Mafaza, Akmalia Fitri (2019) Peran Women’s Crisis Centre (WCC) Kabupaten Nganjuk dalam mendampingi perempuan berhadapan dengan hukum. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
|
Text (Fulltext)
15210048.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (2MB) | Preview |
Abstract
INDONESIA:
Perempuan sering menjadi korban kekerasan. Mereka yang menjadi korban seringkali tidak mendapatkan keadilan dikarenakan rasa malu untuk menyelesaikan perkara pada pihak berwajib. Tingginya angka kasus kekerasan pada perempuan di Kabupaten Nganjuk menjadikan pemerintah perlu pengoptimalkan lembaga yang dapat membantu mendampingi para perempuan korban kekerasan. Pendampingan yang dilakukan disesuaikan dengan dasar hukum Peraturan Mahkamah Agung Nomor 13 Tahun 2017 Tentang Pedoman Mengadili Perempuan Berhadapan Dengan Hukum dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga.
Fokus pembahasan pada penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peran Women’s Crisis Centre (WCC) Kabupaten Nganjuk dalam mendampingi para perempuan korban kekerasan. Permaslahan yang sering terjadi pada perempuan yang mengakibatkan kekerasan hingga faktor penghambat dan pendukung WCC Kabupaten Nganjuk dalam mendampingi perempuan korban kekerasan.
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan deskriptif kualitatif dengan menggunakan data primer sebagai data utamanya. Hal ini dikarenakan jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian empiris atau lapangan yang mengkaji tentang hukum. data primer didabat dari informan yang telah dipilih yaitu dari pengurus lembaga, korban maupun tokoh pengamat. analisis data menggunakan edit dari data dan dokument yang diterima lalu diverfikasi pada pihak terkait sehingga analisis data lebih mudah juga keabsahan data terjamin.
Dapat disimpulkan bahwasanya faktor yang mengakibatkan permasalahan pada perempuan adalah budaya patriarki yang berkembang di masyarakat. faktor kedua adalah kurangnya kesadaran gender dalam masyarakat. sehingga keadilan masih tumpang tindih. Mengenai peran WCC Kabupaten Nganjuk dalam mendampingi perempuan berhadapan dengan hukum tidak selalu diselesaikan berbentuk dua macam yaitu di pengadilan dengan ranah bantuan advokasi beracara dan dilakukan diluar persidangan. Pendampingan beberntuk penguatan pada korban, menggunakan shalter, konsultasi hukum, konseling dan penguatan keagamaan. Faktor penghambat pelaksanaan pendampingan terjadi karena beberapa korban pasif untuk menyelesaikan masalahnya. Minimnya dana juga faktor usia para pengurus menjadikan pendampingan belum mencapai pelosok daerah. Faktor pendukung pelaksanaan pendampingan menjadi lebih mudah yaitu kerjasama antar lembaga. Usia pengurus dan pengalaman yang banyak.
ENGLISH:
Women are often becoming victims of violence. Those who become victims often do not get justice due to the shame to solve the caseses with the authorities. The huge number of violence cases towards women in Nganjuk makes the government need to optimize the institutions that can accompany women victims of violence. Mentoring is adjusted to the legal basis of Peraturan Mahkamah Agung Number 13 of 2017 concerning Guidelines for Judging Women Faced with Laws and Undang-Undang Number 23 of 2004 concerning the Elimination of Domestic Violence.
The focus of the discussion in this study is to describe the role of Nganjuk Women's Crisis Center (WCC) in assisting women victims of violence. The cases often occur in women that effect the violence up to the inhibiting and supporting factors of WCC Nganjuk in assisting women victims of violence.
The method of this study is qualitative descriptive approach method using primary data as the main data. This is called so because the type of this research is empirical research or field study which examines the law. The primary data was taken from informants who have been selected from the management of the institution, the victim and the observer. Data analysis is conducted using selected appropriate data and documents which was accepted, then it was verified on related parties so that the data analysis can be easier as well as data validity is guaranteed.
It can be concluded that the factors of the cases for women are the patriarchal culture develops in society. the second factor is the lack of gender awareness in society, it causes overlapping in justice. Regarding the role of WCC in Nganjuk to assist women in dealing with the law, it is not always dealing with two ways, firstly it is conducted by the advocacy in jurisdiction and another way is conducted outside the jurisdiction. Mentoring in order to strengthen the victims are using shalter, legal consultation, counseling and religious strengthening. The inhibiting factor for the implementation of assistance occurs because some victims are passive to solve their problems. The factor of financial and age of the administrators causes mentoring cannot reach certain remote areas. Besides, the supporting factors for assisting is becoming much more easier in terms of cooperation among institutions, the age of administrators and the experiences.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Hamidah, Tutik | ||||||
Contributors: |
|
||||||
Keywords: | WCC; pendampingan perempuan; perempuan berhadapan hukum; WCC; women assisting; women with the cases | ||||||
Departement: | Fakultas Syariah > Jurusan al-Ahwal al-Syakhshiyyah | ||||||
Depositing User: | Heni Kurnia Ningsih | ||||||
Date Deposited: | 11 Mar 2020 15:01 | ||||||
Last Modified: | 11 Mar 2020 15:01 | ||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/14879 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |