Nafiah, Marta Zidna Ilma (2019) Implikasi putusan Mahkamah Konstitusi nomor 100/PUU-XIII/2015 tentang Pilkada calon tunggal: Studi di Kabupaten Pasuruan Jatim. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
|
Text (Fulltext)
15230103.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (2MB) | Preview |
Abstract
ABSTRAK
Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 100/PUU-XIII/2015 memutuskan untuk memperbolehkan pelaksanaan pilkada yang diikuti pasangan calon tunggal telah menimbulkan fenomina baru, khususnya pada pilkada tahun 2018 di Kabupaten Pasuruan. Fenomena tersebut menimbulkan berkurangnya partisipasi masyarakat dalam memilih. Sedangkan didalam pasal 448 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang pemilu dijelaskan pemilu diselenggarakan dengan partisipasi masyarakat. Maka dari itu, penulis menganalis dan menjabarkan implikasi pasca putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 100/PUU-XIII/2015. Oleh karena itu, fokus pembahasan dalam penelitian ini pertama implikasi yuridis putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 100/PUU-XIII/2015 tentang pilkada calon tunggal. Kedua implikasi putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 100/PUU-XIII/2015 terhadap pelaksanaan pilkada calon tunggal di Kabupaten Pasuruan.
Jenis penelitin ini adalah penelitian hukum normatif-empiris dengan pendekatan perundang-undangan dan yuridis sosiologis. Sumber data yang digunakan berupa sumber data primer yaitu putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 100/PUU-XIII/2015, wawancara KPU dan masyarakat Kabupaten Pasuruan. Kemudian sumber data sekunder yaitu Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 Tentang pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota Menjadi Undang-Undang dan PKPU Nomor 14 tahun 2015 tentang pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan Walikota dan Wakil Walikota dengan satu pasangan calon.
Hasil dari penelitian ini yakni, implikasi yuridis pasca diputuskannya Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 100/PUU-XIII/2015 yaitu lahirnya peraturan KPU Nomor 14 Tahun 2015 dan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 yang di dalamnya mengatur mekanisme pilkada calon tunggal. Implikasi putusan Mahkamah Konstitusi 100/PUU-XIII/2015 terhadap pelaksanaan pilkada calon tunggal di Kabupaten Pasuruan yaitu terdapat mekanisme baru dalam pelaksanaan pilkada calon tunggal mulai dari perpanjangan pendaftaran, kampanye dan design surat suara. Kemudian implikasi terhadap partisipasi masyarakat di Kabupaten Pasuruan menurun karena banyak masyarakat yang beranggapan jika calonnya tunggal pasti menang, disini masyarakat kurang memahami keberadaan kolom kosong untuk pilihan “tidak setuju” karena kurang meratanya sosialisasi KPU untuk memberikan pendidikan politik terkait pilkada calon tunggal.
ABSTRACT
Decision of the Constitutional Court Number 100 / PUU-XIII / 2015 decided to allow the implementation of the elections which were followed by a single candidate pair has led to a new phenomenon, especially in the 2018 elections in Pasuruan Regency. This phenomenon leads to reduced public participation in voting. Whereas in article 448 of Law Number 7 of 2017 concerning elections it is explained that the elections will be held with public participation. Therefore, the authors analyze and explain the implications after the Constitutional Court ruling Number 100 / PUU-XIII / 2015. Therefore, the focus of discussion in this study is firstly the juridical implications of the Constitutional Court ruling No. 100 / PUU-XIII / 2015 concerning the single candidate election. Second, the implications of the Constitutional Court ruling Number 100 / PUU-XIII / 2015 on the implementation of a single candidate election in Pasuruan Regency.
This type of research is normative-empirical legal research with a legislative and legal juridical approach. Data sources used in the form of primary data sources are the decision of the Constitutional Court Number 100 / PUU-XIII / 2015, interviews with the KPU and the community of Pasuruan Regency. Then secondary data sources namely Law Number 10 Year 2016 Regarding the election of the Governor, Regent and Mayor Becoming Law and PKPU Number 14 of 2015 concerning the election of the Governor and Deputy Governor, Regent and Deputy Regent, and the Mayor and Deputy Mayor with one pair candidate.
The results of this study namely, the juridical implications after the decision of the Constitutional Court Decision Number 100 / PUU-XIII / 2015 namely the birth of KPU regulations Number 14 Year 2015 and Law Number 10 Year 2016 in which regulates the mechanism of a single candidate election. The implication of the decision of the Constitutional Court 100 / PUU-XIII / 2015 on the implementation of a single candidate election in Pasuruan Regency is that there is a new mechanism in the implementation of a single candidate election starting from the extension of registration, campaign and ballot design. Then the implications on community participation in Pasuruan Regency declined because many people thought that if a single candidate would win, here the public did not understand the existence of an empty column for the choice of "disagree" because of the lack of evenly informed KPU socialization to provide political education related to a single candidate election.
مستخلص البحث
قرار المحكمة الدستورية رقم / PUU-XIII / 2015100 السماح بتنفيذ الانتخابات التي أعقبها زوج مرشح واحد أدى إلى ظاهرة جديدة ، لا سيما في انتخابات 2018 في باسوروان ريجنسي. هذه الظاهرة تؤدي إلى انخفاض مشاركة الجمهور في التصويت. بينما في المادة 448 من القانون رقم 7 لعام 2017 بشأن الانتخابات ، تم توضيح أن الانتخابات ستتم بمشاركة عامة. لذلك ، يقوم المؤلفون بتحليل وشرح الآثار المترتبة على قرار المحكمة الدستورية رقم / PUU-XIII / 2015100. لذلك ، فإن محور النقاش في هذه الدراسة هو أولاً الآثار القانونية المترتبة على قرار المحكمة الدستورية رقم / PUU-XIII / 2015100 فيما يتعلق بانتخاب مرشح واحد. ثانياً ، تداعيات قرار المحكمة الدستورية رقم / PUU-XIII / 2015100 على تنفيذ انتخابات مرشح واحد في باسوروان ريجنسي.
هذا النوع من البحث هو بحث قانوني معياري تجريبي مع نهج اجتماعي وقانوني للتشريع. مصادر البيانات المستخدمة في شكل مصادر البيانات الأولية هي قرار المحكمة الدستورية رقم / PUU-XIII / 2015100 ، والمقابلات مع KPU ومجتمع باسوروان ريجنسي. ثم مصادر البيانات الثانوية وهي القانون رقم 10 لعام 2016 فيما يتعلق بانتخاب المحافظ ، وأصبح ريجنت وعمدة قانونا و PKPU رقم 14 لعام 2015 بشأن انتخاب المحافظ ونائب المحافظ ، ريجنت ونائب المحافظ ، ورئيس البلدية ونائب المحافظ مع زوج واحد مرشح.
نتائج هذه الدراسة وهي الآثار القانونية المترتبة على قرار المحكمة الدستورية رقم / PUU-XIII / 2015100 وهي ولادة لوائح KPU رقم 14 لسنة 2015 والقانون رقم 10 لسنة 2016 الذي ينظم آلية انتخاب مرشح واحد. إن الآثار المترتبة على قرار المحكمة الدستورية 100 / PUU-XIII / 2015 بشأن تنفيذ انتخاب مرشح واحد في باسوروان ريجنسي هو أن هناك آلية جديدة في تنفيذ انتخابات مرشح واحد تبدأ من تمديد التسجيل وتصميم الحملة والاقتراع. ثم تراجعت الآثار المترتبة على مشاركة المجتمع في باسوروان ريجنسي لأن الكثير من الناس اعتقدوا أنه في حالة فوز مرشح واحد ، فإن الجمهور هنا لم يفهم وجود عمود فارغ لاختيار "عدم الموافقة" بسبب الافتقار إلى التنشئة الاجتماعية لجامعة الملك فيصل بشكل مستنير لتوفير التعليم السياسي المتعلق بانتخاب مرشح واحد.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Hasba, Irham Bashori | ||||||
Contributors: |
|
||||||
Keywords: | Implikasi; Pilkada; Calon Tunggal; Implem; entation; Local Elections; Single andidate; التنفيذ ; انتخاب رئيس المنطقة ; مرشح واحد | ||||||
Departement: | Fakultas Syariah > Jurusan Hukum Tata Negara | ||||||
Depositing User: | Mohammad Syahriel Ar | ||||||
Date Deposited: | 20 Jan 2022 10:17 | ||||||
Last Modified: | 20 Jan 2022 10:17 | ||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/33735 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |