Perancangan Pusat Rehabilitasi Down Syndrome di Kabupaten Ponorogo: Tema arsitektur perilaku

INDONESIA:

Down syndrome atau trisomy 21 adalah kelainan yang menyebabkan penderita mengalami keterlambatan dalam pertumbuhannya (lambat bicara, duduk, dan jalan), kecacatan (bentuk kepala datar, hidung pesek, dll) dan kelemahan fisik (mudah lelah dan sakit) serta memiliki IQ yang relatif rendah dibandingkan dengan orang normal pada umumnya (25-70). Kelainan ini diakibatkan kromosom 21 berjumlah 3 (pada orang normal 2) (NDSS, 2012). Dengan kondisi seperti itu penderita down syndrome kerap mendapatkan perlakuan yang kurang baik dari lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu dibutuhkan suatu wadah memfasilitasi berbagai kegiatan yang berkaitan dengan penanganan penderita down syndrome seperti pusat informasi, penyuluhan masyarakat, rehabilitasi dan pendidikan khusus bagi penderita. Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang sangat dibutuhkan oleh penderita down syndrome untuk melengkapi dan memperbaiki kehidupannya.

Penempatan pusat rehabilitasi down syndrome di kabupaten Ponorogo ini dalam proses perancangannya menggunakan tema arsitektur perilaku. Hal ini dikarenakan penderita down syndrome cenderung berperilaku berbeda dari manusia normal sehingga desain disesuaikan dengan perilaku penderita. Desain yang akan dibuat mengarah pada pemberian terapi untuk melatih respon pada sistem syaraf motorik penderita yang lemah serta melatih otot yang mengalami kelemahan. Selain itu menyesuaikan desain bangunan dengan kebutuhan pengguna bertujuan memudahkan aktivitas pengguna utama yang membutuhkan fasilitas khusus.

Penerapan tema arsitektur perilaku dalam perancangan pusat rehabilitasi down syndrome ini kemudian melahirkan berbagai alternatif rancangan yang disasarkan pada perilaku penderita down syndrome. Alternatif-alternatif tersebut kemudian diseleksi sehingga menghasilkan konsep yang berupa konsep dasar, konsep tapak, konsep ruang, konsep struktur serta konsep utilitas yang sesuai dengan tema perilaku.

ENGLISH:

Down’s syndrome or trisomy 21 is an abnormality that causes people with down’s syndrome have some degree of learning disablity and delayed development, may be slower to learn skills such as talking, sitting and walking. People with Down’s Syndrome often have certain physical characteristics (flat head, a small nose, and flat nasal bridge), lowered general immunity and a relatively lower IQ (25-70) compared to normal people. This condition is caused by having an extra 21st chromosome (NDSS, 2012). With this condition, people with Down’s Syndrome often get less favorable treatment from their surroundings. Consequently, this is needed a place to facilitate a wide range of activities that deal with down syndrome such as reahabilitationcentre, counselling for community, and special education for people with Down’s Syndrome. Those activities are the most essensial activities that is needed by people with Down’s Syndrome to complete and improve their lives.

Theme of behavioral architecture is used in the process of designing rehabilitation centre of Down’s Syndrome in Ponorogo. Because people with Down’s Syndrome is likely to behave differently with the normal one, so this design is adapted to the behavior of people with Down’s syndrome. This design tends to gives people with Down’s Syndrome a therapy to train their motor nerve system and the muscles are weak. Furthermore, adjusting the design of this building to user requirements is aimed to facilitated main user activities who needs special facilities.

Applying theme of behavioural architecture in the designing process of rehabilitation centre for Down’s Syndrome results various alternatives which are based on behaviour of people with Down’s Syndrome. Those alternatives eventually are selected,so it results many concepts such as basic, site plan, layout, structure and utility concept that appropriate with the theme of behavioural architecture.