Hidayati, Nurlailah (2010) Pandangan tokoh masyarakat tentang konsep keadilan dalam poligami: studi di Desa Banjarejo, Kec. Karangbinagun, Kab. Lamongan. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
|
Text (fulltext)
06210078.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (905kB) | Preview |
Abstract
ABSTRAK
Praktek poligami selama ini masih menjadi masalah yang kontrofersial dalam islam, bahwa keadilan yang menjadi syarat poligami sendiri sampai saat ini masih menjadi perdebatan yang menarik untuk dibicarakan. Keadilan merupakan hal yang penting dalam sebuah rumah tangga poligami, agar dapat tercipta rumah tangga sakinah, mawaddah wa rahmah. Namun adanya realita tentang keberadaan para pelaku poligami di Desa Banjarejo yang tidak dapat berbuat adil karena lebih mengistimewakan salah satu dari istri-istrinya, dan menimbulkan gunjingan dikalangan masyarakat, sehingga terdapat pandangan yang berbeda mengenai konsep keadilan yang ada dalam poligami.
Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pandangan tokoh masyarakat mengenai konsep keadilan dalam poligami itu sendiri dan implementasi keadilan dalam poligami.
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan yaitu penelitian secara langsung untuk mendapatkan data-data yang berkaitan dengan konsep keadilan dalam poligami. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode wawancara, observasi, dokumentasi. Untuk metode analisa datanya penulis menggunakan analisis deskriptif kualitatif yaitu penulis berusaha memecahkan permasalahan yang tertuang dalam rumusan masalah.
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan dapat disimpulkan, bahwa pandangan tokoh masyarakat konsep keadilan dalam poligami adil bukan hanya dalam bentuk materi, waktu bergilir, termasuk didalamnya adalah kasih sayang. Serta dalam pemberian waktu bergilir, nafkah, dan lain-lain. haruslah disamakan, ada juga yang mengatakan semuanya itu tidak harus sama, namun sesuai dengan kebutuhan istri. Implementasi adil menurut para tokoh masyarakat adalah sebagai berikut: Nafkah, dalam pemebrian nafkah uang antara istri yang satu dengan yang lainnya tidak harus sama. Bisa dikatakan istri yang satu mendapat satu rupiah, yang satunya lagi mendapat dua rupiah. Tempat tinggal, diakatakan bahwa dalam pemberian rumah disini bentuknya, isi didalamnya semuanya harus sama. Pembagian waktu bergilir, bahwa disini harus disamakan dalam malam bergilirnya, apabila di istri yang satu dua hari, maka di istri-istri yang lainnya juga harus dua hari. Kasih sayang (nafkah dhohir), dalam urusan ini juga harus mendapat perlakuan yang sama.
ABSTRACT
The practice of polygamy as long as this remains a problem that controversial in Islam, that justice is a requirement of polygamy itself is still being debated is interesting to discuss. Fairness is important in a polygamous household, in order to create sakinah, mawaddah wa rohmah mercy. But the reality of the existence of polygamy in the Village Banjarejo actors who can not do justice because the more privileged one of his wives, and cause gossip among the community, so there are different views about the concept of justice that exists in polygamy.
Therefore this study aims to determine how the views of community leaders about the concept of justice in polygamy itself and the implementation of justice in polygamy.
This research is a field research is research directly to obtain data related to the concept of justice in polygamy. Methods of data collection methods used were interviews, observation, documentation. For data analysis method the authors used a qualitative descriptive analysis of the writer is trying to solve the problems stated in the formulation of the problem.
From the research that I did it can be concluded, that the views of community leaders in polygamy fair concept of justice not only in material form, when rotating, which includes compassion. And in giving of time rotating in a living, and others. It must be equated, there also said it was not necessarily the same, but according to her needs. Implementation of fair according to community leaders are as follows: a living, in the provision of money between a wife living with one another not to be the same. You could say that a wife gets a dollar, the other got two dollars. Residence, said that in giving its home here, what's inside it must be the same. Rotating time sharing, that here should be equated in the night turn, when the wife of one of two days, then the other wives who also had a couple of days. Compassion (living Dhohir), in this matter also must receive equal treatment.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Fadil, Fadil | ||||||
Contributors: |
|
||||||
Keywords: | Konsep Keadilan dan Poligami; Concept of Justice and Polygamy | ||||||
Departement: | Fakultas Psikologi > Jurusan Psikologi | ||||||
Depositing User: | Fadlli Syahmi | ||||||
Date Deposited: | 21 Dec 2022 08:57 | ||||||
Last Modified: | 21 Dec 2022 08:57 | ||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/42573 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |