Khasanah, Siti Nur (2007) Tradisi Perkawinan "Dandang Sauran Jeneng": Studi pada masyarakat Kalibatur, Kecamatan Kalidawir, Kabupaten Tulungagung. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
![]() |
Text (Fulltext)
03210011.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (741kB) | Request a copy |
Abstract
ABSTRAK
Agama diperlukan dalam kehidupan berbudaya untuk memberi arah kesadaran etik agar dalam kehidupan lebih bermakna. Di antara budaya manusia ada tradisi perkawinan Dandang Sauran Jeneng sebagaimana yang terjadi pada masyarakat Kalibatur. Ini merupakan suatu tradisi perkawinan yang memperhatikan asal usul nama dari kedua orang tua laki-laki dan perempuan yang akan melaksanakan perkawinan. Padahal dalam al-Qur'an dan Hadis tidak disinggung, sementara itu masyarakat Kalibatur semua beragama Islam, mereka mempunyai aturan larangan melakukan perkawinan yang tidak diatur dalam Islam. Bagaimana pandangan masyarakat Kalibatur terhadap tradisi tersebut? pakah faktor-faktor yang mempengaruhi ketaatan masyarakat Kalibatur? Dan bagaimana tinjauan Urf (adat) terhadap tradisi tersebut?
Penelitian ini menggunakan paradigma naturalistic paradigm atau paradigma alamiah yang bersumber pada pandangan fenomenologis. Dan pendekatannya deskriptif kualitatif, field research sebagai jenisnya, dengan menggunakan sumber data primer dan sekunder yang dikumpulkan melalui metode observasi, wawancara dan dokumentasi dengan diolah melalui tiga tahapan dan dianalisis dengan mengunakan metode deskritif analitik sebagai sifat dari penelitian ini.
Hasil penelitian ini antara lain: dalam memandang tradisi Dandang Sauran jeneng, terbagi pada dua golongan, yang setuju yaitu dari pihak kaum tradisional (sesepuh desa), dan yang tidak setuju diusung oleh para pemuda desa dengan berbagai alasan yang menjadi dasar dari pendapat mereka, adapun faktor yang mempengaruhi masyarakat untuk tetap menjalankannya secara umum terdapat dua alasan yaitu: a. faktor tradisi atau kebiasaan sebagai warisan dari nenek moyang mereka b. faktor kebersamaan dan kemaslahatan bagi kehidupan berkeluarga. Sedangkan secara khusus juga ada dua faktor yaitu: a. Karena adanya rasa patuh terhadap orang tua atau nenek moyang (para leluhur mereka) b. Karena adanya fakta (kejadian).
Secara definitif tradisi Dandang Sauran Jeneng tersebut merupakan adat. Karena ketika ditinjau dari segi obyeknya masuk pada al-‘urf al-lafdzi (adat yang berupa perkataan atau ucapan). Dilihat dari cakupannya masuk pada al-‘urf al-khâsh (adat yang khusus) yaitu kebiasaan yang berlaku di daerah dan masyarakat tertentu. Sedangkan dilihat dari keabsahannya, maka pada dasarnya tradisi ini bisa dinamakan Al-‘urf al- shâhih karena hal tersebut adalah suatu kebiasaan yang berlaku ditengah-tengah masyarakat yang tidak bertentangan dengan nâsh, tidak menghilangkan kemaslahatan, dan tidak pula membawa madarat.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Sj, Fadil | ||||||
Contributors: |
|
||||||
Keywords: | Tradisi; Perkawinan; Dandang Sauran Jeneng | ||||||
Departement: | Fakultas Syariah > Jurusan al-Ahwal al-Syakhshiyyah | ||||||
Depositing User: | Fadlli Syahmi | ||||||
Date Deposited: | 30 Jan 2023 11:12 | ||||||
Last Modified: | 30 Jan 2023 11:12 | ||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/45705 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
![]() |
View Item |