Pengembangan kurikulum lokal di era Otonomi Daerah: Studi kasus di SLTP Negeri 4 Kepanjen

ABSTRAK

Lahirnya Undang-Undang NO. 22 dan 25 tentang otonomi daerah dan perimbangan keuangan antara pusat dan daerah telah membawa perubahan dalam segi-segi kehidupan. Termasuk dalam bidang pendidikan. Undang-Undang tersebut pada dasarnya merupakan upaya reformasi terhadap kebijakan-kebijakan yang sebelumnya bersifat sentralistik untuk diarahkan kepada desentralisasi pendidikan. Keinginan pemerintah, yang digariskan dalam haluan negara agar pengelolaan pendidikan diarahkan pada desentralisasi menuntut partisipasi masyarakat secara aktif untuk merealisasikan otonomi daerah. Karena itu pula perlu kesiapan sekolah sebagai ujung tombak pelaksanaan operasional pendidikan pada tingkat bawah. Pemberian otonomi yang luas pada sekolah merupakan kepedulian pemerintah terhadap gejala-gejala yang muncul dimasyarakat serta peningkatan mutu pendidikan secara umum. Pemberian otonomi ini menuntut pendekatan kurikulum yang sesuai dengan kondisi lingkungan sosial budaya masyarakat setempat dan kebutuhan peserta didik. Untuk itulah tujuan dari penelitian ini ingin mengetahui bagaimana pengembangan kurikulum lokal di era otonomi daerah yang ada di SLTP Negeri 4 Kepanjen.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sedangkan jenis penelitiannya merupakan penelitian studi kasus. Sumber data diperoleh dari dokumen dan informan, sedangkan yang menjadi informan adalah Kepala Sekolah, Wakil Kepala bidang kurikulum, dan tiga orang guru. Prosedur pengumpulan data yang digunakan melalui metode wawancara, dokumentasi dan observasi. Dalam penelitian ini analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif. Analisis data dilakukan pada saat dan setelah pengumpulan data. Untuk pengecekan keabsahan data digunakan teknik ketekunan pengamatan dan triangulasi.

Hasil penelitian dapat dijelaskan disini bahwa, dalam pengembangan kurikulum lokal Kepala Sekolah membentuk sebuah tim untuk menentukan jenis kurikulum lokal. Dalam menyusun kurikulum lokal tersebut hal-hal yang perlu diperhatikan adalah: prinsip-prinsip pengembangan kurikulum yaitu prinsip relevansi, fleksibilitas, efektivitas dan efisiensi, dan prinsip kesinambungan. Disamping prinsip-prinsip itu sekolah juga mengembangkan komponen- komponen kurikulum yaitu tujuan, bahan ajar/ materi, strategi mengajar dan komponen evaluasi. Jenis kurikulum lokal yang ada di SLTP Negeri 4 Kepanjen berupa keterampilan elektronika. Adapun tujuannya adalah untuk (1) memberikan pengalaman dan pengetahuan tentang dasar-dasar elektronika, (2) agar sis١va memiliki keterampilan / skill yang berguna bagi dirinya sendiri dan orang lain, (3) sebagai sarana untuk mengembangkan minat dan bakat siswa. Strategi pelaksanaan kurikulum lokal menggunakan pendekatan monolitik. Adapunmetode pengajaran yang digunakan yaitu metode ceramah, demonstrasi dan tanya jawab. Evaluasi kurikulum lokal ada dua jenis yakni evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.

Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis dapat mengajukan saran-saran yang dianggap perlu (1) dalam menentukan jenis kurikulum lokal hendaknya menyesuaikan dengan kondisi lingkungan sosial budaya masyarakat setempat dan kebutuhan peserta didik, (2) menyediakan fasilitas dan sumber belajar untuk menunjang proses belajar mengajar, (3) guru menyesuaikan metode dengan materi yang diajarkan dan menggunakan media pengajaran, (3) kurikulum lokal perlu diberikan sejak kelas dua bahkan jika perlu menambah alokasi waktunya diluar jam pelajaran, dan yang terakhir perlu melibatkan masyarakat setempat dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di sekolah tersebut.