Puspita, Adien Sukma (2022) Ratio decidendi putusan nafkah ‘Iddah dan Mut’ah suami penyandang disabilitas perspektif Maslahah Mursalah: Studi Putusan Nomor 1311/Pdt.G/2021/PA.Sda. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
|
Text (Fulltext)
18210101.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (2MB) | Preview |
Abstract
ABSTRAK
Perceraian bukan merupakan tujuan setiap pernikahan. Akan tetapi perceraian adalah suatu keadaan yang pada dasarnya tidak dikehendaki oleh setiap pasangan yang memiliki tujuan pernikahan sebagai salah satu ibadah. Sebagaimana adanya perkara nomor 1311/Pdt.G/PA.Sda/2021 yang kemudian menjadi putusan dimana pihak pemohon merupakan penyandang disabilitas dan dalam keadaan tidak bekerja. Hal ini dapat diketahui dari berita acara sidang. Kemudian menarik untuk diteliti adalah pertimbangan hakim memutus besaran nafkah ‘iddāh dan mut’āh dimana hal tersebut dibebankan kepada penyandang disabilitas mental sebagaimana diagnosis dokter pada bagian pembuktian didalam berita acara sidang yang terlampir pada naskah putusan.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian yuridis normative dengan menggunakan pendekatan kasus (case approach), Beberapa sumber bahan hukum yang digunakan adalah bahan hukum primer berupa Undang – Undang Dasar Tahun 1945, Undang – Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, Undang – Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas, Undang - Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia , serta Putusan nomor 1311/Pdt.G/2021/PA.Sda. Adapun bahan hukum sekunder bersumber dari buku-buku hukum seperti Kitab Kompilasi Hukum Islam, Kitab Undang – Undang Hukum Perdata, hasil penelitian terdahulu, kitab fiqih, serta jurnal yang memiliki keterkaitan dengan isu hukum penelitian ini.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa dalam besaran nafkah ‘iddāh hakim mempertimbangkan kemampuan, kelayakan, serta standar hidup minimal tergugat sehingga menetapkan nafkah ‘iddāh sebesar Rp. 1.500.000 (satu juta lima ratus ribu rupiah) setiap bulannya. Sedangkan pada besaran nafkah mut’āh hakim mempertimbangkan dari kemampuan tergugat serta kepantasan penggugat sebagai istri telah mendampingi selama 4 tahun dan melahirkan seorang anak dari tergugat sehingga memutuskan nafkah mut’āh Rp. 5.000.000 (lima juta rupiah). Terkait dengan teori maslahah mursalah hakim perlu adanya suatu bukti fisik berupa diagnosis dokter yang menerangkan bahwa keadaan tersebut benar adanya dan jika dijadikan sebagai bahan pertimbangan dapat mencapai kemanfaatan menurut Wahbah Zuhaili.
ABSTRACT
Divorce is not the goal of every marriage. However, divorce is a situation that basically is not wanted by every couple who has the goal of marriage as one of worship. As with case number 1311/Pdt.G/PA.Sda/2021 which later became a decision where the applicant is a person with a disability and is not working. This can be seen from the trial minutes. Then it is interesting to study the judge's consideration in deciding the amount of living 'iddāh and mut'āh where this is borne by persons with mental disabilities as a doctor's diagnosis in the evidentiary section in the minutes of the trial which is attached to the text of the decision.
This research is a type of normative juridical research using a case approach. Several sources of legal material used are primary legal materials in the form of the 1945 Constitution, Law No. 1 of 1974 concerning Marriage, Law No. 8 of 2016 concerning Persons with Disabilities, Law Number 39 of 1999 concerning Human Rights, and Decision number 1311/Pdt.G/2021/PA.Sda. The secondary legal materials come from legal books such as the Compilation of Islamic Law, the Civil Code, the results of previous research, fiqh books, and journals that are related to the legal issues of this research.
The results of the study concluded that in terms of the amount of 'iddāh income, the judge considered the ability, eligibility, and minimum standard of living of the defendant so that he set the iddāh income of Rp. 1,500,000 (one million five hundred thousand rupiah) per month. Meanwhile, regarding the amount of mut'āh maintenance, the judge considered the ability of the defendant and the suitability of the plaintiff as a wife who had accompanied him for 4 years and gave birth to a child from the defendant so that he decided on a mut'āh maintenance of Rp. 5,000,000 (five million rupiah). Related to the theory of maslahah mursalah judges need physical evidence in the form of a doctor's diagnosis which explains that the situation is true and if used as material for consideration can achieve benefits according to Wahbah Zuhaili.
مستخلص البحث
الطلاق ليس هدف كل زواج. ومع ذلك ، فإن الطلاق هو وضع غير مرغوب فيه بشكل أساسي من قبل كل زوجين يهدفان إلى الزواج كشكل من أشكال العبادة. كما هو الحال مع القضية رقم 1311 / Pdt.G / PA.Sda / 2021 التي تصبح فيما بعد قرارًا حيث يكون مقدم الطلب شخصًا معاقًا ولا يعمل. يمكن ملاحظة ذلك من محضر المحاكمة. لذلك من المثير للاهتمام فحص اعتبارات القاضي في تحديد مقدار العدة والمتعة المعيشيتين حيث يتحملها الأشخاص ذوو الإعاقة العقلية كتشخيص الطبيب في قسم الأدلة في محضر المحاكمة الملحق بالناس. . قرار.
هذا البحث هو نوع من البحث القانوني المعياري باستخدام منهج الحالة. عدة مصادر للمواد القانونية المستخدمة هي المواد القانونية الأولية في شكل دستور عام 1945 ، القانون رقم 1 لعام 1974 بشأن الزواج ، القانون رقم 8 لعام 2016 بشأن الأشخاص ذوي الإعاقة ، القانون رقم 39 لعام 1999 بشأن حقوق الإنسان ، والقرار رقم. . 1311 / Pdt.G / 2021 / PA.Sda. تأتي المواد القانونية الثانوية من الكتب القانونية مثل مجموعة الشريعة الإسلامية والقانون المدني ونتائج الأبحاث السابقة والكتب الفقهية والمجلات المتعلقة بالقضايا القانونية لهذا البحث.
وخلصت نتائج الدراسة إلى أنه من حيث مقدار دخل العدة أخذ القاضي في الاعتبار قدرة المدعى عليه وأهليته ومستوى معيشيته بحيث تم تحديد دخل العدة بالروبية. 1،500،000 (مليون وخمسمائة ألف روبية) شهريا. فيما يتعلق بمبلغ نفقة المتعة ، اعتبر القاضي أهلية المشتكى عليه وصلاحية المدعي كزوجة رافقته لمدة 4 سنوات وأنجبت منه طفلاً من المشتكى عليه ليقرر عقد الزواج. . صيانه المتعة ر. 5.000.000 (خمسة ملايين روبية). فيما يتعلق بنظرية المصلحة المرسلة ، يحتاج القضاة إلى أدلة مادية في شكل تشخيص من الطبيب يوضح أن الوضع صحيح وإذا تم أخذها في الاعتبار يمكن أن تحقق الفائدة وفقًا لهبة الزهيلي.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Solehuddin, Miftahus | ||||||
Contributors: |
|
||||||
Keywords: | nafkah iddah; nafkah mut’ah; disabilitas; ‘iddāh living; mut’āh living; disability; عضة الرزق; رزق مؤتة; عجز | ||||||
Subjects: | 17 PSYCHOLOGY AND COGNITIVE SCIENCES > 1799 Other Psychology and Cognitive Sciences > 179999 Psychology and Cognitive Sciences not elsewhere classified 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180113 Family Law 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180119 Law and Society 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180128 Islamic Family Law > 18012801 Pernikahan (Secara Umum) 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180128 Islamic Family Law > 18012810 'Iddah (Waiting Period) |
||||||
Departement: | Fakultas Syariah > Jurusan al-Ahwal al-Syakhshiyyah | ||||||
Depositing User: | Adien Sukma Puspita | ||||||
Date Deposited: | 26 Dec 2022 09:51 | ||||||
Last Modified: | 26 Dec 2022 09:51 | ||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/42722 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |