Eksistensi Kantor Urusan Agama dalam menekan angka Perceraian: Studi tentang upaya KUA Kec. Singasari Kab. Malang dalam menekan angka Perceraian tahun 1995-2002

ABSTRAK

Tujuan perkawinan adalah membentuk keluarga yang bahagia dan kekal karena itu, suami-istri harus saling melengkapi dan saling membantu setiap kekurangan masing-masing pihak. Perkawinan adalah sah apabila di lakukan menurut hukum Agama, sebab merupakan asas pokok dalam kehidupan masyarakat yang sempurna.

Bukan saja perkawinan, itu suatu jalan yang sangat mulia untuk mengatur kehidupan dan keturunan, juga dipandang sebagai suatu jalan, menuju perkenalan antara satu kaum dengan kaum yang lainnya. Dengan demikian akan terjadi saling bertolong-tolongan antara satu dengan yang lainnya.

Sesungguhnya pertalian dengan perkawinan adalah sangat teguh dalam hidup dan kehidupan manusia. Sebab itu untuk mendapatkan kepastian hukum dan perlindungannya, serta melindungi hak dan kewajiban, yang timbul dari perkawinan itu, maka perkawinan itu perlu di catat akibat hukum yang di timbul dari perkawinan itu, bukan saja antara suami-istri balikan antara kedua belah pihak keluarga. Hubungan suami-istri sangat mempengaruhi antara kedua telah pihak, baik segi kebaikannya maupun kemadlaratannya.

Di dalam Undang-Undang Nomor. 1 Tahun 1974, di jelaskan bahwa seorang suami cukup beristri satu, terkecuali dalam keadaan terpaksa. Dapat beristri lebih dari satu dengan izin peradilan Agama.

Di dalam Al-Qur’an juga dijelaskan, bahwa laki-laki boleh kawin dua, atau tiga atau empat, tetapi dengan syarat “Adil” . Hal ini untuk mencegah kesewenang-wenangan laki-laki untuk beristri lebih dari satu.

Perkawinan bukanlah sekedar untuk kebutuhan sex semata, tetapi merupakan titik awal membangun keluarga dari pembangunan masyarakat dan Negara terkhusus pada Agama. Maka keluarga adalah “sumber kekuatan dan perkembangan Negara serta perkembangn jiwa Agama”

Dari paparan di atas, menunjukkan hukum Agama dalam hidup berkeluarga. Merupakan inti dari pertanggungan jawab, berkembangnya manusia, serta pemeliharaan tanggung jawab itu kepada Tuhan. Berkaitan dengan hal di atas, maka sarana yang paling efektif untuk mengetahui dan mengatasi problem keretakan keluarga (perceraian), adalah membidik secara langsung dari eksistensi Kantor Urusan Agama. Untuk itu penulis mengadakan penelitian di Kantor Urusan Agama Kec. Singasari Kab. Malang.

Adapun rumusan masalah pada penelitian skripsi ini adalah bagaimana tingkat perceraian dan penyebab terjadinya perceraian serta upaya Kantor Urusan Agama Kec. Singasari Kab. Malang, dalam menekan angka perceraian Sedangkan tujuan dari pembahasan skripsi ini adalah untuk mengetahui tingkat perceraian, serta penyebab perceraian, dan upaya yang dilakukan Kantor Urusan Agama Kec. Singasari Kab. Malang dalam menekan angka perceraian.

Sedangkan untuk mencapai tujuan tersebut penulis menggunakan data tertulis (arsip) atau Tidak tertulis (wawancara) perkawinan dan perceraian di KUA Kec. Singasari Kab. Malang Tahun 1995-2002. Selanjutnya metode pengumpulan data yang penulis gunakan adalah metode survai, observasi dan dokumentasi. Untuk metode analisis datanya adalah dengan analisis diskriptif kualitatif.

Dari uraian diskriptif di atas, bisa memberikan gambaran bahwa pada subtansinya, dalam pembahasan skripsi ini terfokus pada upaya untuk meneliti lebih mendalam tentang upaya KUA Kec. Singasari Kab. Malang dalam menekan angka perceraian, serta pandangan penunjang dan kendala yang dihadapi lembaga ini, baik dari internal maupun eksternal dalam mewujudkan eksistensinya.