Abdalla, Muhammad Raymon (2020) Penetapan wali hakim bagi anak perempuan hasil kawin hamil perspektif teori efektifitas hukum: Studi di KUA Kecamatan Pahandut Kota Palangkaraya. Masters thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
|
Text (Fulltext)
16781014.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (2MB) | Preview |
Abstract
ABSTRAK
Penentuan wali nikah bagi anak perempuan yang dilahirkan akibat perzinahan membawa problem tersendiri dari kebolehan kawin hamil. Jika anak yang terlahir dari perkawinan tersebut adalah seorang perempuan maka masalahnya adalah siapa yang nantinya berhak menjadi wali nikah. Dipandang dari UndangUndang Perkawinan dan KHI, maka status anak perempuan tersebut adalah anak sah kedua orang tuanya. Tapi jika dilihat dari sudut pandang fikih, maka anak tersebut hanya dinaṣabkan kepada ibunya dan keluarga ibunya. Dalam penentuan wali nikah bagi anak perempuan yang dilahirkan akibat kawin hamil memang bukan perkara yang mudah dan dibutuhkan kehati-hatian bagi pihak KUA.
Peneliti mengkaji dua permasalahan. Pertama, bagaimana proses penetapan wali hakim terhadap anak perempuan dari hasil kawin hamil di KUA Kecamatan Pahandut Kota Palangkaraya? Kedua, bagaimana penetapan wali hakim terhadap anak perempuan dari hasil kawin hamil di KUA Kecamatan Pahandut Kota Palangkaraya perspektif teori efektivitas hukum?
Metode pendekatan yang digunakan adalah metode pendekatan kualitatif dan selanjutnya, dikuatkan dengan sumber data primer dan sumber data sekunder. Teknik analisis data melalui tiga tahap yaitu tahap reduksi, penyajian data (display) dan penarikan kesimpulan. Cara peneliti mengecek keabsahan data adalah dengan triangulasi anatar peneliti dan perpanjangan waktu penelitian.
Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam prosedur penetapan wali hakim bagi anak perempuan hasil kawin hamil di KUA Kecamatan Pahandut adalah pertama menambahkan persyaratan berupa buku nikah orang tua khusus bagi anak perempuan pertama kemudian untuk pelaksanaan perkawinannya apabila didapati anak perempuan tersebut dilahirkan kurang dari masa enam bulan setelah perkawinan orang tuanya maka perwaliannya dengan menggunakan wali hakim. Kedua, Penetapan wali hakim ini belum efektif secara hukum karena tidak adanya dasar hukum positif sebagai legalitas dalam penerapannya. Kemudian juga diukur dari segi faktor hukum, struktur hukum dan faktor masyarakat.
ABSTRACT
Determining a guardian of marriage for girls born as a result of adultery brings its problems with the ability to marry pregnantly. If the child born from the marriage is a woman, the problem is who will have the right to become the marriage guardian. From the Marriage Law and KHI perspective, the status of the girl is the legal child of both parents. But from a fiqh point of view, the child is only abused by his mother and his mother's family. In determining the guardian of marriage for girls born as a result of a pregnant marriage, it is not an easy matter and requires caution on the part of the KUA.
The researcher examines two problems. First, how is the process of determining the guardian of a judge for a girl from a pregnant marriage at the KUA, Pahandut District, Palangkaraya City? Second, how is the determination of the guardian of judges of a pregnant marriage in KUA, Pahandut District, Palangkaraya City, from the perspective of legal effectiveness theory?
The method used is a qualitative approach. Furthermore, it is strengthened by primary data sources and secondary data sources. The technique of analyzing data through three stages, namely the stage of reduction, data presentation (display), and concluding. The researcher checks the validity of the data by triangulating the researchers and extending the research time.
The results showed the procedure for determining a judge's guardian for a girl born before marriage at the KUA, Pahandut District, with the data below. First, she has to add requirements in the form of a particular parent's marriage book for the first daughter and then implement her marriage. If it is found that the girl was born less than six months after the marriage, then the guardianship using a guardian judge. Second, guardian judges' appointment has not been legally effective because there is no flattering legal basic as legality in its application. Then also measured in terms of legal factors, legal structure and community factors.
مستخلص البحث
إ ارحذ ذاٗ ى خااىض اطاىيْ غبءااىزً اٗ ىذداثإُارحذٌذاٗىٍخااىضٗاطاىيْغبءااىزًاٗىذداثْزْز غخااىض باٍ شنيخاػيىاع اصااى نبػااىحبٍٍو.اإرا ىذداثبىْغبءا فَ ااىزيا ن ا ىٍٖبفَِااىزياٌنُ٘اٗىٍٖب.اػ ذاّ ظش خااىقبّ افً ااى نبػااىْاػْذاّظشٌخااىقبُّ٘افًااىْنبػااىْغبءاإثزخْغبءاإثزخ اششػ خاى اىذٌ ٖب.اىن ارْ زغتااىْاىنِارْزغتااىْغبءااىىاْغبءااىىا اىذر باٗ اعشرٖ بافً ااىفقٔ .اارحذ ذا ى خااىض اطاىي غبءااىزً ا ىذداث ز غخااى نبػااىحبٍ واى ظاالأٍ ٘سااىغٖ ٘ىخ،ا جغً اٍ نزتااىشؤ ااىذٌاٌٗجغًاٍنزتااىشؤُٗااىذٌٍْخاحزساٍخاحزسا. اقً إ زاااىجحشاٍ شنيزبُ ،االأٗه،امٍ فاػَ ي خارحذٌذا ى خااىض اطاىي غبءااىَ ى دحاث زٍ غخااى نبػااىحبٍ وافًًانزتااىشؤٗ ااىذٌ خافبى نبس ب؟ا اىضبٍّنزتااىشؤُٗااىذٌٍْخافبىْنبسٌب؟اٗاىضبًّ،امٍٍفارحذٌذا ى خااىض اطاىيْ غبءااىَ ى دحاثْ ز غخااى نبػااىحبٍٍوافً ا نزتااىشؤٗ ااىذفًاٍنزتااىشؤُٗااىذٌٍْخافٍخافبى نبس باػيىا ظشٌخ فؼبىٍ خااىقبّ ُا؟ اغزخذ ااىجبحشاااىجحشااىْ ػً ،ا ظبدس بااىجٍ ب بداالأعبعً ا ااىفشػًٍٗظبدسٕبااىجٍبّبداالأعبعًاٗااىفشػً.ا اعي ةارحيٍ وااىجٍ بّبداصلٗساٍشاحو،ااىزقيٍٍوا،اػشعااىجٍ ب بداٗ اعزخلٗصااىْزبئظ.ا فحضاطذقااىج ب بداااىزضيٍ شاث ااىجبحضٗفحضاطذقااىجٍبّبداااىزضيٍشاثٍِااىجبحضٍِاِا إطبىخاٗقذااىجحش. ا اى ز غزبُ افً إاىْزٍغزبُافًإزاااىجحٕزاااىجحشاالأٗ هاص بدحااىششٗ طاثذفزشااى نبػاىي٘ ىذ اىلإث خاالإٗشاالأٗهاصٌبدحااىششٗطاثذفزشااىْنبػاىي٘ىذٌِاىلإثْخاالإٗىىٗىى.اإرااٗ ىذدااىْ غبءاأقواٍ ِا عزخاأشٖ شاثؼذاص اطاٗ اىذٌ افٍ غزخذ ااى٘ ىىً افً اار ف زاص اعٖٖب.ااىضبّاىضبًّ،الارن افؼبىخافً ارحذ ذااى ىًالارنُ٘افؼبىخافًارحذٌذااى٘ىًاًااى نبػالأّ اػذً ااىقبّ االإعبثً افً اع اصارْ ف زٕاىْنبػالأّٔاػذًااىقبُّ٘االإعبثًافًاع٘اصارْفٍزٕبٕب.ا
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |