Proses pembinaan psikologis pada anak kasus kekerasan seksual: Studi kasus di LPK Anak Blitar Kelas 1

INDONESIA :

Masyarakat secara umum mengiginkan anak-anak dapat tumbuh sehat, cerdas, dan ceria serta terjamin kelangsungan hidup dan tumbuh kembangnya. Namun realita sosial menunjukkan fenomena yang berbeda. Negara berkembang dan negara maju menunjukkan fenomena dimana anak dengan berbagai alasan harus berhadapan dengan hukum (ABH)/anak berhadapan dengan hukum. Diantaranya ialah menjadi pelaku kasus kekerasan seksual yang secara umum dapat dikatakan belum memiliki kapabilitas kematangan seksual, kognitif dan sosioemosi berbeda dengan milik orang dewasa. Secara spesifik, tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana proses pembinaan psikologis pada pelaku anak kasus kekerasan seksual, bentuk-bentuk dari pembinaan psikologis dan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses pembinaan psikologis pada anak pelaku kekerasan seksual.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif studi kasus dengan mengkaji proses pembinaan psikologis yang berada di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Blitar Kelas 1. Subjek penelitian ini terdiri dari 2 subjek anak didik, 3 subjek petugas LPKA dan 2 subjek petugas yang bekerjasama dengan LPKA. Peneliti berperan sebagai instrumen utama dalam mengumpulkan dan mengidentifikasikan data dengan melakukan kegiatan pemaparan dan deskripsi terhadap objek penelitian. Empat tahap analisis data yang dilakukan oleh peneliti adalah pengumpulan data, reduksi data, display data dan kesimpulan atau verifikasi. Pengecekan keabsahan data dengan menggunakan validasi responden, mengecek ulang data lapangan dan triangulasi sumber.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pembinaan yang berada di LPKA terdiri dari proses pembinaan administratif berupa tahap orientasi atau masa pengenalan lingkungan terhadap anak didik, kemudian mengikuti tahap pembinaan, selanjutnya tahap percobaan atau asimilasi dan tahap tringulasi atau bebas dari masa pidana. Proses pembinaan psikologis sendiri berupa pendampingan yang dilakukan oleh wali, pembinaan kepribadian dan intervensi psikologis menggunakan pendekatan konseling, training motivasi dan interaksi sosial. Sedangkan pembinaan khusus terhadap pelaku anak tindak pidana kekerasan seksual, pemerkosaan dan sodomi (asussila) dilakukan dengan menggunakan pendekatan konseling kognitif. Program pembinaan dimaksudkan mencegah adanya revisidis terhadap pelaku tindak pidana serta mengarahkan anak didik terhadap orientasi masa depan yang lebih terarah. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses pembinaan ialah sistem program pembinaan, dukungan orang tua, pihak LPKA dan masyarakat sekitar. Sedangkan faktor yang menghambat keberhasilan proses pembinaan ialah gap anak didik, stikma anak didik, keterbatasan anak didik dan keterbatasan petugas.

ENGLISH :

The general public wants children to grow healt, Smart and Cheerful and guaranteed survival and growth. But social reality shows a different phenomenon. Developed and developing countries show a phenomenon where children for various reason must face teh law. Among them are being perpetrators of child sexual violence (ABH). Based on the dynamics of the child does not yet have the capabilities of sexual, cognitive and socioemotion maturity that is owned by adults specifically. The purpose of this study was to be able to find out how the process of psychological guidance on child perpertrators of sexual violence, forms of psychological coaching and factors that can influence the success of the psychological development process on sexual violence child offenders .

This study uses a qualitative research method case study by examiniting the process of psychological coaching in a class I development institution (LPKA). The subject of this study consisted of 2 subjects of students, 2 subjects of LPKA officers and 2 subjects who collaborated with LPKA. The researcher acts as the main instrument in collecting and identifiying data by carrying out the presentation activities and description of the research object. Four stages of data analysis condutected by researchers are data colletion, data rduction data display and conclusions or verification. Checking the validity of the data using the respondents’s validation, checking the field data and tringulasion sources.

The results of the study show that coaching process in LPKA consists of adminitrative stages with 4 stages. The first stage the orientation stage or the introduction of the environment to studentas following the training, the experimental phase or assimilation and the last stage of tringulation or the free period from the criminal. The process of psychological coaching in the form of assistance, personality coaching and psychological intervention using counseling approaches , motivational training and social interaction. Whereas psychological guidance on child offenders sexual violence is carried out with a cognitive counseling approach. Coaching programs are intended to prevent recidism and direct students towards a more directed future orientation. Factors that influence the success the coaching process are gudance program system, support of parents, LPKA officers and the surrounding community. While the factors that hinder the success of the coaching process are the gap of students, the student’s wisdom, the limitations of students and the limitations of the officers.