Khoiron, Awaludin Nur (2022) Hibah kepada istri dan anak dalam perkawinan poligami sebagai pencegahan konflik waris: Studi kasus di Desa Sumberasri Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
|
Text (Fulltext)
18210140.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (2MB) | Preview |
Abstract
ABSTRAK :
Hukum Waris dalam Islam sudah jelas, begitu pula dalam kasus waris perkawinan poligami. Akan tetapi, hukum waris yang terdapat di Indonesia masih bersifat plural, hal tersebut menyebabkan konsep waris yang berbeda di masyarakat. Dalam penelitian ini akan mengkaji kasus sistem hibah dalam perkawinan poligami yang dilakukan dengan tujuan mencegah konflik-konflik waris yang biasa terjadi. yang terjadi di Desa Sumberasri Kecamatan Nglegok, kemudian hal tersebut akan dilihat dalam perspektif Hukum yang terdapat di Indonesia yang terdiri dari Kompilasi Hukum Islam, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan Hukum Adat yang ada di Indonesia.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian empiris dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Sedangkan dalam sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Dalam pengumpulan data, melalui observasi, wawancara, dan dokumentas, penelitian ini menghasilkan metode analisis data yang bersifat analisis deskriptif.
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan hasil yang pertama dalam sistem hibah kepada Istri dalam perkawinan poligami dalam pencegahan konflik waris yang terjadi di Desa Sumberasri Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar menggunakan kesepakatan para anggota keluarga, dengan usulan pembagian yang telah ditentukan oleh suami dengan para Istri mendapatkan bagian berdasarkan usia perkawinan dan tingkat kemampuan begitu pula dengan bagian yang diperoleh anak. Hasil kedua yang didapatkan dalam perspektif Hukum di Indonesia, praktik hibah yang dilakukan kepada Istri dan anak dalam perkawinan poligami di Desa Sumberasri Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar tidak sesuai dengan hukum menggunakan rujukan dalam Kompilasi Hukum Islam Pasal 210 Ayat 1 yang mensyaratkan harta maksimal dalam hibah adalah 1/3, sedangkan dalam pelaksanaan hibah yang dilakukan adalah dengan memberikan seluruh harta waris yang dimiliki.
ABSTRACT :
The law of inheritance in Islam is clear, as well as in the case of inheritance of polygamous marriages. However, inheritance law in Indonesia is still plural, it causes a different concept of inheritance in society. This study will examine the case of the grant system in polygamous marriages conducted to prevent inheritance conflicts that commonly occur. what happened in Sumberasri Village District Nglegok, then it will be seen from the perspective of the law contained in Indonesia which consists of a compilation of Islamic law, The Book of Civil Law, and customary law in Indonesia.
This study uses a type of empirical research with a qualitative descriptive approach. While in the data sources used are primary data sources and secondary data sources. In data collection, through observation, interviews, and documents, this study produces data analysis methods that are descriptive analysis.
Based on the results of the study, the first results were obtained in the system of grants to wives in polygamous marriages in the Prevention of inheritance conflicts that occurred in Sumberasri Village, Nglegok District, Blitar Regency using the agreement of family members, with the proposed division that has been determined by the husband and the wives get a share based on the age of marriage and the level of ability as well as the share obtained by children. The second result obtained in the legal perspective in Indonesia, the practice of grants made to wives and children in polygamous marriages in Sumberasri Village, Nglegok District, Blitar Regency is not following the law using references in the compilation of Islamic Law Article 210 Paragraph 1 which requires the maximum assets in the grant is 1/3, while in the implementation of grants made is to give all inheritance owned.
الملخص
قانون الميراث في الإسلام واضح ، وكذلك في حالة وراثة تعدد الزوجات. ومع ذلك ، لا يزال قانون الميراث في إندونيسيا متعددا ، فهو يتسبب في مفهوم مختلف للميراث في المجتمع. في هذه الدراسة سوف تدرس حالة نظام المنح في تعدد الزوجات التي أجريت بهدف منع النزاعات الميراث التي تحدث عادة. ما حدث في منطقة قرية سومبيراسري نغليغوك ، ثم سيتبين من منظور القانون الوارد في إندونيسيا والذي يتكون من مجموعة من الشريعة الإسلامية ، وكتاب القانون المدني والقانون العرفي في إندونيسيا.
تستخدم هذه الدراسة نوعا من البحث التجريبي مع نهج وصفي نوعي. بينما في مصادر البيانات المستخدمة هي مصادر البيانات الأولية ومصادر البيانات الثانوية. في جمع البيانات ، من خلال الملاحظة والمقابلات والوثائق ، تنتج هذه الدراسة طرق تحليل البيانات التي هي تحليل وصفي.
واستنادا إلى نتائج الدراسة ، تم الحصول على النتائج الأولى في نظام المنح للزوجات في حالات تعدد الزوجات في منع النزاعات الميراث التي وقعت في قرية سومبيراسري ، مقاطعة نغليغوك ، بليتار ريجنسي باستخدام اتفاق أفراد الأسرة، مع التقسيم المقترح الذي تم تحديده من قبل الزوج والزوجات الحصول على حصة على أساس سن الزواج ومستوى القدرة وكذلك حصة حصل عليها الأطفال. النتيجة الثانية التي تم الحصول عليها من المنظور القانوني في إندونيسيا ، وهي ممارسة المنح المقدمة للزوجات والأطفال في حالات تعدد الزوجات في قرية سومبيراسري ، مقاطعة نغليغوك ، بليتار ريجنسي لا تتفق مع القانون باستخدام المراجع في تجميع الشريعة الإسلامية المادة 210 الفقرة 1 التي تتطلب الحد الأقصى للأصول في المنحة هو 1/3 ، بينما في تنفيذ المنح المقدمة هو إعطاء جميع الميراث المملوكة.
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |