Solikhatun, Solikhatun (2015) Praktek Ijarah dengan Lafadh jual beli sawah potongan di Desa Karangasem Kertanegara Purbalingga tinjauan Hukum Islam. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Text (Fulltext)
11220055.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (1MB) | Request a copy |
Abstract
ABSTRAK
Pada perkembangan zaman, khususnya di era modern ini sewa menyewa dan jual beli semakin banyak jenis dan bentuknya, seperti jual beli online, murobahah, kredit dan lain sebagainya.Dalam transaksi jual beli sawah potongan yang dilakukan oleh masyarakat Desa Karangasem, akad yang digunakan lebih mengarah pada transaksi akad ijarah bukan transaksi akad jual beli. Hal tersebut dikarenakan setelah terjadinya akad jual beli, pihak pembeli masih memiliki tanggungan untuk mengembalikan sawah potongan yang ia beli kepada penjual sesuai waktu yang telah disepakati
Dalam penelitian ini, terdapat rumusan masalah yaitu:1)Bagaimana Praktek ijarah dengan lafadh jual beli sawah potongan di Desa Karangasem, Kertanegara,Purbalingga?.2) Bagaimana Praktek Ijarah dengan lafadh jual beli sawah potongan di Desa Karangasem, Kertanegara, Purbalingga Tinjauan Hukum Islam.
Kemudian penelitian ini menggunakan jenis penelitian empiris,karena pangkal tolak penelitian ini mengunakan fakta sosial yang terdapat dalam masyarakat. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan yuridis soiologis. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder, kemudian tekhnik pengolahan data menggunakan wawancara dan dokumentasi.
Dari Hasil penelitian, menurut Madzhab Syafi’i transaksi jual beli yang dilakukan oleh masyarakat Karangasem ini tidak sesuai dengan syarat ijab qabul, maka dalam hal ini ijarah dengan akad jual beli sawah potongan di desa Karangasem tidak sah, karena dalam syarat ijab qabul jual beli tidak ada batas waktu sedangkan kenyataan yang ada di masyarakat Karangasem menggunakan batas waktu, sehingga transaksi ini tidak dapat dikategorikan jual beli melainkan ijarah(sewa-menyewa).Sedangkandalam kaidah fiqhiyah“al-‘ibrotu fil ‘uq ȗdi lil maqâsidi wal ma’ânî la lillafâdhi walmabânî“menjelaskan bahwa kaidah tersebut membolehkan adanya akad jual beli yang ada di desa Karangasem, selain itu ditunjang lagi dengan kaidah fiqhiyah” al-‘âdatul muhakkamatu”. Penulis dapat menyimpulkan bahwa ijarah dengan akad jual beli sawah potongan ini diperbolehkan, karena transaksi ini sudah sesuai dengan kaidah yang pertama dan juga sudah menjadi adat kebiasaan masyarakat Karangasem.
ABSTRACT
At the times, especially in this modern era, lease and purchase have more and more types and shapes, such as sale and purchase online, murobahah, credit, etc. In sale and purchase of sawah potongan performed by the villagers of Karangasem, the contract tends to the Ijarah contract not purchase contract. That is because after the sale and purchase agreement, the buyer still has responsibility to return sawah potonganthat he bought to the seller according to the time that has been agreed.
In this study, there aretwo formulations of the problem, they are: 1) Howis the practice ofIjarahwith sale and purchase agreement of sawah potongan in Karangasem village, Kertanegara, Purbalingga? 2) How is the practice ofIjarahwith sale and purchase agreement of sawah potongan in Karangasem village, Kertanegara, Purbalingga in terms of Islamic Law?
This study uses empirical research, because the base of this research uses social facts contained in the society. This study uses juridical sociological approach. Source of data uses primary data and secondary data, then data processing technique uses interviews and documentation.
From this study, based on this study, the transaction of sale and purchase that is done by Karangasem people is not compatible with ijab qabul requirement. So, in this case, ijarah with sale and purchase of sawah potongan in Karangasem village is invalid, because in ijab qabul requirement, there is not deadline. While the fact in Karangasem people uses deadline. So, this transaction is not sale and purchase agreement, but it is ijarah. In rule of fiqh “al-‘ibrotu fil ‘uqudi lil maqosidi wal ma’ânî la lillafadzi walmabâni“ explains that the rule enables to sale and purchase agreement in Karangasem village. Beside of that, it is supported by rule of fiqh ”al-‘âdatul muhakkamatu”. The writer can make conclusion that ijarah with sale and purchase agreement of sawah potongan is permissible, because this transaction is compatible with the first rule of fiqh and also has become a custom of Karangasem people.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Anam, Khoirul | ||||||
Contributors: |
|
||||||
Keywords: | Ijarah; Lafadh Jual Beli; Sawah Potongan; Hukum Islam; Ijarah; Sale &PurchaseAgreement; Sawah Potongan; Islamic Law | ||||||
Departement: | Fakultas Syariah > Jurusan Hukum Bisnis Syariah | ||||||
Depositing User: | Fadlli Syahmi | ||||||
Date Deposited: | 02 Mar 2023 10:40 | ||||||
Last Modified: | 02 Mar 2023 10:40 | ||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/47648 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |