Labibah, Marta Shofiya (2021) Peraturan Mahkamah Agung nomor 5 tahun 2019 pasal 8 tentang pengajuan permohonan dispensasi kawin ditinjau dari asas sederhana, cepat, dan biaya ringan: Studi pandangan hakim di Kabupaten Malang. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
|
Text (Fulltext)
17210031.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (2MB) | Preview |
Abstract
INDONESIA:
Penerapan pengajuan dispensasi kawin bagi calon suami dan istri yang sama- sama berusia dibawah umur di Pengadilan Agama mengalami perbedaan. Ada Pengadilan yang menerapkan satu pengajuan dispensasi, ada juga yang menerapkan dua pengajuan dispensasi kawin. Penerapan dua pengajuan perkara dalam PERMA Nomor 5 Tahun 2019 pasal 8 tidak sesuai dengan asas sederhana, cepat, dan biaya ringan. Rumusan masalah dalam penelitian ini ialah bagaimana pandangan hakim terhadap Peraturan Mahkamah Agung Nomor 5 Tahun 2019 Pasal 8 Tentang pengajuan permohonan dispensasi kawin? Dan bagaimana tinjauan asas cepat, sederhana, dan biaya ringan terhadap Peraturan Mahkamah Agung Nomor 5 Tahun 2019 Pasal 8 ?
Penelitian ini merupakan penelitian empiris, dan memakai pendekatan kualitatif, dimana peneliti memperoleh data dengan wawancara hakim, ataupun menelaah dokumen. Jenis dan sumber data yang dipakai ialah sumber data primer dan sekunder. Sedangkan dalam proses pengolahan data memakai teknik edit, klasifikasi, verifikasi, analisis, dan kesimpulan.
Hasil penelitian ini ialah Makna dari Peraturan Mahkamah Agung Nomor 5 Tahun 2019 pasal 8 menurut pandangan hakim di Pengadilan Agama Kabupaten Malang ialah 1). Lebih efektif jika perkara tersebut digabung menjadi satu karena memiliki subjek hukum, objek dan tujuan yang sama. 2). Penerapan dispensasi lebih efektif dengan pengajuan dua perkara, karena Peraturan tersebut dibuat untuk mempersuit dispensasi. Dalam penerapannya, dispensasi kawin bagi calon suami dan isri yang sama-sama berusia dibawah umur tergantung kepada kebijakan masing- masing Pengadilan Agama.
Tinjauan Asas Sederhana, Cepat dan Biaya Ringan terhadap Peraturan Mahkamah Agung Nomor 5 Tahun 2019 Pasal 8 tidak sesuai. Tidak sederhana, karena dua pengajuan tersebut mempunyai kesamaan, baik subjek, objek, dan kepentingan hukum, serta tidak mempunyai kepastian hukum. Cepat, dua pengajuan perkara diispensasi sudah sesuai dengan ketentuan Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA) Nomor 2 Tahun 2014, yaitu maksimal 5 bulan, dan sesuai dengan rata-rata penyelesaian dispensasi kawin di Pengadilan Agama Kabupaten Malang yakni 7-15 hari. Biaya ringan, penerapan dua pengajuan permohonan memperbanyak biaya yang dikeluarkan oleh para pihak.
ENGLISH:
Application of the application for a marriage dispensation for prospective husbands and wives who are both underage In the Religious Courts environment experiences differences. There are courts that apply one application for dispensation for marriage, there are also those who apply two applications for dispensation for marriage. The application of two case submissions in PERMA Number 5 of 2019 article 8 is not in accordance with the principles of simple, fast, and low cost. The formulation of the problem in this study is how the judge views the Supreme Court Regulation Number 5 of 2019 Article 8 concerning the submission of a marriage dispensation application? And how about a quick, simple, and low-cost review of the Supreme Court Regulation Number 5 of 2019 Article 8 ?
This research is an empirical research, and uses a qualitative approach, in which researchers obtain data by interviewing judges, or reviewing documents. The types and sources of data used are primary and secondary data sources. While in the data processing using editing, classification, verification, analysis, and conclusion techniques.
The results of this study are the meaning of the Supreme Court Regulation Number 5 of 2019 article 8 according to the judge's view at the Malang Regency Religious Court, namely 1). It is more effective if these cases are combined into one because they have the same legal subject, object and purpose. 2). The application of the dispensation is more effective by filing two cases, because the regulation was made to suit the dispensation. However, the application of marriage dispensation for prospective husbands and wives who are both underage depends on the policies of each Religious Court. Review of the Simple, Fast and Low Cost Principle of the Supreme Court Regulation Number 5 of 2019 Article 8 is not appropriate. It is not simple, because the two submissions have similarities, both subject, object, and legal interests, and do not have legal certainty. Quickly, the two filings for dispensation are in accordance with the provisions of the Circular Letter of the Supreme Court (SEMA) No. 2 of 2014, which is a maximum of 5 months, and in accordance with the average completion of marriage dispensations at the Religious Courts of Malang Regency, which is 7-15 days. Low cost, the application of two applications will increase the costs incurred by the parties.
ARABIC:
في بيئة المحكمة الدنية أن يوجد الاختلاف تطبيق الترخيص في الزواج القاصرين. تطبيق القضيتين في تنظيم المحكمة العليا رقم 5 لسنة 2019، فصل 8. على نقيض بأساس بسيط وسريع ومنخفض التكلفة. وأسئلة البحث في هذه الدراسة هي كيفية نظرة الحاكم بتنظيم المحكمة العليا رقم 5 لسنة 2019، فصل 8 عن تقديم الاستغاثة وتحقيق القضية في ترخيص الزواج؟ وكيفية مراجعة أساس بسيط وسريع ومنخفض التكلفة من تنظيم المحكمة العليا رقم 5 لسنة 2019، فصل 8؟
هذا البحث هو بحث تجريبي باستخدام المدخل النوعي يعني أن الباحث يقوم بالملاحظة والمقابلة والتوثيق. ومصادر البيانات في هذا البحث مقابلة وتوثيق. وتحليل البيانات باستخدام التحرير والتصنيف والإثبات والتحليل والاستنتاج.
وتنقسم نتائج البحث بالقسمين: (1) المعنى من تنظيم المحكمة العليا رقم 5 لسنة 2019 فصل 8 فيما يتعلق بتقديم الطلبة وتحقيق القضية في ترخيص الزواج. يعني, تقديم نفسه أو تقديم قضيتين في الترخيص: (2) نظرة أساس بسيط وسريع ومنخفض التكلفة لتنظيم المحكمة العليا رقم 5 لسنة 2019، فصل 8، لاتتفق. تطبيق ترخيص الزواج غير بسيط، لأنهما شيء مشترك. يعني، المبحث والموضوع والمصالح القانونية المستوى. بالإضافة إلى ذلك، والمطالبة المنفصلة سيثير إلى غياب اليقين القانوني. تطبيق تخصيص القضيتين بسرعة موافق بالمحكمة العليا، رقم 2، لسنة 2014، يعني بشرط خمسة أشهر. وعلى أساس التكلفة المنخفضة، تقديم القضيتين في نفس الوقت سيزيد التكلفة. والحقيقة, إذا اتحدَّت القضيتان ترخص التكلفة.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Kadarisman, Ali | ||||||
Contributors: |
|
||||||
Keywords: | PERMA;pengajuan; dispensasi kawin; | ||||||
Subjects: | 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180103 Administrative Law | ||||||
Departement: | Fakultas Syariah > Jurusan al-Ahwal al-Syakhshiyyah | ||||||
Depositing User: | Marta Shofiya Labibah | ||||||
Date Deposited: | 20 Aug 2021 14:21 | ||||||
Last Modified: | 20 Aug 2021 14:21 | ||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/30227 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |