Qayum, Abd. Rachman (2021) Analisis yuridis kewenangan deponeering oleh Jaksa Agung perspektif konsep keadilan sosial Sayyid Quthb (studi putusan Mahkamah Konstitusi nomor 40/puu-xiv/2016). Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
|
Text (Fulltext)
17230073.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (1MB) | Preview |
Abstract
ABSTRAK:
Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 40/PUU-XIV/2016 yang menjelaskan tentang bagaimana cara menafsirkan Pasal 35. Bahwa Menurut MK ketentuan asal 35 C Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2006 Tentang deponeering bahwa asas oportunitas yang dianut dalam pemberian wewenang tersebut tidak bertentangan dengan Undang-Undang dasar NRI Tahun 1945. Selanjutnya Jaksa Agung dalam menggunakan wewenang deponeering harus mendapatkan saran dari lembaga negara yang memliki keterkaitan dengan perkara, kewenangan deponeering tidak dimaksudkan untuk menghilangkan asas kesamaan dimuka hukum (equality before the law) namun wewenang tersebut digunakan bertujuan untuk kepentingan umum dalam hal ini bangsa dan negara.
Isu yang dibahas dalam penelitian ini adalah kewenangan deponeering oleh jaksa agung menurut Pasal 35 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 dalam Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 40/PUU-XIV/2016 dan juga pandangan konsep keadilan sosial Sayyid Quthb terhadap kewenangan deponeering olehjaksa agung menurut Pasal 35 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 dalam Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 40/PUU-XIV/2016 sebagai dasar dari Hukum Islam yang peneliti kaji.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian hukum yuridis normatif. Adapun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan perundang-undangan dan pendekatan konseptual. Bahan hukum primer penelitian ini adalah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 40/PUU-XIV/2016.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 40/PUU-XIV/2016 , Mahkamah dengan tegas menyatakan bahwa Pasal 35 huruf “c” Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tidak bertentangan dengan Undang-Undang Dasar NRI 1945. Akan tetapi pasal tersebut memberikan peluang bagi Jaksa Agung untuk menyalahgunakan kewenangannya karna pasal tersebut tidak menjelaskan secara tegas tentang Batasan-batasan seorang Jaksa Agung boleh menggunakan kewenangannya untuk mengesampingkan perkara demi kepentingan umum. Mahkamah memberikan penafsiran terhadap pasal tersebut adalah sebuah bentuk usaha agar Jaksa Agung tidak menyalahgunakan kewenangannya tersebut.
ABSTRACT:
Constitutional Court Decision Number 40/PUU-XIV/2016 which explains how to interpret Article 35. Whereas according to the Constitutional Court the original provision 35 C of Law Number 14 of 2006 concerning deponeering that the principle of opportunity adopted in the granting of authority does not conflict with the Act The 1945 Constitution of the Republic of Indonesia. Furthermore, in using the deponeering authority, the Attorney General must obtain advice from state institutions that are related to the case. The deponeering authority is not intended to eliminate the principle of equality before the law, but the authority is used for the public interest in it is nation and state.
The issues discussed in this study are the deponeering authority by the attorney general according to Article 35 of Law Number 16 of 2004 in the Constitutional Court Decision Number 40/PUU-XIV/2016 and also the view of Sayyid Qutb's concept of social justice on the deponeering authority by the attorney general according to Article 35 Law Number 16 of 2004 in the Decision of the Constitutional Court Number 40/PUU-XIV/2016 as the basis of Islamic Law that the researcher examines.
This research uses normative juridical law research. The approach used is a statutory approach and a conceptual approach. The primary legal material for this research is the Constitutional Court Decision Number 40/PUU-XIV/2016.
The results of this study indicate that the Constitutional Court Decision Number 40/PUU-XIV/2016, the Court expressly states that Article 35 letter “c” of Law Number 16 of 2004 does not conflict with the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia. However, the article provides There is an opportunity for the Attorney General to abuse his authority because the article does not clearly explain the limitations on which a Attorney General may use his authority to override cases in the public interest. The Court gave an interpretation of the article as an attempt to prevent the Attorney General from abusing his authority.
مستخلص البحث:.
قرار المحكمة الدستورية رقم ٤٠/ PUU-XIV / ٢٠١٦ الذي يشرح كيفية تفسير المادة ٣٥. بينما وفقًا للمحكمة الدستورية, فإن الحكم الأصلي ٣٥ ج من القانون رقم ١٤ لعام ٢٠٠٦ بشأن إبطال مبدأ الفرصة المعتمد في منح لا تتعارض هذه السلطة مع قانون دستور جمهورية إندونيسيا لعام ١٩٤٥. وعلاوة على ذلك, يجب على المدعي العام, في ممارسة سلطته التفويضية, الحصول على المشورة من مؤسسات الدولة ذات الصلة بالقضية. ولا يُقصد بسلطة التفويض إلغاء هذا المبدأ من المساواة أمام القانون, ولكن هذه السلطة تستخدم للمصلحة العامة في أنها الأمة والدولة.
القضايا التي تمت مناقشتها في هذه الدراسة هي سلطة التفويض من قبل النائب العام وفقًا للمادة ٣٥ من القانون رقم ١٦ ٢٠٠٤ في قرار المحكمة الدستورية رقم ٤٠/ PUU-XIV / ٢٠١٦ وأيضًا وجهة نظر مفهوم سيد قطب للعدالة الاجتماعية على تفويض السلطة من قبل النائب العام وفقًا للمادة ٣٥ من القانون رقم ١٦ لعام ٢٠٠٤في قرار المحكمة الدستورية رقم ٤٠/ PUU-XIV / ٢٠١٦ كأساس للشريعة الإسلامية التي يفحصها الباحث.
يستخدم هذا البحث أبحاث القانون القانوني المعياري. النهج المستخدم هو نهج قانوني ونهج مفاهيمي. المادة القانونية الأساسية لهذا البحث هي قرار المحكمة الدستورية رقم ٤٠/ PUU-XIV / ٢٠١٦.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Jundiani, Jundiani | ||||||
Contributors: |
|
||||||
Keywords: | Deponeering; Jaksa Agung; Keadilan Soisal; Mahkamah Konstitusi. Deponeering; Attorney General; Social Justice; Constitutional Court. الإفلاس, ؛ مدعي عام؛ العدالة الإجتماعية ؛ محكمة دستورية. | ||||||
Subjects: | 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180106 Comparative Law 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180108 Constitutional Law 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180119 Law and Society 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180120 Legal Institutions (incl. Courts and Justice Systems) 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180122 Legal Theory, Jurisprudence and Legal Interpretation |
||||||
Departement: | Fakultas Syariah > Jurusan Hukum Tata Negara | ||||||
Depositing User: | Abd. Rachman Qayum | ||||||
Date Deposited: | 25 May 2022 13:26 | ||||||
Last Modified: | 25 May 2022 13:26 | ||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/35543 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |