Hubungan antara kontrol diri dan kesadaran beragama dengan perilaku Delinkuen pada remaja

ABSTRAK

Masa remaja merupakan suatu periode peralihan, suatu masa perubahan, usia bermasalah, saat dimana individu mencari identitas, masa yang tidak realistis dan ambang dewasa. Pada posisi marginal ini remaja tidak lagi memiliki status anak-anak, namun belum juga dianggap sebagai orang dewasa sehingga sulit untuk menempatkan posisinya. Secara biologis perubahan keadaan fisik dan bekerjanya kelenjar-kelenjar sangat memungkinkan anak remaja tidak bisa mengendalikan diri dari tekanan-tekanan emosinya. Akibat dari keadaan tersebut telah menimbulkan banyak penyimpangan perilaku yang dilakukan oleh remaja, sebagai dampak kurang mampunya mengendalikan emosi atau kontrol diri. Terlebih lagi pada era globalisasi dan arus informasi yang semakin mudah diterima oleh mereka tanpa memfilter positif dan negatifnya terlebih dahulu.

Penelitian ini dilakukan di SMK Islam I Blitar, bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kontrol diri dan kesadaran beragama dengan perilaku delinkuen. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Subyek penelitian ini berjumlah 60 orang yang dipilih dengan menggunakan random sampling. Data dikumpulkan dari tiga skala yaitu skala kontrol diri, skala kesadaran beragama, dan skala perilaku delinkuen.

Dalam penelitian ini ada tiga hipotesis, untuk pembuktian hipotesis pertama dan kedua menggunakan analisa produet moment sedangkan untuk hipotesis yang ketiga analisa yang digunakan adalah analisa regresi ganda, kedua analisa tersebut digunakan dengan menggunakan bantuan komputer Seri Program Statistik (SPS) versi IBM/IN, edisi Sutrisno Hadi dan Seno Pamardiyanto, UGM, Yogyakarta, 1996. Perhitungan validitas aitem menggunakan produet moment dari Kari Pearson dan perhitungan reliabilitasnya menggunakan Alpha Cronbach. Dari perhitungan validitas diperoleh 56 aitem valid dari 60 aitem untuk skala kontrol diri, skala kesadaran beragama diperoleh 46 aitem valid dari 50 aitem, dan untuk skala perilaku delinkuen diperoleh 45 aitem valid dari 48 aitem.

Pembuktian hipotesis pertama dengan menggunakan analisa produet moment diperoleh p=0,000, r = -0,652. Ini menunjukkan bahwa ada hubungan negatif yang signifikan antara kontrol diri dengan perilaku delinkuen (p<0,050), artinya semakin tinggi kontrol diri sis١va maka semakin rendah perilaku delinkuen nya. Untuk pembuktian hipotesis kedua yang juga menggunakan produet moment diperoleh p=0,000, r - -0,583. Ini menunjukkan bahwa ada hubungan negatif yang signifikan antara kesadaran beragama dengan perilaku delinkuen (p<0,050), artinya semakin tinggi kesadaran beragama siswa maka semakin rendah perilaku delinkuennya. Untuk pembuktian hipotesis ketiga analisa yang digunakan adalah analisa regresi, hasilnya menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan (F=24,861; p=0,000) antara kontrol diri dan kesadaran beragama dengan perilaku delinkuen. Sumbangan efektif (R2xl00%) yang diberikan kontrol diri dan kesadaran beragama sebesar 46,6% dengan rincian sumbangan efektif dari kontrol diri sebesar 30,835% dan sumbangan efektif dari kesadaran beragama sebesar 15,756% sedangkan 53,409% disebabkan oleh faktor lain.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa terdapat hubungan antara kontrol diri dan kesadaran beragama dengan perilaku delinkuen. Sehingga remaja hendaknya memahami pentingnya meningkatkan kontrol diri dan kesadaran beragama.