Mahfudhotin, Siti (2012) Gangguan identitas gender dan orientasi seksual narapidana di lapas wanita klas IIA Malang. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
|
Text (Introduction)
08410078_Pendahuluan.pdf Download (2MB) | Preview |
|
|
Text (Abstract: Indonesia)
08410078_Indonesia.pdf Download (83kB) | Preview |
|
|
Text (Chapter 1)
08410078_Bab_1.pdf Download (300kB) | Preview |
|
|
Text (Chapter 2)
08410078_Bab_2.pdf Download (452kB) | Preview |
|
|
Text (Chapter 3)
08410078_Bab_3.pdf Download (292kB) | Preview |
|
|
Text (Chapter 4)
08410078_Bab_4.pdf Download (1MB) | Preview |
|
|
Text (Chapter 5)
08410078_Bab_5.pdf Download (370kB) | Preview |
|
|
Text (Chapter 6)
08410078_Bab_6.pdf Download (265kB) | Preview |
|
|
Text (References)
08410078_Daftar_Pustaka.pdf Download (109kB) | Preview |
|
Other (Appendices)
08410078_Lampiran.rar Download (2MB) |
Abstract
INDONESIA:
Proses kehidupan berlangsung sepanjang hayat. Kepribadian dipengaruhi oleh dua faktor yaitu, nature dan nurture. Perkembangan identitas gender melibatkan kedua faktor tersebut. Terkadang identitas gender terbentuk tidak sesuai dengan identitas seksual (jenis kelamin). Masalah seperti itu dikategorikan sebagai gangguan identitas gender yang mana penderitanya mengalami ketidaksesuaian antara fisik (identitas seksual) dengan jiwanya (identitas gender), secara fisik ia adalah perempuan dengan ciri-ciri seksual primer dan sekunder yang normal, namun mengidentifikasi dirinya sebagai laki-laki dan ingin hidup sebagai seorang laki-laki.Seseorang dengan gangguan identitas gender kebanyakan memiliki orientasi seksual sejenis, meskipun ada juga yang heteroseksual. Penelitian ini dilakukan di Lapas Wanita Klas IIA Malang. Lembaga yang penghuninya homogen (terdiri dari satu jenis kelamin saja), seperti Asrama, pondok pesantren, dan penjara memang rentan terjadi homoseksual.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengalaman hidup narapidana dengan kecenderungan gangguan identitas gender dan orientasi seksualnya. Pendekatan yang dipakai adalah kualitatif dengan studi kasus mendalam. Subjek penelitian berjumlah 3 orang narapidana dengan kecenderungan gangguan identitas gender. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah wawancara, observasi, dan dokumen pribadi berupa catatan harian subjek. Jika semua data sudah erkumpul maka dilakukan pengkodingan. Pengecekan keabsahan data menggunakan triangulasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua subjek yang mengalami gangguan identitas gender merasa dirinya laki-laki, ingin hidup sebagai seorang laki-laki dan tertarik secara seksual maupun emosional dengan sesama jenis. Subjek I mengatakan identitas gendernya tidak dapat dirubah menjadi wanita. Sedangkan subjek II dan III merasa bimbang untuk melakukan perubahan, sebenarnya mereka lebih nyaman hidup sebagai transgender. Meskipun para subjek mengatakan bahwa mereka ingin menjadi seperti lawan jenis dan diakui sebagai lawan jenis, namun tidak ada dipikirannya untuk melakukan operasi kelamin atau sekedar mengkonsumsi hormon pria. Jadi pada akhirnya mereka memilih unuk menerima kondisi fisik apa adanya.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Ardani, Tristiadi Ardi | ||||||
Contributors: |
|
||||||
Keywords: | Gangguan Identitas Gender; Orientasi Seksual | ||||||
Subjects: | 17 PSYCHOLOGY AND COGNITIVE SCIENCES > 1701 Psychology > 170105 Gender Psychology | ||||||
Departement: | Fakultas Psikologi | ||||||
Location: | 170105 | ||||||
Depositing User: | Imam Rohmanu | ||||||
Date Deposited: | 28 Sep 2015 09:39 | ||||||
Last Modified: | 28 Sep 2015 09:39 | ||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/2118 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |