Khoiriyah, Mudrikatul (2022) Nafkah anak berkelanjutan pasca perceraian perspektif Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
|
Text (Fulltext)
18210027.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (2MB) | Preview |
Abstract
ABSTRAK
Putusnya perkawinan suami tetap memiliki kewajiban memberi nafkah kepada anaknya. Hak-hak anak yang harus dipenuhi oleh orang tua adalah hak nafkah. Sebagaimana dinyatakan dalam pasal 14 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak bahwa “anak tetap berhak mendapatkan pengasuhan, pemeliharaan, pendidikan dan perlindungan untuk proses tumbuh kembang dari kedua orang tuanya serta memperoleh pembiayaan hidup dari kedua orang tuanya”.
Jenis penelitian ini adalah normatif dengan pendekatan perundang-undangan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa kewajiban ayah terhadap nafkah anak berkelanjutan pasca perceraian, dan konsekuensi pidana bagi ayah yang tidak memberi nafkah kepada anak perspektif Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kewajiban orang tua terhadap anak tercantum pada Pasal 26 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak bahwa “orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab untuk mengasuh, memelihara, mendidik, dan melindungi anak serta menumbuh kembangkan anak sesuai dengan kemampuan bakat dan minatnya”, dan Pasal 14 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 bahwa “anak tetap berhak memperoleh pembiayaan hidup dari kedua orang tuanya”. Kewajiban ayah terhadap nafkah anak pasca perceraian sampai anak tersebut kawin atau dapat berdiri sendiri. Kewajiban ayah terhadap anak yang telah dilalaikan dapat dianggap sebagai hutang ayah. Konsekuensi pidana bagi ayah yang melalaikan kewajiban nafkah anak dapat dituntut secara pidana yang tercantum pada Pasal 77 B Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak yaitu pidana penjara paling lama 5 tahun atau denda paling banyak Rp. 100.000.000 (seratus juta rupiah).
ABSTRACT
The breakup of the husband's marriage still has the obligation to provide for his child. The rights of the child that must be fulfilled by parents are the right of livelihood. As stated in article 14 of Law Number 35 of 2014 concerning Child Protection that "children are still entitled to care, maintenance, education and protection for the growth and development process of both parents and obtain life financing from both parents".
This type of research is normative with a statutory approach. The purpose of this study is to analyze the father's obligation to the child's livelihood after divorce, and the criminal consequences for fathers who do not provide for children from the perspective of Law Number 35 of 2014 concerning Child Protection.
The results of this study show that the obligations of parents towards children are stated in Article 26 of Law Number 35 of 2014 concerning Child Protection that "parents are obliged and responsible for nurturing, maintaining, educating, and protecting children and fostering the development of children in accordance with their talents and interests", and Article 14 of Law Number 35 of 2014 that "children are still entitled to life financing from both parents". The father's obligation to the child's livelihood is post-divorce until the child is married or can stand alone. The father's obligations to the child who has been neglected can be regarded as the father's debt. Criminal consequences for fathers who neglect the child's livelihood obligations can be criminally prosecuted as stated in Article 77B of Law Number 35 of 2014 concerning Child Protection, namely imprisonment for a maximum of 5 years or a maximum fine of Rp. 100,000,000 (one hundred million rupiah).
مستخلص البحث
ولا يزال على فسخ زواج الزوج التزام بإعالة طفله. وحقوق الطفل التي يجب أن يفي بها الوالدان هي حق العيش. كما جاء في المادة 14 من القانون رقم 35 لسنة 2014 بشأن حماية الطفل أنه "لا يزال من حق الأطفال الحصول على الرعاية والإعالة والتعليم والحماية لعملية النمو والتطور لكلا الوالدين والحصول على تمويل الحياة من كلا الوالدين".
هذا النوع من البحوث معياري مع نهج قانوني. الغرض من هذه الدراسة هو تحليل التزام الأب بمعيشة الطفل بعد الطلاق ، والعواقب الجنائية للآباء الذين لا يعيلون الأطفال من منظور القانون رقم 35 لعام 2014 بشأن حماية الطفل.
وتبين نتائج هذه الدراسة أن التزامات الوالدين تجاه الأطفال منصوص عليها في المادة 26 من القانون رقم 35 لسنة 2014 بشأن حماية الطفل بأن "الوالدين ملزمان ومسؤولان عن رعاية الأطفال وإعالتهم وتعليمهم وحمايتهم وتعزيز نمائهم وفقا لمواهبهم واهتماماتهم"، والمادة 14 من القانون رقم 35 لسنة 2014 التي تنص على أنه "لا يزال من حق الأطفال الحصول على تمويل مدى الحياة من كلا الوالدين". ويكون التزام الأب بسبل عيش الطفل بعد الطلاق إلى أن يتزوج الطفل أو يصبح قادرا على الوقوف بمفرده. ويمكن اعتبار التزامات الأب تجاه الطفل المهمل دينا على الأب. يمكن مقاضاة العواقب الجنائية للآباء الذين يهملون التزامات الطفل المعيشية جنائيا كما هو منصوص عليه في المادة 77B من القانون رقم 35 لعام 2014 بشأن حماية الطفل ، أي السجن لمدة أقصاها 5 سنوات أو غرامة قصوى قدرها 100,000,000 روبية (مائة مليون روبية).
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Zuhriah, Erfaniah | ||||||
Contributors: |
|
||||||
Keywords: | Kewajiban Orang Tua; Nafkah Anak; Undang-Undang Perlindungan Anak;Parental Obligations; Children's Living; Child Protection Act;التزامات الوالدين; معيشة الأطفال; قانون حماية الطفل | ||||||
Subjects: | 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180113 Family Law | ||||||
Departement: | Fakultas Syariah > Jurusan al-Ahwal al-Syakhshiyyah | ||||||
Depositing User: | Mudrikatul Khoiriyah | ||||||
Date Deposited: | 29 Nov 2022 13:29 | ||||||
Last Modified: | 29 Nov 2022 13:29 | ||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/41892 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |