Perancangan Trasit Hub Monorel di Stasiun Kota Baru Malang dengan pendekatan Parametric Design.

ABSTRAK

Kota Baru Malang merupakan daerah yang memiliki mobilitas yang tinggi, baik dalam segi lalu lintas, moda transportasi umum, ataupun pejalan kaki dibandingkan dengan daerah-daerah lain yang menjadi titik pengembangan koridor kereta monorel. Arisandi (2015), potensi penumpang moda transportasi monorel di Stasiun Kota Baru Malang mencapai 9,59%. selain itu, di Kota Baru juga terdapat berbagai moda trasnportasi umum seperti kereta api, angkutan umum, dan lain-lain. Menyusul dengan dilewatinya jalur monorel yang nantinya akan ada stasiun transit bagi monorel itu sendiri. Masalah yang nantinya muncul adalah setiap pengguna monorel yang keluar dari stasiun transit monorel akan menambah mobilitas di daerah Kota Baru, bagaimana pengguna melakukan perpindahan moda trasportasi atau mengakhiri perjalanannya yang akan berakibat pada kelancaran lalu lintas, serta kebutuhan parkir yang akan bertambah di sekitar Stasiun Kota Baru. Uraian di atas menjadi alasan yang kuat sebagai pemilihan lokasi perancangan Transit HUB, dengan tujuan mampu memenuhi kebutuhan akan aksesibilitas yang baik bagi masyarakat disekitar kawasan Stasiun Kota Baru, sebagai penghubung moda transportasi yang berhenti di Stasiun Kota Baru, dan menjawab kebutuhan akan ruang publik dan ruang parkir pengguna sekitar perancangan.

Menggunakan pendekatan Parametric Design untuk mendukung terbentuknya Transit HUB Monorel yang dapat menampung fungsi Transit HUB Monorel dengan maksimal, mengingat semua kegiatan yang berada di stasiun akan membutuhkan sistem dengan keteraturan yang baik. Karena, Parametric Design akan mempermudah untuk menerjemahkan bentuk-bentuk yang kompleks dan memberikan penyelesaian desain dengan sistem keteraturan (Geometris) yang menyelaraskan dengan lingkungan.

ABSTRACT

Malang Kota Baru Station is an area that has high mobility, both in terms of
traffic, modes of public transportation, or pedestrians, compared to the extent that is the point of development of the monorail train corridor. Arisandi (2015), the potential for monorail passengers at Malang Kota Baru Station reaches 9.59%. In addition, at Malang Kota Baru Station, there are also various modes of public transportation such as trains, public transportation, and others, following the passage of the monorail line that will pass through and transit at the station. The problem is that every monorail user who exits the monorail transit station will increase mobility around the Malang Kota Baru Station. Users change transportation modes or end their journey, resulting in smooth traffic and growing parking needs. The description above is a strong reason for choosing the location for the Transit HUB design. The goal is to be able to meet the need for good accessibility for the community around the Malang Kota Baru Station area as a liaison for transportation modes which stops at the new Kota Station and answers the need for public spaces and use parking spaces.

They are using the Parametric Design approach to support the formation of the Monorail HUB Transit, which can accommodate the Monorail HUB Transit function to the maximum, considering that all activities at the station will require a system with good order because Parametric Design will make it easier to translate complex shapes and provide design solutions with an orderly system (Geometric) that is in harmony with the environment.