The divorce causes of couples with 30 years marriage period or more in the view of judges at Mojokerto religious court

ENGLISH:

For couples who have lived together for more than 30 years, feeling sad and happy together, and accepting weaknesses of each partner, are their habit in daily life. But if problems arise within their household, and they chose divorce as the best solution for their problems, this is a very unfortunate thing. Not to mention that couples in midlife adulthood are tend to more mature in personality and have emotional stability. Moreover in that midlife period, men can go through a decline in testosterone production, and woman are in perimenopause period, which can affect libido, moods and sexual performance. They are also regarded having a gradual physical decline.

In this thesis, the research questions are (1) What are the factors causing divorce of couples with 30 years marriage period or more in the view of judges at Mojokerto Religious Court? And (2) what are the judges’ considerations in judging divorce of couples with 30 years marriage period or more?

The type of research used in this thesis is a field research (empirical research) and the approach is a qualitative approach. The author uses two methods of data collecting those are interview and documentation.

In result, the judges’ says there are no differences in divorce causes of new-wed couples or couples who have lived together for 30 years or more. But there are some divorce causes that directly stated by the judges’, those are (1) financial problems, (2) infidelity, (3) boredom, (4) irresponsibility of their children, (5) emotionally disconnected, (6) failure of the husband to lead his family, (7) domestic violence, (8) major changes in priorities, (9) And unresolved conflict. And none become the prime consideration, and nothing taken into account in judging this type of divorce case unless the facts and the proof which the spouses brought.

INDONESIA:

Bagi pasangan yangtelah hidup bersama selama 30 tahun atau lebih, merakasan duka dan senang, dan saling menerima kelemahan masing-masing, adalah keseharian mereka. Tapi jika masalah muncul dalam kehidupan ruamh tangga mereka dan pada akhirnya mereka memilih perceraian sebagai solusi terbaik atas masalah mereka, hal itu sangat disayangkan. Apalagi pasangan pada masa kedewasaan tengah cenderung lebih bersikap dewasa dan memiliki kestabilan emosi. Terlebih lagi dalam masa kedewasaan tenagah tersebut, laki-laki dapat mengalami penurunan produksi testosterone dan perempuan sedang dalam masa pra-menopause. Mereka berdua juga memiliki penurunan daya fisik.

Dalam skripsi ini, rumusan masalahnya adalah (1) apa penyebab percerain pada pasangan dengan 30 tahun masa perkawinan atau lebih menurut pandangan hakim? Dan (2) apa pertimbangan hakim dalam memutus perkara perceraian pada pasangan dengan masa perkawinan 30 tahun atau lebih?

Jenis penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah penelitian lapangan atau penelitian empiris dan pendekatan yang dipakai adalah pendekatan kualitatif. Penulis menggunakan dua metode pengumpulan data, yatiu wawancara dan dokumentasi.

Sebagai hasil dalam skripsi ini, hakim mengatakan bahwasannya tidak ada perbedaan dalam hal pernyebab perceraian, entah itu pasangan yang baru menikah atau yang sudah tinggal bersama selama 30 tahun atau lebih. Akan tetapi ada beberapa penybab yang disebutkan langsung oleh para hakim, yaitu: (1) Masalah keuangan, (2) ketidaksetiaan, (3) kebosanan, (4) anak yang itdak bertanggungjawab, (5) terpisah secara emosional, (6) kegagalan suami untuk memimpin keluarganya, (7) kekerasan dalam rumah tangga (8) perubahan yang besara dalam hal prioritas, (9) dan konflik yang tak kunjung selesai. Dan tiada hal yang menjadi pertimbangan dalam memutus perkara cerai seperti ini, kecuali kenyataan beserta bukti-bukti yang diberikan oleh para pihak