalah bahwa terdapat hubungan antara harga diri dengan perilaku afiliasi remaja. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas 1.22.7,3 و-IPS 2 yang berjumlah 90 orang.

Metode penelitian yang digunakan adalah skala sikap likert untuk mengambil data, pengujian validitas alat ukur digunakan rumus product moment yang kemudian dikorelasikan dengan part whole. Hasil validitas skala diketahui skala harga diri (skala 1) 59 item valid dan 1 item, skala perilaku afiliasi (skala 2) 46 item valid dan 2 item gugur. Pengujian reliabilitas alat ukur digunakan Alpha Cronbarch perfaktor, sedangkan untuk menguji hipotesis digunakan rumus korelasi product moment dari Pearson.

Berdasarkan analisis data diketahui tingkat harga diri remaja SMA Islam Al-Ma’arif Singosari Malang berada padal tingkat sedang, sedangkan perilaku afiliasi juga berada pada tingkat sedang. Dari uji hipotesis didapatkan hasil rxy آ 0,502 yang berarti hipotesis dalam penelitian ini terbukti bahwa ada hubungan yang signifikan searah antara harga diri dan perilaku afiliasi remaja di SMA Islam Al-Ma’arif Singosari Malang. Hal ini juga menerangkan bahwa semakin tinggi rasa harga diri remaja maka semakin tinggi pula perilaku afiliasi remaja.