Salamon, Dimas Abdul Fatah (2021) Pembatalan pernikahan sebab poligami berdasarkan perspektif Imam Syafi'i: Tinjauan putusan No: 1050/Pdt.G/2018/PA.Mlg. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
|
Text (Fulltext)
15210113.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (2MB) | Preview |
Abstract
مستخلص البحث
. فسخ الزواج من صلاحيات المحكمة الشرعية. من الأمور التي أدت إلى إلغاء الزواج تزوير الهوية. أحد الأمثلة هو ما حدث في حكم محكمة مالانج الدينية الرقم: 1050 / Pdt.G / 2018 / PA.Mlg بخصوص إلغاء الزواج. وبحسب الإمام الشافعي ، فإن الفسخ يسمى الفسخ. والفسخ سببه عدة أمور منها عيب.
في البحث ، كانت صياغة المشكلة التي تم تحديدها هي كيف كانت الاعتبارات القانونية لدى قضاة المحاكم الدينية مالانج الرقم: 1050 / Pdt.G / 2018 / PA.Mlg مراجعة من وجهة نظر الإمام الشافعي في فسخ الزواج. هذا البحث بحث قانوني معياري. تستخدم هذه الدراسة نهج الحالة. تستخدم المواد القانونية الأولية قرار القاضي ، وتستخدم المواد القانونية الثانوية الكتب ، بينما تستخدم المواد القانونية من الدرجة الثالثة موسوعة. يجمع الباحثون المواد القانونية عن طريق الجرد. قام الباحثون بمعالجة البيانات عن طريق التحرير وتجميع البيانات والتحقق منها وتحليل البيانات والاستنتاجات.
وتشير نتائج هذه الدراسة إلى أن فسخ الزواج يمكن تبريره وقبول القضية لأن الفسخ هو سلطة المحكمة الدينية. تم رفع القضية بسبب تزوير البيانات بناء على المادة 71 من مجموعة الشريعة الإسلامية والمادة 22 من القانون رقم 1 لسنة 1974 بشأن الزواج. كانت النتيجة القانونية لإلغاء الزواج الذي حدث بين المدعى عليه الأول والمدعى عليه الثاني هو عدم وجود قوة قانونية في مقتطفات عقد الزواج ، لم يعد المستفتى الأول والمستجيب الثاني زوجًا وزوجة ، لكن الأطفال المولودين لن يصبحوا أطفالًا غير شرعيين. وبحسب الإمام الشافعي ، فإن الفسخ يسمى الفسخ. إن الأمور التي تسبب العار وعدم الوفاء بالشروط والزواج المتناغم. فالقضية التي وقعت بين المدعى عليه الأول والمدعى عليه الثاني صنفت على أنها عار خياري ، أي عيب في شروط الزواج ، فيحتمل الفسخ
ABSTRACT
Cancellation of marriage is one of the authorities of the Religious Court. One of the things that led to the cancellation of the marriage was identity forgery. One example is what happened in the judgment of the Malang Religious Court Number: 1050/Pdt.G/2018/PA.Mlg about Cancellation of Marriage. According to Imam Syafi'i, the cancellation of marriage was called fasakh. Fasakh is caused by several things, including a defect.
In the research, the research questions are how the legal considerations in the Judge of the Malang Religious Court number 1050 / Pdt.G / 2018 / PA.Mlg regarding Marriage Cancellation and how the judge's decision in decision number 1050 / Pdt.G / 2018 / PA.Mlg is reviewed based on Imam Syafi'i's about cancellation of marriage. This research is a normative juridical research. This research use a case approach. Primary legal materials use the judge's decision, Secondary legal materials use books, while tertiary legal materials use encyclopedias. Researchers collect legal materials by means of an inventory. Researchers processed data by editing, data grouping, data checking, data analysis and conclusions.
The results of this study indicate that the cancellation of marriage can be justified and the case is accepted because the cancellation of marriage is the authority of the Religious Court. The case was filed because of data forgery based on Article 71 of the Compilation of Islamic Law and Article 22 of Law Number 1 Year 1974 concerning Marriage. The legal consequence of the cancellation of marriage that occurred between respondent I and respondent II was the absence of legal force in the excerpt of the Marriage Certificate, respondent I and respondent II are no longer husband and wife, but the children will not become illegitimate children. According to Imam Syafi'i, marriage annulment is called fasakh. The things that cause are disgrace and not fulfilling the conditions and harmonious marriage. So the case that occurred between respondent I and respondent II was classified as a khiyar disgrace, namely a defect in the conditions of marriage, so fasakh could occur.
ABSTRAK
Pembatalan perkawinan merupakan salah satu kewenangan dari Pengadilan Agama. Hal-hal yang menyebabkan adanya pembatalan perkawinan salah satunya yaitu adanya pemalsuan identitas. Salah satu contohnya yaitu yang terjadi dalam putusan hakim Pengadilan Agama Malang Nomor: 1050/Pdt.G/2018/PA.Mlg tentang Pembatalan Perkawinan. Pembatalan perkawinan menurut Imam Syafi’i disebut dengan fasakh. Fasakh disebabkan oleh beberapa hal di antaranya yaitu adanya cacat.
Dalam penelitian, rumusan masalah yang ditentukan adalah bagaimana pertimbangan hukum dalam putusan hakim Pengadilan Agama Malang nomor 1050/Pdt.G/2018/PA.Mlg tentang Pembatalan Pernikahan dan bagaimana putusan hakim dalam putusan nomor 1050/Pdt.G/2018/PA.Mlg ditinjau berdasarkan perspektif Imam Syafi’i tentang pembatalan pernikahan. Penelitian ini merupakan penelitian yuridis normatif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kasus. Bahan hukum primer menggunakan putusan hakim, bahan hukum sekunder menggunakan buku-buku, sedangkan bahan hukum tersier menggunakan ensiklopedia. Peneliti mengumpulkan bahan hukum dengan cara inventarisasi. Peneliti mengolah data dengan cara edit, pengelompokan data, pemeriksaan data, analisis data dan kesimpulan.
Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa pembatalan pernikahan tersebut dapat dibenarkan dan diterima perkaranya karena pembatalan pernikahan adalah kewenangan Pengadilan Agama. Kasus tersebut diajukan karena adanya pemalsuan data berdasarkan Pasal 71 Kompilasi Hukum Islam dan Pasal 22 Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan. Akibat hukum pembatalan pernikahan yang terjadi antara termohon I dengan termohon II yaitu tidak adanya kekuatan hukum pada Kutipan Akta Nikahnya, termohon I dan termohon II bukan lagi suami istri, namun anak yang akan dilahirkan tidak menjadi anak luar kawin. Pembatalan pernikahan menurut Imam Syafi’i disebut sebagai fasakh. Hal yang menyebabkan yaitu aib dan tidak terpenuhi syarat dan rukun nikah. Maka kasus yang terjadi antara termohon I dan termohon II tergolong pada adanya khiyar aib yaitu cacat syarat pernikahan maka bisa terjadi fasakh.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Rahmawati, Erik Sabti | ||||||
Contributors: |
|
||||||
Keywords: | فسخ الزواج; تعدد الزوجات; الإمام الشافعي; Pembatalan Pernikahan; Poligami; Imam Syafi’i; Cancellation of Marriage; Polygamy; Imam Syafi’i | ||||||
Subjects: | 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180128 Islamic Family Law > 18012808 Fasakh 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180128 Islamic Family Law > 18012817 Polygamy |
||||||
Departement: | Sekolah Pascasarjana > Program Studi Magister al-Ahwal al-Syakhshiyyah | ||||||
Depositing User: | Dimas Abdul Fatah Salamon | ||||||
Date Deposited: | 12 Apr 2021 11:09 | ||||||
Last Modified: | 12 Apr 2021 11:09 | ||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/26453 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |