Wahyuni, Dini Sri (2021) Praktik mystery shopper untuk memperoleh konsumen perspektif jual beli dalam fikih muamalah: Studi di outlet minuman X Mall Olympic Garden Malang. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
|
Text (Fulltext)
17220109.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (2MB) | Preview |
Abstract
INDONESIA:
Dunia usaha yang semakin berat akan persaingan mendorong pelaku bisnis untuk melakukan segala cara demi memenangkan hati para konsumen. Salah satu caranya adalah dengan menerapkan praktik mystery shopper. Praktik mystery shopper yang dilakukan oleh outlet minuman X Mall Olympic Garden Malang merupakan upaya marketing untuk memancing konsumen agar tertarik membeli di outlet minuman X tersebut dengan melakukan rekayasa permintaan. Penelitian ini dilakukan dalam rangka untuk mengetahui bagaimana bentuk dan legalitas dari praktik mystery shopper yang dilakukan oleh outlet minuman X Mall Olympic Garden Malang perspektif jual beli dalam fikih mumalah.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian yuridis empiris dengan pendekatan kualitatif. Sumber data penelitian adalah sumber data primer yang diperoleh melalui wawancara dan sumber data skunder yang didapatkan dari bahan hukum primer dan bahan hukum skunder. Adapun teknik pengumpulan datanya menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa praktik mystery shopper tersebut dilakukan dengan cara mengumpulkan sejumlah orang melalui postingan facebook, kemudian mereka dibriefing dan diberi uang oleh seorang koordinator untuk membeli dan mengantri di outlet minuman X Mall Olympic Garden Malang. Setelah itu, para mystery shopper diberi upah berupa uang sejumlah Rp.15.000 dan minuman yang telah diorder sebelumnya. Mengenai kelegalitasannya, praktik mystery shopper tidak diperbolehkan dan dapat digolongkan pada bentuk bai’ najasy di masa modern apabila di dalamnya terindikasi adanya rekayasa permintaan berupa produk dan sesungguhnya orang yang melakukan praktik tersebut tidak mempunyai keinginan yang muncul dari dalam hati untuk membeli produk tersebut. Sebaliknya, praktik mystery shopper ini diperbolehkan jika digunakan hanya untuk mengukur daya minat ataupun respon dari konsumen. Adapun orang yang melakukan praktik mystery shopper yang di dalamnya mengandung unsur bai najasy, dapat dihukumi sebagai orang yang telah berbuat maksiat (berdosa besar) jika ia mengetahui tentang pelarangan ini dan tidak berlaku bagi orang yang tidak mengetahuinya.
ENGLISH:
The business world, which is getting tougher with competition, encourages business people to do everything they can to win the hearts of consumers. One way to do this is by implementing the mystery shopper practice. The mystery shopper practice carried out by the beverage outlet X Mall Olympic Garden Malang is a marketing effort to lure consumers to be interested in buying at the X beverage outlet by engineering demand. This research was conducted in order to determine the form and legality of the mystery shopper practice carried out by the beverage outlet X Mall Olympic Garden Malang with the perspective of buying and selling in jurisprudence.
This type of research is an empirical juridical research with a qualitative approach. Sources of research data are primary data sources obtained through interviews and secondary data sources obtained from primary legal materials and secondary legal materials. The data collection techniques used interview, observation and documentation techniques.
The results of this study indicate that the mystery shopper practice is carried out by gathering a number of people through Facebook posts, then they are briefed and given money by a coordinator to buy and queue at the X Mall Olympic Garden Malang beverage outlet. After that, mystery shoppers are given a fee of Rp. 15,000 and a drink that has been ordered previously. Regarding its legality, the practice of mystery shopper is not allowed and can be classified as bai 'najasy in modern times if it indicates that there is an engineering demand in the form of a product and actually the person carrying out this practice does not have a desire that arises from within to buy the product. On the other hand, mystery shopper practice is allowed if it is used only to measure consumer interest or response. As for people who practice mystery shopper which contains elements of bai najasy, can be punished as a person who has committed immoral (major sin) if he knows about this prohibition and does not apply to people who do not know it.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Rofiq, Mahbub Ainur | ||||||
Contributors: |
|
||||||
Keywords: | mystery shopper; konsumen; jual beli; fikih muamalah | ||||||
Subjects: | 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180127 Mu'amalah (Islamic Commercial & Contract Law) > 18012799 Mu'amalah (Islamic Commercial & Contract Law) not elsewhere classified | ||||||
Departement: | Fakultas Syariah > Jurusan Hukum Bisnis Syariah | ||||||
Depositing User: | Dini Sri Wahyuni | ||||||
Date Deposited: | 08 Feb 2022 11:22 | ||||||
Last Modified: | 08 Feb 2022 11:22 | ||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/28114 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |