Wicaksono, Budi Wibowo (2008) Jual-beli spare part komputer dengan sistem inden perspektif fiqih Syafi'iyah: Studi kasus di Malang Town Square. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
|
Text (Fulltext)
03210022.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (1MB) | Preview |
Abstract
INDONESIA :
Sistem perekonomian Islam (fiqih mu'amalah) mencakup berbagai aspek kegiatan ekonomi, salah satunya adalah jual-beli. Pola inden dalam pasar, sekarang transaksinya lebih fleksibel dan semakin berkembang. Jika dulu para penjual yang menjual barang harus tampak wujudnya, kini penjual tidak perlu lagi repot-repot menunjukkan barang yang mereka jual kehadapan pembeli, cukup memperlihatkan contoh dan kriteria barang yang akan dijual. Jual-beli semacam ini disebut inden, dalam konteks fiqih mu'amalah disebut bay as-salam atau bay as-salaf.
Bay as-salam atau bay as-salaf adalah jual-beli sesuatu yang dijelaskan sifat-sifatnya yang dijamin dan diserahkan belakangan dengan sesuatu yang diserahkan seketika. Dalam madzhab Syafi i salah satu syarat sah jual-beli adalah barang yang diperjualbelikan itu diketahui sehingga bisa dilihat. Kalaupun barang tidak dapat dilihat seperti pada jual-beli inden, penjual wajib memberikan keterangan dari sifat dan ciri-ciri barang yang diperjual-belikan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana praktek jual-beli spare part komputer dengan sistem inden di MATOS pada masa sekarang ini dan bagaimana praktek inden tersebut menurut pandangan fiqih syafi'iyah.
Untuk mencapai tujuan tersebut peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan datanya menggunakan interview, observasi dan dokumentasi. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi dan analisis datanya menggunakan deskriptif dengan beberapa tahapan yaitu identifikasi dan klasifikasi.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sistem inden yang berlaku di MATOS, pembayarannya tergantung pada konsumen atau pemesan, dalam arti boleh memberi uang muka (DP/cash) maupun tidak memberi sama sekali. Tempo penyerahan barangnya ditentukan oleh penjual karena pengiriman barang dari agen tidak pasti. Kemudian tempat penyerahan barangnya bisa dilakukan di tempat transaksi (toko) maupun di luar toko (dikirim ke alamat pemesan). Jika barang yang dipesan tidak sesuai dengan ciri-ciri atau jenis barang saat transaksi, maka dilihat dulu kesalahan dimana dan dipihak siapa (penjual/pembeli). Ditinjau dari segi rukun salam menurut fiqih Syafi'iyah semuanya dapat terpenuhi, akan tetapi jika dilihat dari segi syaratnya, sistem inden di MATOS kurang memenuhi syarat, yaitu pembayaran penuh tidak dilakukan dimuka dan jika pada waktu penyerahan barang yang dipesan tidak sesuai pesanan, barangnya dapat diganti dengan barang yang harga atau jenisnya sama. Secara praktis sistem inden seperti ini hukumnya diperbolehkan, karena barang yang diperjual belikan halal dan dapat dihadirkan pada tempo yang ditentukan sehingga terhindar dari perbuatan penipuan (gharar).
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Yasin, Mohamad Nur | ||||||
Contributors: |
|
||||||
Keywords: | Inden; Fiqih Syafi'iyah | ||||||
Departement: | Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan > Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial | ||||||
Depositing User: | Errisa Aprillia Rengganis | ||||||
Date Deposited: | 09 Aug 2016 08:53 | ||||||
Last Modified: | 05 Jan 2018 14:34 | ||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/4203 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |