Peran penghulu KUA Kecamatan Muara Enim Kabupaten Muara Enim dalam meminimalisasi perkawinan anak di masa pandemi Covid-19 perspektif Maslahah imam Al-ghazali

ABSTRAK:

Problematika perkawinan di bawah umur sering terjadi hampir diseluruh perdesaan maupun perkotaan di Indonesia. Perkawinan anak adalah pernikahan yang dilangsungkan oleh laki-laki dan perempuan yang masih belum mencapai batas minimal usia pernikahan yakni 19 (sembilan belas) tahun yang ditetapkan oleh Undang-undang Nomor 16 Tahun 2019. Dimulai dari Januari sampai Desember tahun 2020 berkas Penolakan N5 yang tercatat dan masuk di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Muara Enim Kabupaten Muara Enim sebanyak 43 calon pengantin. Kemudian, di tahun 2021 terhitung sejak bulan Januari sampai dengan Desember terdapat 36 Penolakan N5 yang masuk dan tercatat di KUA Kecamatan Muara Enim Kabupaten Muara Enim. Seluruh Penolakan N5 tersebut dikarenakan salah satu calon pengantin bahkan keduanya masih di bawah umur.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian empiris dan pendekatan deskriptif kualitatif. Data hasil temuan peneliti akan dipaparkan dalam bentuk deskripsi berdasarkan fakta-fakta yang terjadi dilapangan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran dan strategi penghulu yang ada di KUA Kecamatan Muara Enim dalam meminimalisasi perkawinan anak di masa pandemi Covid-19. Lokasi penelitian berada di KUA Kecamatan Muara Enim, Kabupaten Muara Enim. Sumber data primer didapat dari hasil wawancara terhadap penghulu KUA Kecamatan Muara Enim, sedangkan untuk data pendukung atau sekunder didapat dari buku-buku, jurnal, undang-undang, serta skripsi yang berkaitan dengan penelitian perkawinan anak.

Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertama, peran penghulu KUA Kecamatan Muara Enim dalam meminimalisasi perkawinan anak di masa pandemi Covid-19, peran secara administrasi yaitu: menerapkan aturan batas minimal umur calon pengantin laki-laki dan perempuan, memeriksa berkas pernikahan harus sesuai dengan syarat administrasi yang sudah ditetapkan oleh peraturan yang berlaku, dan aktif mensosialisasikan informasi kepada masyarakat mengenai Undang-undang tentang perubahan batas minimal usia pernikahan. Kedua, Strategi penghulu KUA Kecamatan Muara Enim dalam meminimalisasi perkawinan anak di masa pandemi Covid-19 yaitu dengan memberikan sosialisasi dan penyuluhan secara daring serta bimbingan kawin (bimwin) pra-nikah. Materi yang diberikan adalah pengetahuan agama dan peraturan perundang-undangan bidang perkawinan, pembagian peran dalam keluarga meliputi hak dan kewajiban suami isteri, kesehatan reproduksi, serta manajemen keluarga.

ABSTRACT:

The problem of underage marriage often occurs in almost all rural and urban areas in Indonesia. Early marriage is a marriage carried out by a man and a woman who has not yet reached the minimum age of marriage, which is 19 (nineteen) years as stipulated by Law Number 16 of 2019. Starting from January to December 2020, the rejection file (N5) There were 43 brides and grooms who were registered and entered in the Office of Religious Affairs (KUA) of Muara Enim District, Muara Enim Regency. Then, in 2021 starting from January to December there were 36 rejections (N5) that were entered and recorded at the KUA, Muara Enim District, Muara Enim Regency. All of the refusals (N5) were because one of the prospective brides and even both were underage.

In this research, the researcher uses the type of empirical research or field study and a qualitative descriptive approach. The data from the research findings will be presented in the form of a description based on the facts that occur in the field. This study aims to describe the role and strategy of the headman in the KUA of Muara Enim District in minimizing early marriage during the Covid-19 pandemic. The research location is at the KUA, Muara Enim District, Muara Enim Regency. Primary data sources were obtained from interviews with the head of the KUA Muara Enim District, while supporting or secondary data were obtained from books, journals, laws, and theses related to early marriage research.

The results of this study indicate that first, the role of the head of the KUA in Muara Enim District in minimizing early marriage during the Covid-19 pandemic, the administrative role, namely: applying the minimum age limit for male and female brides, checking marriage files must comply with the requirements. administration that has been determined by applicable regulations, and actively disseminates information to the public regarding the law regarding changes to the minimum age limit for marriage. Second, the strategy of the head of the Muara Enim District KUA in minimizing early marriage during the Covid-19 pandemic is to provide socialization and counseling as well as pre-marital marriage guidance (bimwin). The material provided is knowledge of religion and laws and regulations in the field of marriage, division of roles in the family including the rights and obligations of husband and wife, reproductive health, and family management.

:ملخص البحث

وقوع النكاح في سن الطفل يكاد في كل القرية وكذا المدينة في الإندونسي. وتعريفه عقد الزوجان في سن الذي لم يبلغ على جواز النكاح عند الحكم. وقد نظم قانون النكاح اقل السن فى النكاح حيث مراده اقل السن للرجال و والمرأة هو تسعة عشر سنة. وجملة توثيق النكاح الذي رد عليه مكتب الشؤون الدينية موارا آنيم من شهر ينايير الى ديسمبر سنة 2020 هي 43 العروسان، وفي سنة 2021 هي36 العروسان. و من علة رده هي العروس او العريسة في سن الطفل.

فلهذا، التفت الباحث المسألة وهي النكاح في سن الطفل كموضح البحث لتحليلها بالبحث التجريبى وهو مراقبة المسألة في مكتب الشؤون الدينية موارا آنيم مباشرة بمنهج الوصفية النوعية. لذا، ثمرة البحث التى وجدتموها الباحث كتب بالوصفي أساسا على الوقائع في مكتب الشؤون الدينية موارا آنيم. وغاية البحث لإنكشف وظيفة القاضى على تقليل النكاح في سن الطفل عند الوباء. واما موقع البحث كالمذكور وهو مكتب الشؤون الدينية موارا آنيم في منطقة موارا آنيم. ومراجع التي استخدمها الباحث هي نتائج المقابلة كمرجع الأساسي و الكتب، مجلة البحث، القوانين، وبحث الرسالة الذي يتعلق بموضع البحث كمرجع الثانوية.

والخلاصة من ثمرة البحث تدل على ان وظيفة القاضى على تقليل النكاح في سن الطفل عند الوباء تكون في اي جهة، في الجهة الإدارية هي الحزم على تنظيم اقل السن وغير التنظيم الذي نظم علي صحة النكاع عند الحكم و اخبار التحويلات عن تنظيم النكاح كاقل السن الذي تحوله الحكومة سنة 2019. و في الجهة القاضية هي تطبيق التوجيه قبل النكاح بالمادة عن الدين، قانون النكاح، صلاح في تقسيم الواجبات، وصحة الجسم والعقل.