Upaya membangun keluarga sakinah bagi pasangan pasca terkena sanksi adat petekan: Studi kasus Desa Ngadas Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang

مستخلص البحث

مجتمع الإندونيسيا عندهم الخصائص والعادة لكل الدائرة، وكثير من المجتمع الذين حافظون وأدامون العادة هي في المجتمع في جاوا وأحادها عادة Petekan، هذه العادة هي الحفلة لتفحص أحوال الرحم للمرأة في قرية تينغير (Tengger) . في هذه الحفلة، البكر وأرملة تفحصان لمعرفة حملهما. وجود هذه العادة في وقوع الإحتياط تتعلق بالإسلام على نهي الزنا. تتعلق فيما سبق، هدف هذا البحث لمعرفة محاولة إنماء الأسرة السكينة بعد أن تصيب عقاب عادةPetekan(دراسة لحالة في قرية غاديس – فونجوكوسومو – مالانج).

وأما نوع البحث يستخدم الباحث البحث الواضحي أو البحث الإجتماعي، هذا النوع يبحث على العرض الإجتماعي الذي يكون في مجتمع تينغير بالدراسة الميدانية بالبيانات الواقعية التحقيقية.

في محاولة الأسرة السكينة تكون الإجابة من المقابل تشير الأمثلة في حل المشكلة، أحدها المشاورة لتصغير المشكلة، والأعمال الدينية على سبيل المثال الصلاة الجماعة مرارا، والتعاون بين الزوج والزوجة، وإعطاء النصيحة باللسان أو غيره لوجود الأسرة السكينة.

وأما النتيجة تدل على تأثير الإجابي والسلبي في محاولة إنماء الأسرة السكينة بعد أن تصيب عقاب عادةPetekan، أما تأثير السلبي ينال الشخص العقاب بالمادي والعقاب الإجتماعي من الأسرة والمجتمع. وأما تأثير الإجابي أن عادة Petekanتكون مراقبة إجتماعية لكي لا تكون الزين في تلك لدائرة.

ABSTRACT

Indonesia have their own inherent peculiarities and traditions. One of the many regions that still maintain and preserve traditions as ancestral cultural heritage is Javanese, one of such traditions is the Petekan tradition. Petekan tradition is a ceremony held to examine the condition of the womb of Tengger women. During the ceremony, the womb of virgin (unmarried) women and widows were examined to check for pregnancy. The existence of the Petekan tradition in the context of preventive is actually in harmony with the teachings of Islam in which prohibit adultery. Referring to the explanation above, this study aims to find out how to build a sakinah family for couples after being subjected to Petekan customary sanctions (case study of Ngadas village, Poncokusumo district, Malang district) To conduct this research, the researcher uses empirical legal research or socio legal research, which focuses on assessing social phenomena that occur factually in the Tengger indigenous people by collecting information in the field or field studies which describes data and information based on facts obtained in depth.

In an effort to build a sakinah family, the respondents showed a small example in overcoming the various problems carried out. One of the efforts made to overcome problems that arise in the household by means of deliberation to minimize conflict. Conducting spiritual activities such as praying in congregation routinely, helping each other as husband and wife and advising both verbally and directly for the sake of creating tranquility and order in the family.

The results showed that there were positive and negative impacts of the implementation of the Petekan tradition in the Ngadas village, Poncokusumo district, Malang Regency. The negative impact that has been experienced by the people subjected to Petekan customary sanctions is, in addition to getting material sanctions, getting social sanctions from the family and the surrounding community. The positive impact is that the tradition of Petekan can be a social control for the community so that the extent of free association in the Ngadas village is not widespread.

ABSTRAK

Masyarakat Indonesia memiliki kekhasan yang melekat pada daerah dan tradisinya. Wilayah yang masih menjaga dan melestarikan tradisi sebagai warisan budaya leluhur adalah masyarakat Jawa, salah satunya tradisiPetekan. Tradisi petekan merupakan upacara yang diselenggarakan dengan tujuan memeriksa kondisi rahim para perempuan Tengger. Dalam upacara tersebut, perempuan yang berstatus perawan (belum menikah) dan janda diperiksa rahimnya untuk mengecek adanya kehamilan. Keberadaan tradisi Petekandalam konteks preventifsejatinya selaras dengan ajaran islam yang melarang zina. Mengacu pada penjelasan di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana upaya membangun keluarga sakinah bagi pasangan pasca terkena sanksi adat petekan (studi kasus desa ngadas kecamatan poncokusumo kabupaten malang)
Untuk mencapai penelitian tersebut peneliti menggunakan jenis penelitian penelitian empiris (empirical legal research) atau sosiolegal (sosiolegal research), jenis penelitian ini berfokus pada pengkajian gejala sosial yang terjadi secara faktual pada masyarakat adat suku Tengger dengan cara menggali informasi di lapangan atau studi lapangan yang menggambarkan data dan informasi di lapangan berdasarkan fakta yang diperoleh secara mendalam.

Dalam upaya membangun keluarga sakinah responden menunjukkan contoh kecil dalam mengatasi berbagai permasalahan yang dilakukan. Salah satu upaya yang dilakukan dengan mengatasi masalah yang timbul dalam rumah tangga dengan cara bermusyawarah untuk meminimalisir konflik. Melakukan kegiatan spiritual seperti halnya melakukan sholat berjamaah secara rutin, saling membantu kegiatan suami maupun istri dan menasehati baik secara lisan maupun langsung demi terciptanya ketenangan dan ketentraman dalam keluarga.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat dampak positif dan negatif pelaksanaan adat petekan di desa ngadas kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang. Dampak negatif yang sudah di alami oleh pelaku yang terkena sanksi adat petekan, selain mendapatkan sanksi berupa materil juga mendapatkan sanksi sosial dari keluarga maupun masyarakat sekitar. Adapun dampak positifnya yakni adat petekan bisa menjadi kontrol sosial bagi masayratkat agar tidak meyebar luasnya pergaulan bebas di dalam maysrakat desa Ngadas.