Dinamika resiliensi pada narapidana remaja: Studi kasus pada anak didik di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Klas I Blitar

INDONESIA:

Resiliensi merupakan kemampuan seseorang atau individu dalam mempertahankan dirinya ketika berada dalam keadaan-keadaan yang sulit baginya. Penelitian ini bertujuan untuk dapat mengetahui serta mendeskripsikan bagaimana proses dinamika resiliensi yang terjadi pada Anak didik LPKA khususnya pada narapidana tahanan pendamping (Tamping), serta faktor-faktor yang dapat mempengaruhi resiliensi tersebut.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan jenis studi kasus. Pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan metode wawancara mendalam, observasi partisipan, dokumentasi serta tes psikologi dengan responden sebanyak 2 remaja narapidana tamping yang ada di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Blitar.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa proses dinamika resiliensi yang dialami oleh para subjek masing-masing berbeda. Subjek pertama memiliki dinamika resiliensi dengan adanya impuls control yang mempengaruhi regulasi emosinya, dan dengan begitu subjek mampu meraih hal-hal positif dalam hidunya, dan dapat bersifat optimis. Sehingga subjek mampu menganalisis masalahnya dan menghadapi masalah yang menimpanya. Adapun faktor pendukung subjek berupa dukungan sosial, harapan yang tinggi akan pendidikan, kepribadian yang mudah beradaptasi dan mudah begaul, namun subjek memiliki kurangnya religiusitas dan keadaan ekonomi keluarga yang pas-pasan. Sedangkan dinamika resiliensi subjek kedua ditandai dengan adanya rasa optimis yang tinggi kemudian subjek mampu meraih hal-hal positif dalam hidupnya. Dari hal tersebut membuat subjek memiliki pikiran penyebab ia masuk LPKA. Karena subjek merupakan individu yang mudah terpengaruh, kaku dan mudah tersinggung maka hal itu dapat mempengaruhi tentang bagaimana ia dalam mengontrol diri serta emosinya. Adapun faktor pendukung subjek karena adanya dukungan sosial, penyesuaian diri dan harapan pendidikan yang tinggi, namun subjek juga memiliki tingkat religiusitas yang kurang dan pendirian yang tidak kuat.

ENGLISH:

Resilience is the ability of a person or an individual to defend himself when in difficult circumstances for them. This study aims to be able to know and describe how the process of resilience dynamics that occur in LPKA students, especially in prisoners of companion prisoners (Tamping), as well as factors that can affect the resilience.

The method used in this study is qualitative with the type of case study. Data collection was carried out using the deep interview method, participant observation, documentation and psychological tests with respondents as many as 2 teenage prison inmates at the Blitar Children's Special Development Institute.

Based on the results of the study, it can be concluded that the process of the dynamics of resilience experienced by each subject is different. The first subject has a dynamic of resilience with the existence of control impulses that influence the regulation of their emotions, and so the subject is able to achieve positive things in their life and can be optimistic. Therefore, the subject is able to analyze the problem and face the problem that befell it. The supporting factors of the subject are social support, high expectations for education, adaptable and easy personality, but the subject has a lack of religiosity and mediocre family economic conditions. While the dynamics of the second subject resilience is characterized by a high sense of optimism, then the subject is able to achieve positive things in their life. From that case, the subject has a thought that causes them to enter LPKA. Because the subject is an individual who is easily affected, stiff and easily offended, it can affect how he controls himself and his emotions. As for the supporting factors of the subject because of the social support, adjustment and expectations of high education, but the subject also has a lacking level of religiosity and a powerless principle.