Febriyanti, Nur Rohmah (2021) Poligami Sirri tanpa izin istri pertama perspektif kepastian hukum: Studi di Kecamatan Wringinanom, Gresik. Masters thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Text (Fulltext)
18781011.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (3MB) |
Abstract
ABSTRAK
Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menganut asaz monogami. Namun dalam terdapat pengecualian, yakni Pengadilan dapat memberi izin kepada seorang suami untuk beristri lebih dari seorang apabila dikehendaki oleh pihak-pihak yang bersangkutan. Pengajuan izin poligami ke Pengadilan Agama juga dengan harus dilengkapi persyaratan dan alasan tertentu yang tercantum di Peraturan Perundang-undangan. Kemudian Hakim akan memberikan putusan berupa izin poligami. Ada suatu kasus di kabupaten Gresik dimana A (istri) dan B (suami) adalah sepasang suami istri, B pergi merantau ke kabupaten Gresik untuk bekerja sedangkan A (istri) tetap di kampung halamannya. Di kabupaten Gresik ternyata B menikah lagi dengan D (istri ke 2) yang dilakukan secara sirri, tanpa menceraikan A dan tanpa seizin dari A. Kebanyakan perkawinan poligami sirri di kecamatan Wringinanom dilakukan karena tidak mendapat izin dari istri pertama, perkawinan sirri memang sah di mata agama, karena sahnya suatu perkawinan adalah perkawinan yang dilaksanakan menurut agama dan keyakinannya. Namun tidak memiliki kekutan hukum karena tidak memiliki akta yang otentik karena tidak dilakukan pendaftaran ke Pegawai Pencatat Nikah. Kepastian Hukum adalah sebuah teori yang menyatakan bahwa hanya hukum (Undang-undang) sajalah yang memiliki kekuatan bukan kebiasaan dilaksanakna sesuai bunyinya. Yang bertujuan untuk menjamin hak dan kewajiban setiap warga negara.
Penelitian ini memiliki dua fokus penelitian : 1. Praktik poligami di masyarakat kecamatan Wringinanom, Gresik; 2. Poligami sirri tanpa izin istri pertama ditinjau dari kepastian hukum.
Penelitian ini termasuk dalam penelitian yuridis empiris yang menggunakan pendekatan kualitatif. Latar penelitian Tesis ini adalah di kecamatan Wringinanom, Gresik. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, dokumentasi dan observasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perkawinan poligami sirri masih banyak terjadi di kecamatan Wringinanom, Gresik. Sedangkan, data permohonan izin poligami yang masuk ke Pengadilan Agama Gresik belum ada satupun pengajuan dari kecamatan Wringinanom. Poligami sirri ditinjau dari kepastian hukumnya adalah tentang kejelasan peraturan izin Poligami dari istri pertama dan Pengadilan Agama serta sanksinya apabila dilanggar; akibat hukum poligami sirri; upaya hukum untuk melegalkan poligami sirri dan anak-anak yang dilahirkan; upaya hukum yang bisa dilakukan oleh istri pertama terhadap poligami sirri tanpa izin istri pertama.
ABSTRACT
Law Number 1 of 1974 concerning Marriage adheres to the principle of monogamy. However, there are exceptions, namely the Court can give permission for a husband to have more than one wife if the parties wish to do so. The application for a polygamy permit to the Religious Court must also be accompanied by certain requirements and reasons listed in the Legislation. Then the judge will give a decision in the form of a polygamy license. There is a case in Gresik district where A (wife) and B (husband) are a husband and wife, B went to migrate to Gresik district to work while A (wife) remained in her hometown. In Gresik district, it turns out that B remarried to D (2nd wife) which was done by sirri poligamy, without divorcing A and without permission from A. Most sirri polygamous marriages are carried out because they do not get permission from the first wife, sirri marriages are indeed valid in the eyes of religion, because a marriage is valid according to religion and belief. However, it does not have legal force because it does not have an authentic deed because there is no registration with the Marriage Registration Officer. Legal certainty is a theory which states that only the law (Act) has the power, not the habit of being implemented according to its sound. Which aims to guarantee the rights and obligations of every citizen. This study has two research focuses: 1. The practice of polygamy in the community of Wringinom district, Gresik; 2. Sirri polygamy without the permission of the first wife in terms of legal certainty.
This research is included in empirical juridical research that uses a qualitative approach. The research background of this thesis is in Wringinom district, Gresik. Data collection was carried out by interview, documentation and observation.
The results of this study indicate that polygamous sirri marriages still occur in Wringinom sub-district, Gresik. Meanwhile, none of the data on the application for a polygamy permit that has been submitted to the Gresik Religious Court has not been submitted by Wringinom district. Sirri polygamy in terms of its legal certainty theory is about the clarity of the regulations for the polygamy permit from the first wife and the Religious Court and the sanctions if it is violated; due to the law of sirri polygamy; legal efforts to legalize polygamy sirri and children who are born; legal remedies that can be made by the first wife against sirri polygamy without the first wife's permission
مستخلص البحث
يلتزم القانون رقم ۱ لسنة ۱۹۷٤ بشأن الزواج بمبدأ الزواج الأحادي. ولكن، هناك استثناءات، وهي أن المحكمة يمكنها أن تمنح الإذن للزوج بالزواج بأكثر من زوجة واحدة إذا رغب الطرفان في ذلك. يجب أن يكون طلب تصريح تعدد الزوجات إلى المحكمة الدينية مصحوبًا بمتطلبات وأسباب معينة مذكورة في التشريع. ثم يصدر القاضي قرارًا في شكل تصريح تعدد الزوجات. كانت هناك حالة في مقاطعة غريسيك حيث كان أ (الزوجة) و ب (الزوج) زوجًا وزوجة، وذهب ب إلى الخارج للعمل في منطقة غريسيك بينما بقيت أ (الزوجة) في مسقط رأسه. في مقاطعة غريسيك، اتضح أن ب تزوجت مرة أخرى من د (الزوجة الثاني) والتي تم إجراؤها بطريقة سيري، دون طلاق أ وبدون إذن من أ. بإذن من الزوجة الأولى، كان زواج سري شرعا في نظر الدين، لأن صحة الزواج زواج يتم على أساس دينه ومعتقده.
ولكن، لأنها لا تحمل سندًا صحيحًا لأنها غير مسجلة لدى مسجل الزواج. اليقين القانوني هو نظرية تنص على أن القانون (القانون (فقط هو من يملك القوة، وليس العرف لتطبيقه على النحو الصحيح. والتي تهدف إلى ضمان حقوق وواجبات كل مواطن. هذا البحث له اثنين من تركزين: ۱. ممارسة تعدد الزوجات في مجتمع منطقة ورعينانوم، غرسيك. ۲. تعدد الزوجات السري بدون إذن الزوجة الأولى من حيث اليقين القانوني.
تم تضمين هذا البحث في بحث قانوني تجريبي يستخدم منهجًا نوعيًا. تقع خلفية هذا البحث في منطقة ورعينانوم، غرسيك. تم جمع البيانات عن طريق المقابلة والتوثيق والملاحظة.
نتائج هذا البحث أن تعدد الزوجات السيري لا يزال شائعًا في منطقة ورعينانوم، غرسيك. بينما، بيانات طلب تصريح تعدد الزوجات التي دخلت إلى محكمة غرسيك الدينية لم يكن هناك أي تسليم من منطقة ورعينانوم. تعدد الزوجات السري من حيث اليقين القانوني يدور حول وضوح اللوائح الخاصة بإذن تعدد الزوجات من الزوجة الأولى والمحاكم الدينية والعقوبات في حالة انتهاكها؛ العواقب القانونية لتعدد الزوجات السيري، والجهود القانونية لإضفاء الشرعية على تعدد الزوجات السيري والأطفال المولودين؛ العلاجات القانونية التي يمكن أن تتخذها الزوجة الأولى ضد تعدد الزوجات السري دون إذن من الزوجة الأولى.
Item Type: | Thesis (Masters) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Yasin, Mohamad Nur and Mahmudi, Zaenul | |||||||||
Contributors: |
|
|||||||||
Keywords: | Poligami Sirri; Poligami Tanpa Izin Istri Pertama; Kepastian Hukum; Sirri Polygamy; Polygamy Without First Wife's Permission; Legal; Certainty Theory; تعدد الزوجات سيري; تعدد الزوجات سيري دون إذن الزوجة الأولىl اليقين القانوني | |||||||||
Departement: | Sekolah Pascasarjana > Program Studi Magister al-Ahwal al-Syakhshiyyah | |||||||||
Depositing User: | Nur Rohmah Febriyanti | |||||||||
Date Deposited: | 08 Nov 2021 10:30 | |||||||||
Last Modified: | 08 Nov 2021 10:30 | |||||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/31662 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |