Metode pembelajaran Al-Qur’an dalam menanamkan nilai keagamaan pada anak: Studi kasus di TPA Jabal Nuur Dorotangga Dompu - NTB

ABSTRAK

A!-Qur’an adalah kitab suci yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai salah satu rahmat yang tiada taranya bagi alam semesta. Setiap orang Islam yaitg telali menyatakan beriman kepada A!-Qur'an mempunyai kewajiban terhadap kitab sucinya. Diantara kewajiban itu adalah kita mengamalkan sedapat mungkin hasil yang telah diperoleh setiap orang Islam dari yang ia pelajari dan diajarkan kembali pada orang lain seperti keluarga, tetangga dan seterusnya sehingga pembelajaran A!-Qur١an dapat terlaksana terus hingga akhir zaman.

Keberhasilan suatu program, terutama proses belajar mengajar tidak terlepas dari pemilihan metode mengajar dan penggunaan metode itu sendiri. Selama ini bimbingan dan pendidikan agama dimasyarakat masih tetap mengikuti pola dan alur tradisional, metode yang digunakan terkadang kurang memperhatikan unsur psikologi anak itu sendiri sehingga kurang daya tariknya. Tak sedikit anak-anak berusaha menghindar dan mengelak mengikuti pelajaran agama lebih khusus belajar A!-Qur'an, akhirnya angka buta huruf Al-Qur'an dilingkungan generasi muda setiap tahun terus meningkat.

Berangkat dari latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian di TPA Jabal Nliur Dorotangga Dompu, dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana penggunaan metode pembelajaran A!-Qur'an di TPA Jabal Nuur, faktor apa saja yang mendukung dan menghambat proses pembelajaran A!-Qur’an dan bagaimana langkah-langkah yang dilakukan dalam menanamkan nilai keagamaan pada anak. Data yang telah diperoleh dan dikumpulkan tersebut dianalisis dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Dengan demikian pada penelitian ini penulis ingin mendeskripsikan tentang bagaimana penggunaan metode pembelajaran A!-Qur'an di TPA Jabal Nuur, faktor apa saja yang mendukung dan menghambat proses pembelajaran Al- Qur’an dan bagaimana langkah-langkah yang dilakukan dalam meningkatkan nilai keagamaan anak.

Adapun metode pengumpulan datanya, penulis menggunakan beberapa metode yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Dan hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa metode pembelajaran A!-Qur'an yang digunakan di TPA Jabal Nuur yaitu metode CBSA dengan menggunakan buku Iqra’ dengari sistem pembelajaran A!-Qur’an meliputi sistem klasikal dait privat. Selanjutnya mengenai faktor pendukung meliputi: Adanya dukungan dari masing-masing Orang tua dait memperhatikan pendidikan dan keperluait anaknya dalam belajar, mengatur waktu belajar, sedikit tahu tentang kesulitan anaknya dalam belajar dan sebagainya. Kedua faktor media dengan adanya media ini diharapkan agar komunikasi dan interaksi guru / murid tidak bersifat monoton tetapi lebih bervariasi. Dan faktor penghambatnya adalah Belum tertanamnya rasa disiplin yang tinggi pada kebanyakan anak didik, sehingga sering didapati anak didik yang membolos, Adanya guru yang kurang professional, dan lingkungan sosial masyarakat. Selanjutnya mengenai langkah-langkah yang dilakukan dalam menanamkan nilai keagamaan pada anak meliputi: pengenalan, pembiasaan keutamaan, keteladanan, penghayatan nilai, pengalaman nilai-nilai Islami. Serta mengenai nilai-nilai akhlak yang dimiliki santri antara lain: tidak berburu sangka, sederhana, teladan yang baik, berbuat baik dan menghormati kedua orang tua. Sedangkan nilai-nilai agama yang dimiliki santri yaitu beriman kepada Allah, ketaatan yang mutlak, mengerjakan shalat, berdo’a, berdzikir, menghafal bacaan sholat dan lain-lain. Serta nilai sosial yai١g dimiliki santri adalah bersikap baik terhadap orang lain, berkatajujur, tolong menolong, tenggang rasa.

Dari seluruh hasil pembahasan yang telah diperoleh dengan mengumpulkan berbagai macam data dapat disimpulkaan bahwa penggunaan metode pembelajaran A!-Qur’an dengan sistem CBSA ( Metode lqra’) dalam menanamkan nilai keagamaan pada anak belum berhasil ( belum maksimalj.dilakukan karena dalam penggunaannya metode ini memakai sistem pembelajaran secara klasikal. Melihat kenyataan yang seperti itu pengajar dituntut untuk pandai-pandai menggunakan suatu metode tapi harus disesuaikan dengan perkembangannya dan latar belakang santri yang berbeda-beda.