Responsive Banner

Pengaruh pemberian ekstrak temulawak (Curcuma Xanthorrhiza Roxb) terhadap prevalensi dan kelulushidupan ikan Mas (Cyprinus Carpio) yang diinfeksi bakteri Aeromonas Hydrophyla

Laili, Ulfatul (2007) Pengaruh pemberian ekstrak temulawak (Curcuma Xanthorrhiza Roxb) terhadap prevalensi dan kelulushidupan ikan Mas (Cyprinus Carpio) yang diinfeksi bakteri Aeromonas Hydrophyla. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.

[img] Text (Fulltext)
02520015.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (2MB) | Request a copy

Abstract

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Penyakit dan Parasit Ikan fakultas Perikanan Brawijaya Malang pada bulan Maret-April 2007. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian dosis ekstrak temulawak yang berbeda terhadap prevalensi dan kelulushidupan ikan mas yang terinfeksi bakteri Aeromonas hydrophila yang digunakan sebagai sumber informasi dalam menentukan dosis ekstrak temulawak yang paling efektif untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh bakteri Aeromonas hydrophila yang menginfeksi ikan mas (Cyprinus carpio).

Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu jalur (one way), terdiri 4 perlakuan dan1 kontrol dengan 3 kali ulangan.

Parameter dalam penelitian ini ada 2 yaitu parameter utama dan penunjang. Parameter utama adalah prevalensi dan kelulushidupan. Sedangkan parameter penunjang adalah kualitas air meliputi suhu, derajat keasaman (pH) dan oksigen terlarut (DO), yang pengukurannya dilakukan 2 hari sekali selama penelitian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pemberian dosis ekstrak
temulawak yang berbeda memberikan pengaruh yang nyata terhadap prevalensi ikan mas. Perlakuan B (0,4 ml/l) dengan rata-rata 36,11% memberikan prevalensi terkecil berturut-turut diikuti oleh perlakuan A (0,2 ml/l) dengan rata-rata 38,87%; perlakuan D (0,8 ml/l) dengan rata-rata 83,33% dan perlakuan C (0,6 ml/l) dengan rata-rata 88,89%.

Perbedaan perlakuan juga memberikan pengaruh yang nyata terhadap kelulushidupan ikan mas. Perlakuan B (0,4 ml/l) dengan rata-rata 73,33% memberikan kelulushidupan tertinggi berturut-turut diikuti oleh perlakuan A (0,2 ml/l) dengan rata-rata 53,33%; perlakuan C (0,6 ml/l) dengan rata-rata 40% dan perlakuan D (0,8 ml/l) dengan rata-rata 33,33%.

Hasil pengamatan kualitas air media yang didapatkan dalam batas yang
layak bagi kehidupan ikan: suhu 25,02-26,20°C, pH 7,8-8,1, dan DO (Oksigen terlarut) 6,3-6,6 ppm.

Dari hasil penelitian yang dilakukan sebaiknya ekstrak temulawak digunakan pada dosis 0,4 ml/l atau 0,04 % untuk mendapatkan prevalensi terbaik, sedangkan untuk mendapatkan kelulushidupan terbaik juga digunakan dosis yang sama yaitu 0,4 ml/l atau 0,04%.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Supervisor: Utami, Ulfah
Contributors:
ContributionNameEmail
UNSPECIFIEDUtami, UlfahUNSPECIFIED
Keywords: Ekstrak Temulawak; Prevalensi; Kelulushidupan Ikan Mas; Bakteri Aeromonas hydrophyla
Departement: Fakultas Sains dan Teknologi > Jurusan Biologi
Depositing User: Fadlli Syahmi
Date Deposited: 07 Mar 2023 09:34
Last Modified: 07 Mar 2023 09:34
URI: http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/47946

Downloads

Downloads per month over past year

Actions (login required)

View Item View Item