Aini, Asri Khuril (2019) Penyesuaian diri pada pasangan perjodohan di Kampung Madura Desa Jambearjo Kecamatan Tajinan Kabupaten Malang. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Text (Fulltext)
15410077.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (4MB) |
Abstract
INDONESIA:
Pesatnya perkembangan tekhnologi berpengaruh pada segala aspek kehidupan terutama kehidupan manusia, namun tidak bagi masyarakat Kampung Madura, di zaman modern dan mudah dalam menjalin komunikasi budaya perjodohan masih melekat hingga saat ini. Disisi lain angka perceraian yang terjadi di Indonesia kian tahun meningkat dan Kabupaten Malang menempati peringkat ketiga. Penyebab perceraian yang terjadi beragam, salah satunya yaitu tidak adanya rasa sayang yang tumbuh diantara kedua pasangan karena pasangan tersebut menikah hanya untuk menuruti perintah orang tua sehingga rumah tangga yang di bangun tidak harmonis dan berujung pada perceraian. Namun tidak dengan masyarakat Kampung Madura hampir seluruh masyarakat yang dijodohkan dan menikah mampu mempertahankan kehidupan rumah tangga bahkan tak satupun dari pasangan pernikahan gagal dalam merajut keluarga baru. Artinya sebagian besar masyarakatnya mampu menyesuaikan diri dengan baik. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan proses penyesuaian diri pada pasangan perjodohan.
Penyesuaian diri merupakan proses dimana individu mampu mengkondisikan dirinya dengan lingkungan sekitarnya (Schneiders 1964). Aspek penyesuaian diri meliputi kematangan emosional, kematangan intelektual, kematangan sosial, dan tanggung jawab. Perjodohan merupakan pelegalimitasian antar kedua pihak dengan bingkai kultural, nilai sosial, dan agama (Arroisi 2015).
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. teknik pengumpulan data yaitu menggunakan tekhnik wawancara. Subyek penelitian tersebut dipilih secara purposif (purposive sampling) yaitu dipilih berdasarkan ciri-ciri tertentu yaitu maksimal usia pernikahan satu tahun dan menikah dengan sistem di jodohkan. Penelitian ini melibatkan tiga pasangan suami istri yang menikah dengan sistem perjodohan.
Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa proses penyesuaian diri pada pasangan yang dijodohkan memiliki jangka waktu yang berbeda-beda, dari data dilapangan penyesuaian diri pada pihak mempelai pria lebih singkat berbeda dengan jangka waktu pada mempelai wanita yang membutuhkan waktu cukup lama dalam penyesuaian diri. Proses penyesuaian diri yang terlibat bukan hanya pada kedua belah pihak saja akan tetapi keluarga dan lingkungan juga turut andil dalam proses penyesuaian diri. Pasangan menyesuaikan diri dengan cara tetap menjalin komunikasi yang baik, terbuka, saling menghargai, menjaga perasaan pasangan, menghormati dan berdiskusi untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dan akhirnya pasangan tersebut berhasil menyesuaikan diri dengan baik.
ENGLISH:
Rapid development of technology effect on all aspects of life especially human life, but not for the people of Kampung Jambearjo Village of Madura, in the age of modern and easy paced in cultural communication weaves an arranged marriage is still attached up to this point. On the other hand the divorce rate that occurred in Indonesia increasingly year increase and Malang ranked third. The cause of the divorce is happening, one that is both parties chose to part with the reasons of the absence of a sense of affection that grows between the two couples because the couple got married just to keep parents so households in the wake not harmonious and resulted in divorce. But not with nearly all Madurese Kampong community who was betrothed and married was able to maintain domestic life even none of the couple's marriage failed in knitting a new family. This means that most of the people are able to adapt well. The purpose of this study is to describe the process of adjusting ourselves to the couples matchmaking.
Conformity is the process by which individuals are able to customize itself with the surrounding environment (Schneiders 1964). Aspects of self adjustment includes emotional maturity, intellectual maturity, social maturity, and responsibility. Matchmaking is a pelegalimitasian between the two parties with the cultural frame, social values, and religion (Arroisi 2015).
The method of research used a qualitative research method with the phenomenological approach. the technique of data collection that is using the dwarf in the interview. The research subject is selected by purposif (purposive sampling) that is selected based on certain characteristics, namely a maximum of one-year marriage and is married to the system at jodohkan. This research involves three married couples who married matchmaking system.
The results of this study make it clear that the process of adjusting themselves to the couple that was supposed to have different periods of time, from data in field adaptability on the part of the groom is different with shorter periods of time at the bride that takes quite a long time in the self adjustment. Self adjustment process involved not only on both sides only but family and environment also contribute in the process of adjusting ourselves. The couple adjusting to how to keep good communication, establish an open, mutually cherish, maintain the feeling of a spouse, respecting and having discussions to resolve the problems faced and the pair finally managed to adjusting correctly.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Nuqul, Fathul Lubabin | ||||||
Contributors: |
|
||||||
Keywords: | penyesuaian diri; perjodohan; self adjusment; arranged marriage | ||||||
Departement: | Fakultas Psikologi | ||||||
Depositing User: | Heni Kurnia Ningsih | ||||||
Date Deposited: | 14 May 2020 13:17 | ||||||
Last Modified: | 14 May 2020 13:17 | ||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/15410 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |