Rusuli, Izzatur (2006) Analisis Komparatif antara teori belajar dalam perspektif barat dan Islam. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Text (Full text)
02110279.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (14MB) | Request a copy |
Abstract
ABSTRAK
Belajar merupakan kebutuhan dan berperan penting dalam kehidupan manusia. Hal ini disebabkan manusia terlahir sebagai makhluk yang lemah yang tidak bisa apa-apa dan tidak mengetahui apa-apa, ia hanya dibekali potensi jasmaniah dan rohaniah (QS. An-Nahl٠.78). Maka sangat beralasan jika mengapa dan bagaimana manusia itu dipengaruhi oleh bagaimana ia belajar. Oleh karena itu belajar adalah ”key term” (istilah kunci) yang paling vital dalam usaha pendidikan. Sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan.
Mengingat betapa urgennya belajar, maka muncul istilah teori belajar, yaitu kumpulan prinsip umum yang saling berhubungan merupakan penjelasan atas sejumlah fakta dan penemuan yang berkaitan dengan peristiwa belajar. Teori belajar selama ini kebanyakan dari Barat yang mempunyai orientasi yang berbeda dengan Islam. Amat disayangkan umat Islam mengadopsi teori-teori tersebut secara tidak kritis. Bahkan di universitas-universitas yang berlabel Islam sekalipun masih menggunakan teori belajar konvensional sebagai satu-satunya referensi utama. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengambil judul Analisis Komparatif antara Teori Belajar dalam Perspektif Barat dan Islam. Adapun fokus penelitian ini adalah bagaimana teori belajar dalam frame-work Barat (konvensional)? Bagaimana teori belajar dalam perspektif Islam? Serta bagaimana perbandingan dan sintesa teori belajar konvensional dengan teori belajar Islam? Apakah implikasinya pada proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam?
Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan analisis komparatif. Data penelitian ini menggunakan sumber data primer, yaitu theories of learning karya Gordon (Barat), al-Qur’an dan al-Hadits (Islam) dan sumber data sekunder berupa Psikologi Belajar karya Muhibbin Syah (Barat) dan Psikologi dalam Tinjauan Hadits Nabi saw. karya Utsman Najati (Islam). Teknik pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi. Teknik analisis datanya menggunakan content analysis. Sedangkan pembahasan menggunakan metode deduksi, induksi, dan komparasi.
Dari penelitian tersebut, terungkap bahwa Barat yang mempunyai world view sekuler-positifistik-materialistik membatasi teori belajar pada gejala-gejala yang berkaitan dengan peristiwa belajar yang bersifat empiris-rasional-kuantitaif. Konsekuensinya teori ini hanya memperhatikan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik minus aspek spiritual, seperti teori belajar behavioristik yang mereduksi manusia terbatas pada mekanikal-pragmatis. Teori kognitif menjadikan ingatan dan pikiran manusia bagaikan komputer yang hanya berfungsi memroses informasi. Dan teori humanistik yang bersifat anthroposentris. Masing-masing teori belajar ini saling bertentangan. Sedang teori belajar yang ditawarkan Islam, tidak hanya bersifat rasional-empiris, melainkan juga bersifat normatif-kualitatif.
Berdasarkan kajian penulis, terdapat beberapa aspek teori belajar dalam Islam yang sepadan dengan teori belajar Barat, yaitu 1) teori belajar akhlacj dalam rangka pembentukan tingkah laku, yang terdiri dari taqlid (imitasi), ta'wid (pembiasaan), dan lajrihah wa khata' (trial and error): 2) teori belajar jikr dalam rangka pencarian pengetahuan dan kebenaran, terdiri dari (afakkur dan ijtihad; dan 3) teori belajar insaniyah yang mengedepankan perasaan yang bersifat manusiawi, meliputi hurriyah (kebebasan) yang bertanggung jawab. Walaupun aspek-aspek tersebut tampak berbeda, akan tetapi hal itu merupakan satu kesatuan yang holistik dan saling melengkapi.
Kesimpulan yang dapat diambil adalah terdapat perbedaan yang mendasar antara teori belajar Barat dengan Islam karena perbedaan pandangan dunia {world view). Barat kontemporer lebih menekankan pada peristiwa belajar yang bersifat rasional-empiris-kuantitatif yang bersumber pada pandangan dunia Barat {world view) sekuler-positifistik-materialistik. Sedangkan teori belajar Islam tidak hanya memberikan aksentuasi pada peristiwa belajar yang bersifat rasional-empiris, akan tetapi teori tersebut juga memberikan penekanan pada peristiwa belajar yang bersifat normatif-kualitatif yang berasal dari a!-Qur’an dan al-Sunah serta khazanah intelektual Islam yang dikembangkan oleh cendikiawan muslim.
Meskipun demikian, tidak semua teori belajar yang diusung oleh Barat itu bersifat destruktif atau sepenuhnya bertentangan dengan Islam. Di sisi lain masih terdapat teori-teori belajar yang tidak bertentangan dengan Islam, sehingga perlu diadakan sintesa. Dari sintesa kedua teori belajar tersebut muncul teori belajar terpadu yang selaras dengan idealisme Islam, yaitu kumpulan dari beberapa prinsip tentang yang berkaitan dengan belajar yang bersumber dari a!-Qur’an, al- Sunah, khazanah pemikiran intelektual muslim, dan mengadopsi teori belajar Barat yang relevan dengan Islam. Teori belajar terpadu ini memberikan implikasi pada proses pembelajaran yang holistik, efektif, dan efisien.
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menggugah umat Islam untuk menjadikan a!-Qur’an dan al-Sunah serta khazanah intelektual muslim sebagai sumber rujukan umat Islam dalam pengembangan intelektual, terutama dalam bidang pendidikan. Dan memicu tumbuhnya penelitian yang lebih mendalam tentang teori belajar dalam Islam dengan pokok kajian yang berbeda.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Supervisor: | Rossidy, Imron |
Keywords: | Teori Belajar; Teori Belajar Barat; Teori Belajar Islam |
Departement: | Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan > Jurusan Pendidikan Agama Islam |
Depositing User: | Nada Auliya Sarasawitri |
Date Deposited: | 23 Aug 2023 11:16 |
Last Modified: | 23 Aug 2023 11:16 |
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/56011 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |