Aisyah, Faira (2019) Implementasi perda nomor 3 tahun 2015 tentang izin lingkungan terhadap kegiatan tambang pasir menurut undang undang nomor 32 tahun 2009 dan perbuatan melawan hokum: Studi Kasus di Desa Ambunten Barat, Kecamatan Ambunten, Kabupaten Sumenep. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Text (Fulltext)
16220190.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (3MB) |
Abstract
مستخلص البحث
اللائحة الإقليمية الرقم 3 لعام 2015 بشأن التصاريح البيئية إجراءات تأسيس شركة ذات صلة بالبيئة. تتميز التصاريح البيئية بواجب AMDAL، وينظمها أيضًا القانون الرقم 32 لعام 2009، حيث يتم منح التصاريح البيئية من قبل المؤسسة المعتمدة بعد اجتياز عملية تحليل الآثار البيئية.
هدف هذا البحث إلى تحليل كيفية مراجعة تطبيق اللائحة الإقليمية الرقم 3 لعام 2015 بشأن أنشطة تعدين الرمال التي ليس لديها تصريح بيئي ولكنها لا تزال تعمل أو المعروفة باسم ممارسات التعدين الجيدة باستخدام القانون الرقم 32 لعام 2009 بشأن حماية البيئة وإدارتها. حاول هذا البحث أيضًا معرفة ما إذا كانت أنشطة استخراج الرمال في قرية أمبونتين غربية، ومنطقة أمبونتين، سومينيب مدرجة في فئة الأعمال غير القانونية أو المعروفة باسم Onrechtmatige Daad.
يستخدم هذا البحث نوعًا من البحث القانوني التجريبي، مع منهج قانوني اجتماعي (نهج قانوني اجتماعي) سيحصل على البيانات من خلال القفز مباشرة إلى الكائن، وهو معرفة كيفية استناد قضية استخراج الرمال إلى اللائحة الإقليمية الرقم 3 لعام 2015 بشأن التصاريح البيئية، على وجه التحديد ما حدث في قرية أمبونتن غربية، منطقة أمبونتن، سومينب للعثور على حقائق في هذا المجال (تقصي الحقائق) مما يؤدي إلى تحديد الهوية (تحديد المشكلة)، وفي النهاية حل المشكلة.
ينتج هذا البحث عدة استنتاجات، منها: 1.وفقًا للقانون الرقم 32 لعام 2009، يعتبر نشاط استخراج الرمال هذا غير قانوني لأنه لا يحتوي على مستندات تصريح بيئي كما هو مُنظَّف في اللائحة الإقليمية الرقم 3 لعام 2015، وبالتالي فإنه بناءً على نظرية الفعالية القانونية كما قال Soejono Soekanto، أن تنفيذ اللائحة الإقليمية لم يتحقق. 2.يتم تضمين منجم الرمال في فئة الأفعال المخالفة للقانون لأنه يفي بالعناصر أحد الأسباب هو أن الفعل يضر بالآخرين.
ABSTRACT
Sumenep Regency Regulation (Perda) Number 3 of 2015 concerning Environmental Permits regulates the procedures for establishing a business related to the environment. Environmental permits are marked with an AMDAL mandatory, as well as it is regulated in Law Number 32 of 2009 in which, environmental permits are granted by authorized institutions after going through the process of environmental impact analysis.
This study aims to analyze the implementation of Regional Regulation No. 3 of 2015 on sand mining activities that do not have an environmental permit but are still operating or better known as Good Mining Practice are reviewed using Law Number 32 of 2009 concerning Environmental Protection and Management. This study also tried to find out whether the sand mining activities in West Ambunten Village, Ambunten District, Sumenep Regency were included in the category of illegal acts or better known as Onrechtmatige Daad.
This research uses a type of empirical juridical research, with a sociological juridical approach (social legal approach). who will obtain data by direct observation to the object, which is to find out how the sand mining case is based on Regional Regulation No. 3 of 2015 on Environmental Permits, precisely what happened in Desa Ambunten Barat, Ambunten District, Sumenep Regency to find facts in the field (fact finding) then leads to identification (problem indentification), and ultimately to the solution of the problem (problem solution).
This thesis produces several conclusions in the form of: 1. According to Law Number 32 Year 2009 this sand mining activity is illegal because it does not have environmental permit documents as regulated in Perda Number 3 of 2015 so that based on the theory of legal effectiveness according to Soejono Soekanto, the implementation of the Perda is not walk, due to community factors that are not law-abiding, law enforcers who are not strict in carrying out their duties, facilities and facilities that are not properly functioned, and cultural factors that reflect that the rules contained in local regulations are in accordance with the values in the community, namely through resistance. 2. The Sand Mine is included in the category of acts against the law because it fulfills the elements that have been mentioned in Article 1365 of the Civil Code, which is one of the reasons the actions are detrimental to others.
ABSTRAK
Peraturan Daerah Kabupaten Sumenep (Perda) Nomor 3 Tahun 2015 Tentang Izin Lingkungan mengatur tentang bagaimana prosedur dalam mendirikan usaha yang berhubungan dengan lingkungan. Izin lingkungan ditandai dengan wajib AMDAL, hal tersebut juga diatur dalam Undang Undang Nomor 32 Tahun 2009 dimana, izin lingkungan diberikan oleh lembaga yang berwenang setelah melalui proses analisis mengenai dampak lingkungan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisi implementasi Perda Nomor 3 tahun 2015 terhadap kegiatan tambang pasir. Penelitian ini juga berusaha mengetahui kegiatan tambang pasir di Desa Ambunten Barat, Kecamatan Ambunten, Kabupaten Sumenep, termasuk kedalam kategori perbuatan melawan hukum atau yang lebih dikenal dengan Onrechtmatige Daad.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian yuridis empiris, dengan pendekatan yuridis sosiologis (social legal approach). yang akan memperoleh data dengan observasi langsung ke objeknya yaitu untuk mengetahui bagaimana kasus penambangan pasir berdasarkan Perda Nomor 3 Tahun 2015 tentang Izin Lingkungan, tepatnya yang terjadi di Desa Ambunten Barat, Kecamatan Ambunten, Kabupaten Sumenep untuk menemukan fakta yang ada dilapangan (fact finding) yang kemudian menuju pada identifikasi (problem indentification), dan pada akhirnya menuju kepada penyelesaian masalah (problem solution).
Skripsi ini menghasilkan beberapa kesimpulan berupa: 1. Menurut Undang Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, kegiatan tambang pasir ini adalah illegal karena tidak memiliki dokumen izin lingkungan sebagaimana diatur dalam Perda Nomor 3 Tahun 2015 sehingga berdasarkan teori efektivitas hukum menurut Soejono Soekanto, implemantasi dari Perda tersebut tidak berjalan karena faktor masyarakat tidak patuh hukum, penegak hukum tidak tegas, sarana tidak berfungsi dengan baik, dan kebudayaan berupa perlawanan masyarakat tentang nilai kebenaran atau tidak. 2. Tambang Pasir tersebut termasuk dalam kategori perbuatan melawan hukum karena memenuhi unsur unsur yang telah disebutkan di dalam Pasal 1365 KUHPerdata yaitu salah satu sebabnya adalah perbuatan tersebut merugikan orang lain.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Jundiani, Jundiani | ||||||
Contributors: |
|
||||||
Keywords: | تعدين الرمال; تصريح البيئية; اللائحة الإقليمية; Environmental Permit; Onrechtmatige Daad; Perda; Sand Mining; : Izin Lingkungan; Onrechtmatige Daad; Penambangan Pasir; Perda | ||||||
Departement: | Fakultas Syariah > Jurusan Hukum Bisnis Syariah | ||||||
Depositing User: | Mohammad Syahriel Ar | ||||||
Date Deposited: | 26 Feb 2020 14:40 | ||||||
Last Modified: | 26 Feb 2020 14:40 | ||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/16139 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |